~It's time to delete every problem that exists!~
**********
23.19
Ponsel Ara yang berada diatas meja belajar, berdering. Membuat pemiliknya terbangun dari mimpinya. Sepulang tadi, Ara ridak membuka ponselnya. Ia hanya membawa dan menyimpannya begitu saja. Bahkan Ia pun sama sekali tidak mengecek baterai ponselnya.
Ara terbangun secara perlahan, Ia mengambil ponselnya dan tertulis disana 1 pesan yang diterimanya. Kak Egi, itulah nama yang tertera dilayar ponselnya.
Ra? Kamu gapapa kan?
Setelah membacanya, Ara menatap heran pesan tersebut. Sesingkat inikah kabar darinya selama sehari penuh? Apa dia tak berniat sama sekali datang dan meminta maaf?
"Mustahil Ara" gerutunya seraya mengacak-acak rambut. Ara membalasnya hanya dengan 2 kata.
Kemana aja?
Ara memutar kembali ingatannya. Apa yang di bilang Alif ada benernya juga. Yang pertama, Kak Egi sudah membohongi Ara, dia kan bilang ada acara keluarga, tapi kenyataannya dia ketemuan sama Fani. Yang kedua, dia gak pernah cerita kalau dia punya mantan yang namanya Fani. Dan yang ketiga, di kejadian tadi gak ada buktinya kalo Kak Egi lindungin Ara. Terus gimana hubungan kita berdua? Pasti Alif gak akan pernah izinin Ara lagi sama Kak Egi.
Ara terdiam, selama beberapa bulan hubungan mereka, mereka baru mendapat masalah. Wajarlah, setiap hubungan pasti ada masalahnya.
"Sudahlah, biarkan hatimu beristirahat Ara!" pintanya dalam hati.
*******
Ara keluar dari kamarnya, Ia sudah membawa tas yang berisi baju seragam dan baju bebas untuk 1 minggu. Hari ini tanggal merah dihari Senin. Jadi Upacara bendera akan terlewatkan. Disana sudah ada Alif yang siap untuk mengantarnya.
"Kamu yakin mau nginep disana seminggu?" tanya Mama.
"Iya Ma," ujar Ara lembut.
"Ya sudah hati-hati, jangan lupa kabari Mama kalo udah sampai." pinta Mama Arin mengusap lembut rambut Ara.
Hanya ada Mama Arin disana, Mungkin Ayah Beni sudah berangkat sejak tadi pagi. "Tolong bilangin ke Ayah Ma," pinta Ara seraya menyalami Mamanya dan pamit pergi. Begitupula dengan Alif.
"Iya, jaga Ara ya lif."
"Siap Tan."
Mereka sudah bersiap berangkat. Ara masih berdiri disamping motor Alif, Ia menatap datar lelaki yang sedang membenarkan spion motornya.
"Kalo gak ada Alif, Ara bisa sendiri kok." keluh Ara.
"Sebagai permintaan maaf, cepet naik!" suruh Alif, senyuman semangat pagi terlukis disana.
Saat ini mereka sedang diperjalanan, melewati setiap rerumahan dan pepohonan. Ara membuka ponselnya, Ia lupa menyampaikan sesuatu kepada Mamanya.
Ma, kalo Kak Egi ke rumah, jangan kasih tau kalo Ara ada di rumah Kak Shelly.
Disebrang sana Mamanya mengangguk pelan setelah membaca pesan tersebut

KAMU SEDANG MEMBACA
Alur Kehidupan [REVISI]
أدب المراهقينJalan cerita kehidupan yang berliku Takdir kehidupan seseorang tak pernah bisa ditentukan oleh seseorang itu sendiri. Pasti ada yang berkuasa diatasnya. Dan Alur kehidupanku sudah ditentukan oleh Sang Maha Pencipta, aku hanya dapat menjalaninya dan...