Bab 17

569 44 3
                                    

Ara terdiam, dan menunduk. Pipinya memerah bukan karna merasa salting diperlakukan seperti itu, namun karna Ia merasa malu karna setiap sorot mata melihat ke arahnya. Entah sorot kebencian ataupun sorot yang melambangkan kebaikan, dan terkecuali Rina, Ia tak melihat Ara sedikitpun, tatapannya fokus ke depan.

"Upacara telah selesai, pengumuman pengumuman pasukan diistirahatkan." Ucap seorang pembawa acara.

Semua siswa tetap ada dibarisannya masing-masing. Hari ini adalah hari yang sangat diwajibkan bagi para siswa memakai atribut lengkap, karna saat ini merupakan hari Ulang Tahun SMA Taruna Bangsa.

Pak Joko selaku guru BP dan BK di SMA Taruna, sedang mengelilingi setiap barisan para siswa dan siswi dan yang tidak beratribut lengkap akan mendapatkan sanksi.

Sorot mata Pak Joko tajam, kepada seseorang yang ada dibarisan ke tiga sebelah kiri.

"Hey kamu! Mana atributnya? Tau gak ini hari apa?" telunjuk Pak Joko menuju ke seseorang, itu adalah Egi.

"Maaf Pak," jawab Egi lantang.

"Berani ngebantah ya kamu! Maju ke depan!" Pak Joko menarik kerah baju Egi dan membawa Egi tepat ke tengah Lapangan upacara. Terlihat oleh setiap siswa, guru dan semua orang yang ada disitu. Hanya Egilah seorang yang berbuat kesalahan dari sekian banyak siswa.

Semua orang menatap Egi heran, para siswi jinjit-jinjit untuk melihat jelas. Cindy yang melihat itu, kaget dan mencoba memberitahu Ara.

"Ra, Kak Egi disuruh ke depan!" bisik Cindy pelan.

"Apa? Lo serius?" Tanya Ara kaget, Ia benar benar khawatir, karnanya Egi akan mendapat hukuman.

Ara yang merasa khawatir dan melihat-lihat apakah benar itu Egi atau bukan, dan ternyata iya itu adalah Egi.

Egi diperlakukan sangat sadis oleh Pak Joko, Karna Pak Joko terkenal guru yang tegas dan membuat takut setiap siswa dan siswi, terkecuali memang yang sudah kebal keluar masuk ruangan Pak Joko. Namun Egi yang sudah sekolah 2 tahun disekolah ini hanya baru sekali saat ini mendapat hukuman dari seorang Joko Wijayanto.

Semua siswa dan siswi mulai dibubarkan untuk kembali ke kelasnya masing-masing. Sedangkan Ara masih terdiam, berdiri tegak ditempatnya. Dia bingung apa yang harus Ia lakukan. Jika Ia ingin membantu kekasihnya namun bagaimana caranya.

Pak Joko yang melihat Ara terdiam dengan heran.

"Nara, ngapain kamu masih disitu?" tanya Pak Joko dengan nada yang tinggi dan super tegas.

"A..ara," ucapannya yang kaku terpotong oleh Egi.

"Pak biar saya yang bicara sama Ara." ucap Egi mengacungkan tangannya dan menghampiri Ara. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi pada dirinya. Dia hanya ingin melindungi kekasihnya.

"Ra, mending lo ke kelas." suruh Egi pada Ara yang kini sudah ada dihadapannya.

"Tapi Kak," ucapannya terhenti karna jari telunjuk Egi lagi lagi menghalangi bibir Ara untuk terbuka.

Pak Joko yang melihat itu, sangat terpancing untuk lebih memarahi Egi. Ia menghampiri Egi dengan Ara dan menarik Egi dengan sadis. Dengan terpaksa Ara kembali ke kelasnya.

Alur Kehidupan [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang