Bab 50

281 29 3
                                    

'Perlakuan Ibu takkan pernah ada bandingannya.'

**********

Hanya tinggal 2 meter, Ara sampai didepan kelasnya. Rasanya capek sekali melewati kerumunan orang-orang. Ara menghela nafas kasar. Ia melanjutkan berlarinya, namun tiba-tiba terdapat air yang tergenang dihadapan kelasnya. "Aaaaaaa." teriak Ara. Ara terpeleset dan terjatuh, kepalanya terbentur ke lantai. Tak berapa lama kemudian Ara pingsan.

Firasat Cindy benar-benar tak enak, Rasa khawatir menumpuk dalam batinnya. Mengapa Ara belum kembali kesini? Suasana semakin ramai, pertandingan telah selesai. SMA Taruna Bangsa mendapatkan kemenangan dan izin untuk mengikuti Babak Final. Kemenangan ini merupakan suatu kebanggaan untuk mengharumkan nama sekolah.

Angga melirik ke arah Cindy, tak ada Ara disana. Dimana dia? Perasaannya sama seperti apa yang Cindy rasakan. Angga berjalan dan menghampiri Cindy. "Cin, Ara kemana?" tanya Angga panik dengan keringat yang masih menempel dipelipis dan rambutnya. Bajunya yang basah kuyup oleh keringat masih menempel ditubuhnya. "Gue juga gak tahu, padahal dia mau ngambil hp nya sebentar tapi kenapa lama ya. Gue khawatir banget Ga," jawab Cindy raut wajahnyapun sangat khawatir. Ia menarik baju Angga, menandakan mengajaknya untuk menyusul Ara. Takut terjadi sesuatu dengan Ara, lagian semua siswa dan guru berada disekitar lapangan, dan pasti wilayah kelasnya sepi.

Angga berlari dengan Cindy, Ia menemukan Ara yang sudah terbaring dihadapan kelasnya. "Ra?" teriak Cindy dan Angga panik. Mereka berlari menghampiri Ara dan membawa Ara menuju UKS.

Wajah keduanya panik. Mereka tak tahu apa yang sebenernya terjadi pada Ara. Apa penyebab Ara pingsan?

Hana petugas kesehatan memeriksa keadaan Ara. Ia membersihkan luka kecil yang ada di kening Ara. Setelah selesai Ia pamit untuk keluar. "Bentar gimana keadaannya Ara?" tanya Cindy. "Dia baik-baik aja kan?" lanjut Angga.

"Tenang aja, Ara baik-baik aja kok. Kayanya dia kepeleset terus kepalanya kebentur ke lantai. Dia pingsan cuma karna syok aja. Gak lama lagi dia bakal sadar." ucap Hana menjelaskan keadaan Ara saat ini. Cindy dan Angga mengangguk mengerti, setidaknya perasaan mereka sudah tenang sekarang.

Cindy memutuskan mengambil tas Ara dan Angga dikelas. Mungkin setelah Ara sadar, Ia akan segera diantarkan pulang untuk istirahat. Angga sudah mengganti bajunya, Ia sudah berpamitan kepada timnya, untuk pulang mengantarkan Ara. Cindy tidak bisa mengantarkan Ara karna sebelum semua pertandingan di sekolah nya selesai semua siswa dilarang pulang, kecuali dalam keadaan darurat seperti Ara.

Angga menatap wajah Ara dengan fokus "Kenapa gue masih mencintai lo Ra," ucap Angga dalam batinnya, sepasang matanya masih menatap Ara yang terbaring dengan lemas diblankar.

Angga mengelus kepala Ara, dan merapikan helai-helai rambutnya. Tak lama kemudian mata yang terpejam kini terbuka, pandangan Ara masih buram dan tak lama kemudian kembali fokus. "Awwwww." keluh Ara tangannya memegang keningnya yang lebam karna terbentur lantai.

"Ra?" Cindy dan Angga dengan sontak memanggil nama Ara ketika Ia membuka matanya. Saat ini yang ditunggu mereka adalah kesadaran Ara.

Rina menghampiri Ara dan memeluknya.
"Syukurlah lo udah sadar," ucap Rina lega. Ara tersenyum kecil. Rasanya kaki dan keningnya terasa ngilu dan sakit.

"Gue tinggal dulu ya, abis ini lo pulang dan istirahat!" Ara mengangguk pelan.

Angga menatap Ara, mata mereka saling bertatapan. Ara tersenyum kecil, sebagian perasaannya bahagia. Angga yang Ia kenal kembali seperti dulu, bukan Angga yang asing baginya. Dan Angga yang melupakan sahabatnya setelah menemukan cintanya.

Alur Kehidupan [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang