Bab 43

320 30 5
                                    

'Rasa kehilangan itu terasa dan rasanya sangatlah dalam'

*********

Ara sedang menonton televisi sendiri di Ruang Tengah. Kak Shelly dan Kak Zaky belum pulang sampai saat ini. Bahkan sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore. Tak akan lama lagi langit yang cerah kini meredup. Dan sedangkan rumah orang tua Kak Zaky kan lumayan jauh dari sini.

Ara merasa kesepian. Hal yang Ia benci ketika berada dirumah adalah sendiri dan merasa kesepian ditengah kesunyian. Perasaan takut kini muncul dibenak Ara.

Suara klakson terdengar jelas dari halaman rumah. Ara segera berlari kecil menuju pintu untuk melihat siapa orang yang datang. Ia hanya berharap semoga yang datang adalah Kakaknya.

"Angga?" sapa Ara kaget melihat keberadaan Angga yang kini sudah ada dihadapannya.

"Ra?" sapa Angga balik kepada Ara. Angga masuk lalu duduk begitu saja, melewati Ara yang ada dihadapannya. Ia hanya menatap Ara sekilas lalu melewatinya. Ara menatap Angga datar. Bagaimana bisa Angga datang sendirian sore-sore seperti ini. Dan wajahnya sangat serius untuk membicarakan sesuatu.

Kini Ara menatap Angga heran, ia tak menutup pintu. Pintu tetap terbuka lebar. Ara beranjak ke dapur untuk membawa minum lalu menyimpannya di meja. Angga masih menatap Ara datar. Tatapannya tak memiliki arti apapun.

"Kenapa sih?" tanya Ara sinis, merasa tak nyaman dengan sikap Angga yang aneh.

"Gue mau bicara sesuatu sama lo." ucap Angga membuka pembicaraan. Dan akan menjawab semua pertanyaan Ara. "Bicara apa?" tanya Ara kembali. Angga jarang sekali seperti ini. Membuat Ara penasaran.

Angga meraih tangan Ara, lalu menggenggamnya. Ara menatap genggaman tangan mereka. Jujur saja hatinya sedikit berdebar karna semenjak Ara tahu jika Angga mencintainya, kini perasaannya berbeda pada Angga.

Ara hanya duduk terdiam, dan saat ini mereka saling menatap. "Gue cinta sama lo dan lo punya tempat khusus dihati gue. Tapi gue yakin kita gak akan pernah bisa bersatu Ra, karna bagi lo gue cuma sebatas sahabat. Dan saat ini gue ingin buka lembaran baru. Dan membalas cinta seseorang yang tulus mencintai Gue." tutur Angga seraya menatap Ara lembut. Ucapannya benar-benar serius, tak ada unsur bercanda sedikitpun disana.

Ara masih terdiam, disatu sisi Ia bahagia karna Angga perlahan-lahan akan melupakannya. Angga dapat menemukan kebahagiaan dan menemukan seseorang yang dapat memberikan kebahagiaan padanya. Namun disisi lain, Ara merasa sangat takut kehilangan Angga. Jika Angga memiliki kekasih, apa Angga akan mengabaikan Ara? Dan bisa jadi Angga tak akan lagi selalu ada untuknya. Apa kekasih Angga dapat memaklumi kedekatannya dengan Ara?

Ara bingung, apa yang harus Ia katakan. Sejujurnya saat ini perasaannya teramat sangat bimbang. "Lo berhak bahagia Ga," balas Ara pelan.

"Gue mau bilang, kalo sekarang gue pacaran sama Rina." ucap Angga seketika membuat orang yang ada disampingnya terkejut. Secepat inikah Angga mencintai Rina? Lalu bagaimana dengan sikap Angga yang kemarin yang tak suka pada sikap Rina yang selalu menghina Ara?

"Oh, selamat ya." jawab Ara singkat rasanya sedikit gugup. Entah apa yang dirasakannya saat ini, entah bahagia dan entah terluka.

"Gue ingin belajar mencintai Rina, karna gue tahu cinta Rina ke gue itu lebih besar dari cinta gue ke lo Ra." jelas Angga kembali, tangannya masih menggenggam tangan Ara. Ara hanya terdiam dan tertunduk menatap genggaman tangan mereka.

Alur Kehidupan [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang