Bab 26

544 41 6
                                    

'Sampai kapan hati harus berdamai dengan hinaan?'

********

Ara memandangi langit yang cerah, biru dan putih saling bercampur. Riuh angin yang melintas memainkan rambutnya. Ia duduk di kursi di depan rumahnya dengan santai. Ia sangat menikmati udara pagi yang belum tercemar dengan udara-udara kotor.

Alif yang baru selesai mencuci mukanya langsung mencari-cari sosok perempuan dan menghampirinya keluar. "Woyy ngelamun mulu! Ntar kesambet lagi." resek Alif membuat Ara menyadari kehadirannya yang mengganggu ketenangan.

"Apaan sih lo?" cetus Ara kesal. Ia menyentakkan kakinya berdiri dengan bibir yang maju beberapa senti.

"Gak dapet ketenangan gue deket lo!"

"Gue juga, bawaannya kesel mulu kalo deket lo." goda Alif mendekatkan bibirnya dan mengucapkannya tepat disamping telinga Ara.

"Panas bisikan lo!" kesal Ara, pergi ke dalam dan menuju Ruang Keluarga. Ia mencari-cari remote tv, Namun Ia tak berhasil menemukannya.

"Aliffffffff." teriak Ara membuat gendang telinga Alif mendengung, suaranya yang nyaring hanya bisa melukai gendang telinga seseorang.

Alif menghampiri Ara dengan wajah yang ganas, Ia kesal pada sepupunya terbawel itu yang hanya bisa membuat gendang telinganya sakit.

"Apaan sih lo?"

"Lo sembunyiin dimana remote tv?" Ara menyolot.

"Nihhh!" Alif menyodorkan remote tv yang Ia selipkan disamping kursi. Itu adalah kebiasaannya.

"Kalo nyari tuh pake mata, bukan pake bibir!" tukas Alif kemudian meninggalkan Ara.

Kejadian kemarin sudah dilupakan Ara , karna Ia tak sanggup harus mengingatnya. Pertengkaran bukanlah hal yang disukainya.

*********

Egi duduk diatas kasur yang dilapisi selimut biru muda yang membuat kamarnya menjadi lebih berwarna. Sudut bibirnya masih terluka sedikit. Rasa sakit dan denyutannya masih terasa. Karna dua tonjokan sudah dirasakan dipipinya.

Hari ini Ia harus mengantar Mamanya pergi ke Rumah Sakit menengok Tantenya yang ada di Bekasi dan saat ini sedang jatuh sakit.

Ia bertujuan mengabari Ara terlebih dahulu, agar Ia tak khawatir jika seharian penuh Egi tak bisa mengabarinya.

Ra, gue mau anter Mama ke Rumah Sakit di Bekasi nengok Tante gue. Jadi gue gabisa ngabarin. Sorry.

Jaga hati lo buat gue..

Pesan itu dibaca oleh Ara dengan segera, Ia membacanya dengan seksama. Ia sangat penasaran sakit apa sakit yang saat ini menimpa Tante Egi. Dengan rasa penasaran Ara membalas pesan tersebut.

Emangnya Tantenya Kak Egi sakit apa?

Ara menunggu balasan Egi beberapa detik dan beberapa menit, biasanya lelaki itu selalu membalas cepat pesannya. Tapi saat ini sangat begitu lama. Ara menenangkan hatinya, Ia mencoba berfikiran positif mungkin saat ini Egi sedang dalam perjalanan. Ara hanya ingin mencoba mengerti posisi Egi saat ini. Lagian hubungannya kemarin juga sudah membaik dengan Egi, tanpa ada kesalahpahaman.

Alur Kehidupan [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang