Hari yang ditunggu-tunggu oleh para siswa dan siswi SMA Taruna Bangsa kini telah tiba. Setiap kelas akan melaksanakan Ujian Praktek di Lapangan, dengan ditonton oleh semua siswa disetiap kelas.
Ara yang sudah siap dengan gaun putih panjang yang menempel ditubuhnya, mahkota putih yang cantik yang menghiasi rambutnya, dan sepatu kaca yang terpasang dikakinya. Hari ini Ia layaknya sebagai Putri di Istana Kerajaan.
Ara memandangi wajahnya dikaca. "Plis, rasanya sulit banget buat ngatain itu. Kak Egi pasti nonton." kekhawatiran Ara semakin tak karuan.
Kelompok Ara sudah dipanggil pembawa acara untuk memulai drama musikal didepan. Semua siswa bersorak ria, ingin melihat drama yang dibawakan oleh setiap kelompok masing-masing.
Drama musikal berlangsung, Ara melirik sekian banyak penonton, dan Ia menatap satu orang yang Ia cari. Tak jauh jaraknya, Egi ada didepannya. Ara semakin merasa tak mampu menjalankan dramanya dengan baik.
Adegan yang ditunggu-tunggu dimulai.
"Aku mencintaimu putri, maukah kau menjadi istriku. Menjadi ratu dikerajaanku?" ucap Angga yang bertekuk lutut dihadapan Ara. Ini memang hanya drama, namun peran Angga begitu sangat dalam dan membuat semua penonton yang menyaksikan menjadi baper dan terbawa suasana.
Ara mencoba menenangkan dirinya, Ia bernafas berat. "Akupun mencintaimu Pangeran. Aku mau menjadi istrimu dan aku mau menjadi ratu dikerajaanmu." jawab Ara dengan sedikit gugup, sudut matanya melirik Egi, keadaan Egi masih baik-baik saja. Tak terlihat perasaan cemburu disana.
"Andai aja ini nyata Ra, gue pasti seneng banget." batin Angga.
Pangeran Angga mendekati wajah Putri Ara, dan berniat akan mencium keningnya dan Putri menghindar dan berlari. Namun kaki Putri tersandung, Putri terjatuh dan keningnya terbentur ke lantai. Dengan sontak Pangeran Angga menggendong Putri dan membawanya ke belakang panggung.
Peran yang dimainkan Ara dan Angga mengundang pujian yang baik dari para penonton, semua penonton sorak karena merasa puas dengan penampilan mereka. Namun Egi? Saat melihat Angga yang hampir mencium Ara, wajah Egi memerah. Dan saat melihat Angga yang menggendong Ara, Egi beranjak pergi dalam keadaan marah.
Drama yang ditampilkan Kelompok Ara sudah selesai. Tanpa kata apapun pada teman-temannya Ara langsung meninggalkan mereka dan mencari-cari Egi.
Ara berlari dengan mengangkat gaun yang panjang, Ia melirik setiap koridor. Tiba-tiba matanya terfokus pada seseorang yang sedang duduk sendiri dikursi Taman belakang sekolah. Ara berjalan pelan menghampiri Egi.
"Kak?" lirih Ara. Ia duduk disamping Egi.
"Ngapain kesini? Beresin aja dulu dramanya." Jawab Egi dengan sinis.
Ara meraih tangan Egi dan menggenggamnya. "Jangan kaya gini dong Kak, tadi kan cuma peran. Dihati Ara cuma ada Kak Egi, gak ada yang lain."
"Peran kok berlebihan. Kan gak usah hampir dicium dan digendong gitu juga. Sekalian aja cium beneran." Jawaban Egi semakin sinis. Bahkan Egi melepaskan genggaman tangan Ara dan menghindari tatapan kekasihnya. Ucapannya memperjelas semuanya, Egi seperti ini karna peran itu.
"Kak," lirih Ara. Jujur Ia merasa sulit untuk meyakinkan Egi kali ini. Ara baru melihat Egi semarah ini padanya.
Seseorang tiba-tiba datang.
"Tau bakal kaya gitu, yaudah gue bakal cium beneran aja Ara." ketus Angga sembari bersedekap.
Ara menatap tajam Angga. Ia bangkit dari duduknya dan tangannya melayang menampar Angga. "Gila lo!" Angga memegang pipinya yang terasa perih karna tamparan Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alur Kehidupan [REVISI]
Fiksi RemajaJalan cerita kehidupan yang berliku Takdir kehidupan seseorang tak pernah bisa ditentukan oleh seseorang itu sendiri. Pasti ada yang berkuasa diatasnya. Dan Alur kehidupanku sudah ditentukan oleh Sang Maha Pencipta, aku hanya dapat menjalaninya dan...