'Kamu tahu apa hal yang paling menyakitkan saat ini? Hal yang baru saja terjadi padaku.'
**********
Matahari telah terbit dikaki timur, pagi hari pun telah tiba. Sinar mentari menyorot ke jendela kamar Ara. Bisingnya motor dan mobil terdengar jelas, menandakan banyak orang yang akan mulai melakukan aktivitasnya. Ada yang sekolah, maupun bekerja.
Ara keluar dari kamarnya dan sudah siap untuk berangkat ke sekolah. Kak Shelly sudah siap untuk mengantar Faiz ke sekolah. Dan begitupula dengan Kak Zaky, dia sudah siap untuk mengantar yoghurt ke toko-toko besar. Berawal dari toko kecil dan kini toko besar, mungkin nanti akan sampai ke belahan dunia.
"Mau bareng naik mobil Ra?" tanya Kak Zaky seraya menumpukkan pack per pack yoghurt.
"Nggak deh ka...." ucapan Ara terpotong saat Ia melirik dan melihat terdapat motor Alif didepan rumah.
"Kayanya," Ia melanjutkan ucapannya, matanya menatap gusar orang yang sudah ada didepan.
"Yaudah kita berangkat dulu ya." pamit Kak Shelly. Ia berangkat bersama dengan Kak Zaky dan juga Faiz.
Ara menghampiri Alif, matanya menatap datar orang tersebut.
"Mari saya antar." ucap Alif layaknya tukang ojeg yang menjemput penumpangnya. Senyum sumringah terlukis disana. Bagaimana mungkin bisa secepat ini berubah? Kemarin dia benar-benar sangat menyebalkan. Dia seenaknya menyuruh Ara untuk memutuskan hubungannya dengan Egi. Memangnya dia siapa? Yang menjalani hubungan kan Ara dan Egi, bukan Alif.
"Bisa berangkat sendiri," jawabnya malas.
"Gak usah protes, naik!" suruh Alif sedikit membentak, Ara menurut dan langsung naik ke motor Alif.
Dalam perjalanan, mereka sama-sama bungkam, tak ada kata yang terucap dan tak ada kalimat yang terlontarkan. Mereka hanya sama-sama menikmati angin pagi. Mereka telah sampai didepan gerbang sekolah.
"Makasih," ucap Ara ringan.
Alif mengangguk dan baru menyadari bahwa ada Egi disana. Untuk apa Egi ada disana? Yang tak lain pasti menunggu Ara. Alif menatap gusar Egi yang sedang berdiri dan balik menatap Alif datar.
Alif turun dari motornya, seketika Ia membiarkan Ara terhalang oleh badannya.
"Ngapain lo?" Tanya Alif menantang.
"Gue nungguin pacar gue," ucap Egi polos.
"Sekali lagi lo ngomong!" tantang Alif, merasa terpancing dengan ucapan Egi.
Ara menarik lengan Alif. "Lif plis." merayu Alif agar lebih mengontrol emosinya. Alif berputar balik dan langsung mengendarai motornya dengan kecepatan diatas rata-rata. Egi dan Ara sedang berjalan di koridor, mereka masih sama-sama bungkam. Bel masuk kelas kini berbunyi, ketika Egi baru saja ingin berucap, dan semuanya harus tertunda.
"Ara masuk dulu yah," pamit Ara berlalu masuk ke dalam kelasnya. Egi mengangguk pelan, memberikan senyum terbaiknya pada Ara, walaupun senyumannya tanpa balasan. Namun Egi tetap ikhlas.
Ara sedang menulis pelajaran yang baginya sulit dipahami, guru mata pelajaran Matematika hari ini berhalangan untuk masuk. Walaupun guru aslinya tidak ada, tetap saja ada guru pengganti yang mengawasi anak-anak agar mengerjakan tugas yang diberikan dengan benar. Jam pelajaran pertama harus diberi soal sesulit ini. Sangatlah menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alur Kehidupan [REVISI]
Teen FictionJalan cerita kehidupan yang berliku Takdir kehidupan seseorang tak pernah bisa ditentukan oleh seseorang itu sendiri. Pasti ada yang berkuasa diatasnya. Dan Alur kehidupanku sudah ditentukan oleh Sang Maha Pencipta, aku hanya dapat menjalaninya dan...