Bab 15

595 50 4
                                    

'Setelah masuk ke dalam hatiku, janganlah kau pergi lagi!'

**********

Sedangkan Cindy hanya diam dan mengikuti Rina.

"Sabar ya bro," ucap Cindy menepuk punggung Angga.

Sesampainya dikantin, Rina yang sudah memesan dan langsung melahap makanannya begitu cepat. Matanya memerah, kekesalan sudah menumpuk dalam dirinya.

"Rin lo kenapa sih?" tanya Cindy yang melihat kelakuan Rina yang aneh.

"Gue kesel," pekik Rina kesal langsung meleguk minuman dingin yang tadi Ia pesan dengan cepat.

Cindy hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan Rina yang seperti kesetanan.

Sedangkan Angga yang masih kebingungan, Ia berencana ketika pulang sekolah untuk ke rumah Ara. Penasaran ada apa dengan Ara, mengapa dia tak masuk sekolah dan tanpa memberikan kabar apapun.

**********

Suhu badan Ara yang tadinya tinggi sudah kembali menurun karena sedari tadi Egi mengompresnya. Namun Ara masih belum membuka matanya.

11.00
Ara membuka matanya perlahan, rasanya berat sekali. Ia mengatur sedikit demi sedikit cahaya yang masuk ke matanya. Ia melihat ke samping nampak seseorang yang tertidur dengan kepalanya ke atas kasur Ara, tepat disamping lengannya, sedangkan tubuhnya tetap duduk diatas kursi. Ia masih memakai baju seragam putih abu, rambutnya yang terlihat rapi tampak basah. Ia adalah Egi kekasih Ara. Ara merasa tak percaya dengan keberadaan Egi.

Ara menggerakkan tangannya dan mengusap rambut Egi, Ia menyapa dengan nada yang sangat pelan.

"Kak Egi?" lirih Ara pelan.

Egi yang sedang tertidur, mendengar lirihan Ara langsung tersentak bangun, karna akhirnya orang yang Ia tunggu sedari tadi sudah sadar. Egi terkejut dan langsung memeluk Ara, menempelkan kepala Ara untuk bersandar dibahunya.

"Alhamdulillah lo sadar." ucap Egi dengan tenang, seraya menyalipkan rambut-rambut Ara ke telinganya.

"Siapa yang kompres Ara?"

"Gue lah masa setan," ucap Egi asal.

"Tapi Kak Egi gak ngapa-ngapain Ara kan?" tanya Ara menjauhkan tubuhnya dari Egi. Dan kembali berbaring.

Egi tersontak kaget.

"Astaghfirullah," Egi menepuk keningnya seakan-akan Ia telah melakukan sesuatu, padahal sebenarnya Ia hanya kaget dengan pertanyaan yang keluar dari mulut Ara.

"Ihh Kak Egi," gerutu Ara kesal.

"Gue masih bisa istighfar Ra, lo juga masih utuh kok, Gue cuma kompres lo, udah itu aja. Lagian pintu juga kebuka lebar kan gak ditutup."

Ara hanya mengangguk, Ia langsung memegangi perutnya, sangat perih, karna Ia belum makan sedikitpun sedari tadi pagi.

"Awww," keluh Ara memegangi perutnya.

"Lo kenapa?" tanya Egi kaget.

"Kayanya maag Ara Kambuh, Ara belum makan."

Alur Kehidupan [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang