Bab 28

513 42 4
                                    

'Terimakasih atas hinaan yang akan menjadi pembangkit semangatku'

**********

Pagi hari yang menghangatkan, menyengat setiap tubuh seseorang yang menikmatinya. Riuhan angin pelan memainkan setiap orang yang melewatinya. Bau basah embun terhirup dan dirasakan oleh setiap orang yang merasakannya.

Ara berangkat sekolah seorang diri, Ia tidak berangkat bersama Egi, karna Egi harus mengantar Ibunya dulu ke suatu tempat, entah tempat apa Egi tak menjelaskannya.

Dan Angga Ia memang akan berangkat bersama Ara, Namun Ara menolaknya. Mungkin Ia masih butuh waktu sendiri. Kejadian kemarin yang Ia alami benar-benar menyita pikirannya semalaman. Ia tidak dapat tertidur dengan pulas dan tenang.

Pak Arman sudah siap untuk bertugas menjaga gerbang, dengan memakai baju satpam yang membuat Ia terlihat lebih gagah. Kulitnya yang putih membuat kegagahannya bertambah.

Ara memasuki kelasnya, didalam belum terlalu banyak orang. Hanya ada beberapa saja, terutama yang mempunyai jadwal piket, pasti datang lebih awal.

06.52
Hanya menunggu 8 menit saja untuk mendengar bunyi bel. Egi yang baru saja sampai dikelasnya, hampir saja Ia telat. Ketika Ia akan melangkah memasuki kelasnya. Bisikan bisikan yang terlontar dari para wanita penggosip. Dan apa yang mereka bicarakan mengenai hal tentang Ara.

Murahan, Pelakor dan Tukang Selingkuh itulah kata-kata yang kotor yang keluar dari mulut para penggosip tersebut. Ini masih pagi, mereka hanya memulai hari dengan keburukan. Ketika Egi memasuki kelas, semua wanita itu menghentikan pembicaraannya dan menatap Egi dengan tatapan sinis. Sangat terlihat jelas apa yang dibicarakan mereka sangat berkaitan dengan orang yang saat ini sedang ditatap dengan sorot mata yang begitu sinis. Egi tau apa yang sebenarnya dibicarakan mereka, tanpa mereka beri tahu. Tetapi Egi mencoba menghiraukan apa yang mereka perbincangkan.

Pengumuman terdengar jelas ke setiap penjuru kelas, bahwa hari ini semua guru harus rapat penting. Semua kelas akan menjalani jam kosong seharian. Jam kosong merupakan suatu kebahagiaan bagi setiap siswa yang menantikannya. Namun sudah pasti adapula guru yang memberikan tugas susulan pada siswanya. Egi yang benar-benar tak tahan dengan semua gosip yang Ia dengar, bagaimana bisa Ia menghiraukannya begitu saja, sedangkan topik tersebut membahas kejelekan seseorang yang Ia cintai. Egi ingin meluruskan semua masalah itu.

Egi memutuskan pergi ke kelas Ara. Dan membawa Ara untuk ke kelasnya. Kelas yang tadinya ribut tiba-tiba menjadi hening ketika menyadari kehadiran seorang perempuan yang berada digenggaman tangan Egi. Tepat didepan kelas. Semua tatapan tajam tersorot pada mereka berdua.

"Lo ngapain bawa Si Murahan kesini?" tanya wanita yang memang sepertinya sumber dari semua gosip tersebut.

Amarah Egi meningkat, Ia merasa panas sekujur tubuhnya. "Jaga ya bicara lo!" ucap Egi keras, Egi yang tak bersikap seperti itu dikelas benar-benar membuat penghuni kelas itu terkejut dengan sikapnya sekarang. Apa seorang Ara dapat mengubah Egi yang santun menjadi sekeras itu? Telunjuk Egi menunjuk ke arah depan tepat tertuju pada seorang wanita yang bicara tadi.

"Tujuan gue bawa Ara kesini, gue mau lurusin semua masalah ini. Asal kalian tau, Dia itu bukan Cewe Murahan, gue yang suka sama dia bukan dia yang ngejar gue, malah dia itu sangat berharga buat gue. Papanya juga bukan Tukang Selingkuh, kalian gak tau aja apa penyebab Mama Papanya Ara pisah. Dan Mamanya Ara juga bukan Pelakor. Ayah tirinya Ara itu udah bercerai lama dengan istrinya dan akhirnya menikahi Mamanya Ara. Jadi Mamanya Ara itu gak ngerebut suami orang. Itu semua hoax, Kalo kalian gak tau yang sebenernya gak usah so tau. Dan kalo kalian masih kaya gini, gue gak akan segan-segan lapor ke Kepala Sekolah, Wali Kelas dan Orang tuanya Ara." ucap Egi membuat penghuni kelas itu menganga dengan ucapannya. Begitupula dengan Ara sangat terkejut dengan semua ucapan pembelaan untuk dirinya, sebesar itukah pengorbanan seorang Egi pada Ara?

Alur Kehidupan [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang