'Aku hanya ingin melangkah ke depan, tanpa menoleh ke belakang untuk melihat luka. Karena luka itu hanya akan aku jadikan sebagai pelajaran untuk menata hidup lebih baik lagi '
*********
Ara sudah sampai didalam rumahnya. Alif yang sedang menonton televisi dan memakan cemilan yang sudah disediakan tak menghiraukan kedatangan Ara. Ia hanya melirik sekilas dan menyapa Ara tanpa mengharapkan jawaban Ara dan melihat wajah Ara yang dipenuhi air mata.
Ara berlari menuju kamarnya,dan mengurung dirinya dengan segera mengunci pintu kamarnya. Ara terduduk dan menunduk, semakin mudah air matanya menetes dengan keadaan menunduk seperti itu.
"Kenapa Angga selalu berfikiran kalo Ara itu wanita murahan? Seburuk itukah Ara dimata Angga. Ara gak pernah jadi wanita murahan. Atau karna dulu Ara pernah ngejar-ngejar Farid, makannya Ara disebut murahan. Kenapa Angga tega?" ucap Ara sendiri Ia memikirkan semua tentang apa yang tadi Ia dengar di Cafe. Pikirannya sedang berputar saat ini. Terlintas kembali tentang kisahnya dengan Farid.
Suara bel berbunyi. Alif membukakan pintu dan melihat seorang lelaki yang datang. Ia adalah Egi, wajahnya terlihat begitu cemas dan kelelahan. Disudut bibirnya terdapat luka bekas tonjokan. Wajahnya seperti orang yang baru saja melakukan kesalahan besar.
"Ehh Gi," sapa Alif mempersilahkan Egi masuk.
"Ara ada?" tanya Egi tanpa basa basi lagi. Saat ini Ia benar-benar ingin langsung bertemu dengan Ara.
"Bukannya tadi lo berangkat bareng Ara? Tapi pulang kok gak bareng? Lo ada masalah?" tanya Alif heran.
"Tapi udahlah, itu urusan kalian. Gue panggil dulu yah." sambung Alif menyudahi rasa penasarannya.
Alif menuju ke kamar Ara, ketika membuka pintu ternyata dikunci oleh pemilik kamar.
"Ra, woyy buka! Ada pacar lo tuh dibawah." teriak Alif dibalik pintu.
Ara menghapus air matanya dengan segera, Ia tak berfikir jika Egi akan menyusulnya sampai ke rumah.
"Ara gak mau ketemu siapapun, lebih baik Kak Egi pergi aja!" suruh Ara, suaranya sedikit serak sangat terdengar jelas bahwa Ia saat ini sedang menangis.
"Lo kenapa? Buka dulu dong!" kesal Alif, Ia merasa terkejut dengan suara Ara. Dan Ia mempunyai firasat jika saat ini Ara sedang menangis, Karna siapa lagi, jika bukan karna pacarnya Si Egi. Sebegitu paniknya wajah Egi karna melukai Ara. Amarah dan fikiran buruk telah menghantui dan mempengaruhi Alif.
Ia berlari dan menuju Ruang tamu, Ia menarik kerah baju Egi, dan langsung menonjoknya. Tonjokan itu sama seperti apa yang dilakukan Angga tadi, membuat luka itu semakin besar.
"Lo udah apain Si Ara?" tanya Alif sewot, Ia menunjuk nunjuk tepat dihadapan wajah Egi.
Suara tonjokan tadi terdengar jelas ke kamar Ara, Ara tersontak kaget. Ia baru sadar emosi Alif sangat mudah meningkat dan Ia mudah menganalisa sesuatu yang Ia fikirkan. Tanpa Alif tahu, Egi tak punya salah apapun dalam semua masalah ini.
Ara berlari dan mendapati Alif yang akan menghantam Egi untuk kedua kalinya.
Belum sempat Egi menjawab dan belum sempat Alif melayangkan tonjokan yang kedua kali, Ara segera menahan dan menarik tubuh Alif menjauh dari Egi. Hari ini Ia sudah melihat 2 kali kontes perkelahian yang membuat Ia trauma.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alur Kehidupan [REVISI]
Teen FictionJalan cerita kehidupan yang berliku Takdir kehidupan seseorang tak pernah bisa ditentukan oleh seseorang itu sendiri. Pasti ada yang berkuasa diatasnya. Dan Alur kehidupanku sudah ditentukan oleh Sang Maha Pencipta, aku hanya dapat menjalaninya dan...