Bab 38

307 30 3
                                    

'Mengapa hingga saat ini aku selalu terluka ketika mencintai seseorang? Apa memang kisah cintaku seperih ini?

*********

Mentari perlahan mulai tenggelam, hari mulai sore. Ara dan Egi masih ada di Taman Belakang Rumah Sakit yang sudah mulai sepi. "Ternyata Kak Egi itu bukan nungguin temen yang sakit, tapi nungguin mantan pacar." sindir Ara seraya bersedekap. Ia menahan dirinya agar tak terlihat lemah dihadapan Egi. Ia berusaha untuk tegar.

"Apa maksud kamu bicara kaya gitu?" protes Egi merasa tak nyaman mendengar ucapan Ara.

"Bener kan? Fani itu mantan terindah Kak Egi, makannya Kak Egi rela nungguin Fani seharian di Rumah Sakit dan satu lagi Kak Egi rela izin pulang dari sekolah dan ngebuat Ara nunggu Kak Egi berjam-jam sampai akhirnya Ara sakit." Ara duduk dikursi yang ada dibelakangnya. Rasanya kakinya sudah lemas. Mengucapkan kalimat  itu rasanya terasa sulit. Egi merasa heran dan terkejut dengan akhir dari perkataan Ara. Ia kembali mengingatdan terdiam sejenak. Egi meraih tangan Ara, Ia ingat bahwa Ia lupa dengan janjinya pada Ara dihari itu saat pulang sekolah.

"Ra, gue minta maaf. Gue bener-bener lupa. Gue panik saat gue tahu Fani telfon gue minta tolong dan akhirnya dia pingsan. Gue bener-bener lupa dan minta maaf." jelas Kak Egi memohon maaf dari Ara. Bagaimana mungkin Ia bisa lupa, sedangkan Ia sendiri yang membuat janji itu. Dan saking lupanya Ia rela mengorbankan kekasihnya demi orang yang ada dimasa lalunya.

"Apa Fani masih terlalu penting untuk Kak Egi?" tanya Ara dengan suara yang lemah. Egi menggelengkan kepalanya pelan. Pertanyaan Ara benar-benar membuat Ia bingung apa yang harus dikatakannya.

"Ra, plis maafin gue. Gue gak akan ulangi lagi kesalahan gue. Padahal sebenernya Fani itu ingin dirawat Alif Ra, dia sangat mencintai Alif, cuma masalahnya gue belum ada waktu untuk ketemu Alif dan menyampaikan keinginan Fani, karna gak mungkin gue ninggalin Fani sendirian dalam keadaan gini. Dan ponsel gue, gue silent sampai akhirnya lowbat."

"Gue minta maaf Ra," jelas Kak Egi sangat terlihat bahwa apa yang diucapkannya adalah berasal dari hati dan tulus adanya. Walaupun Ara bukan penafsir mimik wajah. Namun nalurinya mengatakan bahwa Egi layak diberi kesempatan. Dan mereka harus memperbaiki hubungannya.

"Okey, kali ini Ara maafin." Egi senyum sumringah, rasanya lega dan senang.

"Makasih sayang," ucap Egi lalu meraih badan Ara, rasanya Ia ingin memeluk wanita yang ada dihadapannya. Ara menepis lengan Egi. Malah Ia melangkah satu langkah menjauh dari Egi. Egi mengernyit heran. "Kenapa?" tanya Egi.

"Ara gak ngerti kenapa hubungan kita jadi banyak masalah, padahal anniversarry kita gak lama lagi. Ara gak tahu apa Ara kuat untuk bertahan atau nggak." ucapan Ara seakan-akan Ia menyerah dengan masalah dalam hubungannya.

Jujur saja, mungkin hatinya sudah merasa lelah menghadapi masalah. Ia juga sudah tak bisa menerima luka lagi dan lagi.

"Kamu harus bertahan!" Egi meyakinkan Ara untuk tetap bertahan dan berjuang dengan dirinya.

"Iya," balas Ara lalu tersenyum. Mereka berdua kini sudah memperbaiki perselisihan yang kini meretak. Ara dan Kak Egi kembali masuk ke dalam Rumah Sakit dengan wajah yang sama-sama terlihat bahagia. Mereka masuk ke dalam Ruang Rawat Fani dan melihat Alif yang sedang bercanda ria dengan Fani serta tangan mereka yang saling menggenggam.

Alur Kehidupan [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang