"Farid gak bisa liat kamu sedih."
"Dulu kan Farid yang selalu buat Ara sedih." jawaban Ara berhasil membuat Farid terdiam kaku. Semuanya benar, dulu Farid yang selalu menjadi penyebab Ara bersedih.
"Itu dulu, sekarang nggak." tukas Farid.
"Sama aja."
"Pelan banget sih bawa mobilnya." lanjut Ara, protes karna Farid mengendarai mobil dengan kecepata. begitu pelan. Jika terus menerus seperti ini, Ia hanya akan berlama-lama bersama lelaki tersebut."Gapapa biar lebih lama," jawab Farid.
Ara hanya diam mendengar jawaban Farid, Ia mencoba mengontrol hatinya agar tidak terjerumus dengan perkataan Farid yang selalu membuatnya terbang ke angkasa. Perjalanan mereka dilalui dengan keheningan, Ara berdiam diri melirik ke samping jendela. Dan Farid fokus menyetir. Setelah beberapa lama, akhirnya mereka sampai diparkiran Mall.
"Nyampe nih," ucap Farid.
"Ngapain kita kesini?" tanya Ara, Ia baru saja tersadar jika mobil yang membawanya terparkir di mall.
Farid melepaskan safety beltnya, dan kemudian melepaskan safety belt Ara. Ara sedikit terkejut melihat perlakuan Farid kepadanya. Ia menahan nafasnya beberapa detik, karna aroma rambut dan tubuh Farid pasti menyengat dan sangat tercium dihidungnya. Ia benci dengan wangi yang selalu membuatnya nyaman didekat Farid.
"Yuk turun," setelah selesai melepaskan safety belt Ara. Farid mengajak Ara untuk turun. Dia keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Ara.
"Ara itu bukan permaisuri," Ara mengkritik perlakuan Farid yang menurutnya terlalu berlebihan.
"Kalo Farid ingin memperlakukan Ara seperti permaisuri gimana?" Ara menghela nafas kasar, Ia berjalan melewati Farid. Dan Farid melongo melihat perlakuan Ara yang acuh dan tidak seperti biasanya.
Farid sangat mengetahui sikap dan sifat Ara yang sebenarnya, Ara adalah wanita polos yang kekanak-kanakan, manja dan selalu ingin dilindungi dan dituruti kemauannya, dan satu hal yang paling Farid tau Ara adalah wanita yang mudah baper dan begitu mencintai Farid. Apa dengan semua kejadian mereka yang sudah lalu membuat Ara berubah menjadi orang yang acuh?
Farid mempercepat langkahnya agar dapat menyeimbangi langkah Ara. Namun Ara terus melanjutkan langkahnya dengan cepat semampunya. Berusaha agar orang yang dibelakangnya tertinggal. Farid menarik satu lengan Ara dengan sedikit kasar, dengan sontak tubuh Ara berbalik ke belakang dan langsung mengenai tubuh Farid, Namun Farid menahan tubuh Ara dengan sebelah tangannya, sedangkan satu tangannya lagi memegang pinggang Ara, hanya tinggal beberapa senti saja tubuh mereka bersentuhan. Kini mereka saling bertatapan, sorot mata mereka menatap satu sama lain dengan begitu dalam. Sentuhan kulit mereka berhasil membuat tubuh Ara lemas dan jantungnya kembali berdegup kencang. Rasanya kejadian dimasa lalu kembali terulang.
Setelah mereka saling bertatapan selama beberapa detik, suara klakson mobil yang tepat disamping mereka berbunyi keras dan dengan sontak membuat Ara dan Farid terkejut. "Mas, kalo mau pacaran jangan diparkiran dong." ucap seseorang yang ada didalam mobil tersebut. Kemudian Farid menarik Ara pelan, dan mengajak Ara untuk menuju lift.
"Bentar," desis Ara pelan. Ia memegangi kakinya dan mengatur nafasnya sejenak. Kejadian tadi benar-benar membuatnya kembali terlihat lemah dihadapan Farid.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alur Kehidupan [REVISI]
Ficção AdolescenteJalan cerita kehidupan yang berliku Takdir kehidupan seseorang tak pernah bisa ditentukan oleh seseorang itu sendiri. Pasti ada yang berkuasa diatasnya. Dan Alur kehidupanku sudah ditentukan oleh Sang Maha Pencipta, aku hanya dapat menjalaninya dan...