Bab 56

230 25 9
                                        

'Sinis amat mba, ramah dikit gak bisa ya? Nanti cantiknya ilang.'

**********

Egi sudah berada di UKS. Ia setia menunggu Ara sadar dari pingsannya. Menurut seseorang yang memeriksa Ara. Ara hanya kelelahan dan perutnya perih hanya karna Ia masuk angin dan maagnya kambuh. Belum lagi Ia menangis terus menerus, itu penyebab Ia pingsan dan lemah.

Egi memandangi wajah Ara. Ia merasa begitu sangat merindukan sosok wanita yang selalu ada untuknya, menjadi penghibur bagi dirinya dikala Ia bersedih. Tapi sekarang? Hanya karna kesibukan Egi, Ia tak bisa mengatur waktu walaupun hanya sebentar saja untuk menemui Ara atau bahkan memberi kabar padanya.

"Maafin gue Ra, Gue janji setelah semua ujian beres, Gue bakal selalu berusaha ada untuk lo." gumam Egi pelan, jari jemarinya mengusap kening Ara. Ucapannnya tulus dan disertai penyesalan.

Ara tersadar, Ia menatap kedua bola mata Egi. Sorotan mata yang sangat Ia rindukan. "Kak Egi janji ya jangan tinggalin Ara. Ara mohon!" pinta Ara pada Egi, suaranya terdengar sangat lembut.

"Gue minta maaf sekali lagi." Ara membalasnya dengan anggukan.

**********

Sudah saatnya pulang sekolah, Egi memutuskan untuk mengantar Ara pulang, meskipun jadwal pemantapan sudah menunggunya. Namun Ia mencoba untuk tetap mengutamakan kesehatan Ara. Karna baginya sudah banyak waktu yang telah Ia sia-siakan dengan tidak peduli atau bahkan mengacuhkan Ara.

Disisi lain tekad Egi sangat kuat untuk menggapai cita-citanya. Ia ingin membanggakan ibunya yang sudah sangat berjasa untuk menyekolahkannya dengan bersusah payah, karna itulah Egi mengacuhkan Ara dan lebih fokus belajar untuk mencapai apa yang Ia inginkan.

Egi dan Ara sudah sampai dirumah Ara. Mama Arin sudah berdiri dihadapan pintu, karna kebetulan Ia baru saja pulang dari butiknya. "Ara?" Mama Arin terkejut saat melihat wajah Ara yang lesu dan berjalan gontai dengan bantuan Egi. Tubuhnyapun tertutup oleh jaket Egi.

"Kamu kenapa sayang?" Mama Arin panik, Ia menempelkan punggung tanggannya dikening Ara, Ia mengecek keadaannya, karna Ia takut jika Ara demam. Namun suhu badan Ara biasa saja. Mama Arin menatap Egi, Ia menyuruh Egi untuk membawa Ara ke dalam. Kini Ara sudah terbaring dikasurnya. Mama Arin menyelimuti badan Ara dan membiarkan anaknya untuk istirahat sejenak.

Mama Arin dan Egi sudah berada di Ruang depan. "Sebenarnya apa yang terjadi?" tanyanya. "Egi gak tahu gimana jelasnya Tante, yang Egi tahu Ara lari dikejar Angga dan bertubrukan dengan Egi, lalu Ia pingsan dipelukan Egi Tan." jelas Egi, Ia menceritakan apa yang Ia lihat dan Ia ketahui.

"Sebenarnya kamu kemana aja selama ini?" tanya Mama Arin mengalihkan pembahasannya.

"Tante maaf, Egi bener-bener sibuk, Egi lagi fokus untuk mempersiapkan kuliah."

"Tante itu udah percaya sama kamu, Tante yakin kalo kamu bisa jagain Ara. Kamu bisa menjadi pengganti Farid yang dulu selalu ada untuk Ara." mendengar kata Farid diucapan Tante Arin membuat Egi sadar bahwa dulu kehadiran Farid sudah sangat berarti dikeluarga Ara, sehingga bukan hanya Ara yang merasa kehilangan, namun keluarganya juga, Terutama Tante Arin.

"Sekali lagi Egi minta maaf Tan. Egi akan coba perbaiki semuanya setelah semua ujian kelas 12 Egi selesai. Karna jujur Egi mau fokus untuk masuk perguruan tinggi yang Egi mau Tan." mohon Egi pada Tante Arin.

"Ya sudah sekarang kamu pulang! Makasih sudah mau mengantarkan Ara." Egi pamit dan pulang untuk kembali ke sekolah melanjutkan pemantapannya.

**********

Alur Kehidupan [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang