Bab 27

502 38 2
                                    

'Mohon maaf Angga Putra Raditya stok senyum Nara Putri Suherman sudah habis. Terimakasih.'

**********

Bel telah berbunyi, menandakan waktu istirahat tiba. Ara memutuskan untuk tidak pergi ke kantin, dia tidak merasa lapar dan tidak ada mood sama sekali untuk pergi ke tempat yang ramai. Ia hanya ingin menenangkan dirinya sendiri dikelas yang sunyi, sepi bagai malam yang menenangkan.

Cindy yang sedari tadi memperhatikan Ara karna Ia adalah teman sebangkunya. Semenjak Ara berselisih dengan Rina, Cindy menggantikan tempat duduk Rina.

"Ra, katanya Kak Egi itu izin ya?" Ucap Cindy, Ia baru saja mendapatkan informasi mengenai Egi yang tidak sekolah.

Ara yang sedari tadi diam, akhirnya mengeluarkan suara dan menjawab ucapan Cindy. "Gak tau." ketus Ara singkat.

"Ra, udahlah kamu jangan gini mulu." Cindy mencoba untuk menenangkan Ara. Dan Ia juga sudah tau dari Angga, apa masalah yang dihadapi Ara. Cindy merasa kasihan. Apalagi Rina yang acuh dengan apa yang terjadi pada Ara saat ini.

Istirahat telah berlalu, jam pelajaran terakhir sudah usai. Bel pulang telah berbunyi semua siswa telah berpulang ke rumahnya masing-masing. Begitu pula dengan Ara, dengan mata sembab karna sepanjang tadi di sekolah Ia terus bersedih. Tak masalah baginya semua orang menghinanya, tapi tidak dengan menghina kedua orang tuanya dan mencaci maki keduanya. Itu merupakan hal yang benar-benar tak bisa Ara terima.

Ara turun dari motor yang Angga kendarai, Orang tersebut memaksa agar Ia mau diantarnya pulang. Ia khawatir dengan keadaan Ara saat ini. Mana mungkin Ia tega membiarkan wanita yang Ia cintai untuk pulang ke rumahnya sendirian dalam keadaan hatinya yang berkecamuk. Biasanya Egi yang selalu ada untuk Ara, setiap saat setiap waktu menjaga dan melindungi Ara, tapi hari ini takdir memberi kesempatan untuk Angga memperbaiki semuanya.

"Makasih," ucap Ara lesu setelah turun dari motor Angga.

Angga belum memberikan balasan ucapan apapun, Ia melebarkan sudut bibir Ara dengan paksa secara lembut, agar senyum tipis terulas dibibirnya.

"Apaan sih?" kesal Ara bibirnya cemberut dan menghentakkan jari jemari Angga.

"Ya gue ingin lo senyum untuk dunia." cetus Angga tersenyum tipis, giginya putih berseri yang membuat ketampanannya begitu nampak terlihat.

"Orang lagi sedih, dipaksa senyum. Gimana sih." protes Ara memalingkan wajahnya.

"Yaudahh kalo lo gak mau senyum untuk dunia, setidaknya lo senyum untuk seorang Angga Putra Raditya deh." usul Angga, Ia hanya ingin wanita itu senyum agar Ia yakin keadaannya baik-baik saja. Dan membuat Ia tenang untuk meninggalkannya.

"Mohon maaf Angga Putra Raditya stok senyum Nara Putri Suherman sudah habis. Terimakasih." Ara memperjelas ucapannya, bak seperti seseorang yang sedang mengumumkan sesuatu. Ara meninggalkan Angga begitu saja diluar. Dan Angga menggelengkan kepalanya kecil. Tingkah Ara yang seperti itu selalu membuatnya semakin jatuh cinta kepadanya.

Jam berjalan begitu sangat cepat, Ara terdiam sendiri dikesunyian dalam rumahnya. Dikamarnya Ia memandangi dan memeluk foto keluarganya dan air mata terus membanjiri pipinya.

"Ara benci semua ini. Kenapa masalah di hidup Ara gak pernah selesai?" teriak Ara keras, semua kekesalan terbendung disana.

Alur Kehidupan [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang