Bab 51

242 25 1
                                    

'Baru saja kamu berusaha mencintaiku, kamu sudah menorehkan luka yang begitu dalam dihatiku.'

**********

Sudah waktunya pulang sekolah, dan bahkan Egi sudah menunggu Ara sejak 20 menit yang lalu didepan gerbang. Egipun sudah menghubungi Ara belasan kali namun tak ada jawaban. Chat pun tidak ada balasan, bahkan untuk dibaca saja pun tidak. Firasat Egi memang tak enak, tapi dia mencoba berpikiran positif, mungkin Ara terlalu senang menonton pertandingan, atau ponselnya Ia silent jadi tidak menimbulkan suara jika ada notif.

Cindy berjalan dengan teman-temannya keluar gerbang. "Eh Kak Egi?" sapa Cindy dengan senyumnya yang memperlihatkan giginya yang putih.

"Ara mana?" tanya Kak Egi.

"Yaampun, Kak Egi belum tahu ya. Tadi Ara jatuh didepan kelas terus dia pingsan. Langsung Angga anterin pulang tuh ke rumahnya." ucap Cindy menjelaskan apa yang terjadi pada Ara tadi. Egi tersontak kaget, ternyata firasatnya benar. Ada sesuatu yang menimpa Ara. "Okey makasih," jawab Egi langsung pergi dan melakukan motornya dengan kecepatan diatas rata-rata. Cindy menggelengkan kepalanya. Ia memaklumi keadaan Egi yang khawatir pada kekasihnya, itu adalah hal yang wajar.

********

Angga memutuskan sepulang sekolah untuk berkunjung ke rumah Rina. Ia ingin memberitahukan berita baik pada Rina. Mungkin Rina akan bangga pada kekasihnya.

Angga sudah ada didepan rumah Rina, membawa 2 kantung kresek yang berisi baso tahu kesukaan Rina dan es campur. Semenjak Angga mengambil keputusan untuk menjadi kekasih Rina dia selalu berusaha menjadi seseorang yang tahu segala hal tentang Rina, agar Rina merasa bahwa Angga benar-benar mencintainya.

Angga memijit bel rumah Rina. Pintu terbuka, bibi yang membukakan pintu dan mempersilahkan Angga untuk masuk. Setelah diizinkan masuk Angga menuju ke kamar Rina. Rina sedang duduk bersandar dengan bantalnya diatas kasur nya. "Sayang nih aku bawa apa, btw aku juga bawa kabar gembira loh." ucap Angga dengan ceria. Ia ingin berbagi kebahagiaan kepada Rina. Namun perkiraannya salah, Ia kira Ia dapat melihat senyuman Rina yang menunggunya saat Ia datang. Angga duduk menghampiri Rina, namun Rina menjauh darinya, sepasang matanya malah berpaling. "Kamu kenapa?" tanya Angga heran. Ia membutuhkan penjelasan dari sikap Rina yang tiba-tiba acuh seperti ini.

Rina menatap Angga nanar "Kamu masih tanya aku kenapa?" tanyanya sedikit keras dan seakan membentak. Angga semakin tak mengerti.

"Mending kamu jelasin deh, jangan gampang marah-marah kaya gini!"

"Marah-marah? Wajar dong aku marah. Dari tadi aku nungguin kamu, aku hubungi kamu tapi gak ada jawaban. Dan dari tadi aku muntah-muntah. Aku kepikiran kamu terus. Eh tau-taunya kamu malah enak-enakan yah bermesraan sama Ara. Aku kecewa sama kamu Ga." jelas Rina dengan kemarahan dan kecemburuannya, kini air mata sudah menetes dari matanya.

"Kamu kok gitu sih ngomongnya?" ketus Angga sedikit menyolot. Rina mengambil ponselnya, Ia memperlihatkan kepada Angga fotonya yang sedang menggendong Ara, dengan mata Ara yang menatap lembut Angga, itu adalah kejadian tadi disekolah.  Dengan sontak Angga merasa terkejut dengan apa yang baru saja Ia lihat.

"Kenapa? Kaget? Takut ketahuan selingkuh?  Mending sekarang kamu pergi dari sini! Aku gak mau lihat kamu!" bentak Rina dengan suaranya yang parau. Dan air mata yang terus mengalir dipipinya. Ia mengusir Angga dari rumahnya. Kata-katanya sangat tajam.

"Rin, gue capek-capek datang kesini dengan badan gue yang bau keringat, dan tubuh gue yang bener-bener udah lelah. Dan lo percaya gitu aja sama seseorang yang ngirim foto itu? Dan lo gak mau denger penjelasan gue? " jawab Angga melawan Rin dan balas membentaknya. Egonya Angga sedang tinggi, mungkin karna dia kelelahan sehingga dia tidak bisa menyabarkan dirinya. Ucapan Angga hanya dibalas dengan isakan tangis Rina, tangan Rina menutupi telinganya, seakan tak mau mendengar penjelasan Angga.

Alur Kehidupan [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang