Bab 22

540 46 3
                                    

'Tak perlu seseorang spesial yang mengerti ku dengan benar, cukup dia yang mau mendengarkan alur kehidupanku dan mau menjadi pembangkit semangatku.'

**********

22.00

"Ara?" sapa seorang wanita diluar kamar Ara.

Ara yang baru saja selesai video call dengan Egi dan baru saja memejamkan matanya kini kembali terbangun.

"Masuk!" ucap Ara malas.

Mama Arin duduk disamping Ara dan mengusap wajah Ara dengan penuh kasih sayang.

"Kamu udah ketemu lagi sama Papa kamu? Dan kalian udah saling maafan?"

"Nggak Ma, males." ucap Ara asal.

"Kamu itu kenapa sih jadi gini? Kamu itu egois tau gak? Sejahat apapun Papa kamu, Dia itu tetap Papa kamu Ara. Tanpa dia kamu gak akan ada didunia ini." ucap Mama Arin sedikit marah.

"Ma udah ya Ara ngantuk, besok lagi aja yah. Besok juga bisa kan?" jawab Ara sangat malas.

"Kamu itu kenapa sih? Inget ya pikirkan baik-baik apa yang Mama katakan sama Kamu. Jangan sampai kamu menyesal. Seharusnya kamu bersyukur kamu masih punya Papa. Banyak orang diluaran sana yang sudah tidak bisa bertemu dengan Papanya." ucap Mama Arin menasihati Ara dengan tegas.

Ara memalingkan wajahnya ke arah yang berlawanan dengan Mamanya. Sedangkan Mamanya pergi meninggalkan Ara dengan perkataannya yang membuat Ara memikirkan hal tersebut.

"Mama itu udah disakitin tapi masih aja baik." gerutu Ara pelan.

**********

Terik matahari menyorot ke jendela kamar Ara, membuat Ara sulit membuka matanya karna harus menyeimbangkan cahaya yang masuk ke matanya.

"Kebiasaan, pasti Mama yang bukain," gerutu Ara kesal.

Ara duduk secara perlahan, Ia mengumpulkan dulu nyawanya. Karna ketika sedang tidur dan cepat-cepat berdiri atau duduk itu bisa membuat kepalanya pusing.

"Assalamu'alaikum." ucap seseorang diluar seraya menyalakan bel, memberi tanda bahwa ada tamu diluar.

"Wa'alaikumsalam." ucap Arin Mama Ara, dan membukakan pintu melihat sosok lelaki yang tampan dengan rambut yang basah menyegarkan bagi orang yang melihatnya.

"Eh Egi yah?" sapa Arin ramah.

"Iya Tante," jawab Egi kembali ramah dan menyalami Tante Arin.

Egi masuk dan duduk, Ia melihat fokus Tante Arin, Ia berfikir ternyata Ibu dan anak mirip sekali, turunannya sangat kuat.

"Nih, minum yah." Tante Arin memberikan susu dan cemilan.

"Iya makasih Tante."

"Sama-sama. Oh iya paling Ara lagi mandi. Tante boleh tanya sesuatu?"

"Boleh Tante, Apa?" tanya Egi sedikit deg degan karna Ia takut akan apa yang akan dipertanyakan padanya.

"Apa Ara suka cerita tentang semua kehidupannya? Termasuk semua masalah dikeluarganya?"

Alur Kehidupan [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang