'Hidup itu berliku-liku seperti roda yang berputar. Ada kalanya dibawah dan ada kalanya diatas.'
*********
Angga terus mencari-cari orang yang Ia cari. Ternyata sekolah ini luas. Ia melihat sosok perempuan yang sudah menggigil disana. Ia tepat dihadapan kelas XII IPA 1, ya tepatnya kelas Egi. Angga tersenyum lega, Ia segera berlari menghampiri Ara.
"Ra?" teriaknya dari kejauhan. Ara menoleh dan bangkit dari duduknya. "Angga?"
Kini Angga sudah ada dihadapannya. Dengan gerakan refleks Angga memeluk Ara, saking khawatirnya gerakan itu tiba-tiba muncul diantara mereka berdua. Kini mereka berpelukan ditengah kesunyian sekolah dan ditengah hujan yang turun dan semakin deras.
Angga membawa Ara keluar dari lingkungan sekolah. Berjalan pelan menuju gerbang. Badan Ara sudah sangat menggigil. Tubuhnya sangat dingin, seragamnyapun basah.
"Astaghfirullahaladzim." ujar Pak Arman terkejut melihat keadaan Ara.
"Neng Nara teu kunanaon?" tanya Pak Arman panik memegang tubuh Ara dan masih dalam logat sundanya . Ara menggeleng pelan.
"Ya sudah pak, kami pamit dulu." pamit Angga.
Angga membawa Ara menuju motornya. Dan membawa Ara pulang. Diperjalanan Ara memberitahu bahwa Ia saat ini sedang menginap dirumah Kak Shelly. Jadi jangan antar Ia pulang ke rumahnya. Ara memeluk tubuh Angga dan bersandar dipunggungnya, sebelah tangan Angga memegang kedua tangan Ara yang melingkar ditubuhnya. Karna Ia takut Ara terjatuh karena lemas.
Di halaman rumah, Kak Shelly dan Kak Zaky sudah berdiri menunggu, mereka benar-benar khawatir pada Ara. Hari pertama Ara menginap disana, sudah sangat cukup membuat penghuni rumah itu cemas.
"Ara?" teriak Kak Shelly panik saat melihat Ara diturunkan dari motor Angga. Angga memboyong Ara untuk berjalan pelan. Semua badannya basah kuyup.
"Ara gapapa kok," ucap Ara dengan suara parau. Bibirnya pucat pasi, tubuhnya menggigil.
"Gapapa gimana?" saking khawatirnya Kak Shelly tidak dapat mengontrol emosinya.
"Udah, bawa Ara ke dalam!" suruh Kak Zaky. Kak Shelly menurut dan membawa Ara ke dalam rumah, mengantar Ara ke kamar untuk membersihkan badannya dan menghangatkan tubuhnya.
Saat Ini Angga sedang bersama dengan Kak Zaky.
"Sebaiknya kamu pulang, hari sudah mulai malam. Badan kamu juga basah." ucap Kak Zaky.
Angga mengangguk, bagaimanapun juga ucapan Kak Zaky ada benarnya juga.
"Baik Kak, saya titip Ara."
"Kamu tenang saja. Ara adalah adik saya, Terimakasih karna kamu sudah mengantarkan Ara." ucap Kak Zaky pada Angga seraya menepuk bahu Angga pelan. Bagaimanapun juga Kak Zaky dan Kak Shelly sudah menikah selama 9 tahun dan selama itu pula Ara menjadi adik Kak Zaky. Tak akan mungkin selama 9 tahun mereka tak beranggapan sebagai keluarga. Kak Zaky pun mengerti bagaimana keluarga Ara. Keluarganya yang sudah diberi ujian tentu membutuhkan kasih sayang dari orang-orang terdekat untuk bangkit kembali dari kerapuhan hidupnya.
Maka dari itu, selama Kak Zaky menikah dengan Kak Shelly, Ia pun berkewajiban menjaga dan melindungi Keluarganya, yaitu Ara dan Mama Arin. Kak Zaky menyayangi Ara selayaknya Ia adalah adik kandungnya sendiri.
"Baik Kak," ucap Angga lalu pamit dan pulang.
Kak Shelly membawakan bubur hangat yang baru saja Ia buat. Tidak hanya itu Ia juga membawakan susu, air hangat dan obat, agar tubuh Ara kebal dan tidak mudah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alur Kehidupan [REVISI]
Novela JuvenilJalan cerita kehidupan yang berliku Takdir kehidupan seseorang tak pernah bisa ditentukan oleh seseorang itu sendiri. Pasti ada yang berkuasa diatasnya. Dan Alur kehidupanku sudah ditentukan oleh Sang Maha Pencipta, aku hanya dapat menjalaninya dan...