Bab 32

446 35 6
                                    

'Aku mencintaimu yang telah menyakitiku'

**********

11.00 am

Ara sudah menunggu Kak Shelly disalah satu Cafe, begitupula dengan Alif yang sedang duduk menikmati hidangan yang Ia pesan. Alif tidak duduk bersama dengan Ara. Ya tepatnya terhalang 3 meja. Di meja sudah ada minuman yang Ia pesan, begitupula dengan minuman kesukaan Kakaknya.

Tak lama kemudian, Kak Shelly datang, dengan gaun panjangnya berwarna biru muda dan jilbab berwarna biru tua. Hampir senada dengan sedikit corak yang ada pada gaunnya. Dengan penampilan yang sederhana Ia selalu terlihat cantik dan anggun. Sungguh Kakak terbaik bagi seorang Ara, pelindung dan penenang baginya. Ia selalu menjadi tempat berbagi. Dimana setiap Ara lelah dengan carut marutnya kehidupan, Kak Shelly selalu menjadi tempat curahan hati dan penerang untuk terus melangkah maju kepada adiknya. Seseorang akan lebih dewasa dan bijak dengan pengalaman yang pernah Ia alami.

Kak Shelly memeluk adiknya dan mencium keningnya lembut. Begitupula dengan Ara menyalami tangan Kakaknya dan hangat dalam dekapan Sang Kakak. Betapa besar rasa rindu mereka. Sudah beberapa bulan tak bertemu langsung karna kesibukan masing-masing, hanya saling mengabari via video call atau chatting.

"Ada apa Ra?" tanya Kak Shelly, membuka pembicaraan setelah melepaskan pelukan rindu. Mereka saat ini sedang duduk berdua. Seorang dari mereka menceritakan keluh kesah, rasa sakit dan semua yang dirasakannya sedangkan Kak Shelly hanya menyimak dan mendengarkan.

"Yaudahh, kamu boleh tinggal dirumah Kakak, tapi untuk sementara waktu. Cukup 1 minggu! Bukan karna kamu nyusahin Kakak, tapi kasian Mama." ucap Kak Shelly memberi keputusan dan menuruti keinginan Ara.

"Iya janji deh, tapi Kakak yang bilang ke Mama ya." goda Ara, agar permintaan keduanya dikabulkan.

"Iya deh iya," jawab Kak Shelly mengiyakan setiap apa yang Ara minta jika Kak Shelly bisa mengabulkan, pasti Ia lakukan. Dengan perceraian kedua orang tua mereka, mereka jadi saling menguatkan dan melindungi untuk menemui titik terang.

Kak Shelly sudah pulang terlebih dahulu, dia tak tenang meninggalkan Faiz anaknya bersama dengan pegawainya. Tetapi jika Ia bawa, mungkin Faiz akan mudah bosan dan merengek meminta pulang. Ara yang saat ini berada dibelakang Alif, sedang terdiam. Ia merasakan hatinya lebih lega sekarang.

Dipertigaan jalan, tepatnya disudut Taman. Dihadapan mereka, Ara melihat motor Egi terparkir disana. Yang terlihat hanya punggung Egi. Namun, Ara mengetahui persis itu adalah kekasihnya. Sedangkan dihadapan Egi ada seorang wanita yang berhadapan dan sedang berbicara dengannya. Namun sayangnya, tertutupi oleh badan Egi.

"Itu kan Kak Egi, sama siapa?" cetus Ara menunjuk ke arah depan, tepat diarah Egi.

"Selingkuhannya kali," ketus Alif santai. Sangat-sangat so tau dia. Tau apa dia tentang Egi. Membuat Ara berpikiran negatif.

"Kak Egi?" sapa Ara, membuat Egi dan wanita itu menoleh.

"Ara, Alif?" sahut wanita itu dan Egi bersamaan. Mereka berbalik menyapa dengan penuh kekagetan.

"Fani?" sapa Alif kaget.

Ara terdiam, sebenernya ada apa ini? Mengapa Kak Egi seperti terlihat akrab dengan Fani, mantan Alif sekaligus temannya dulu.

"Lo kenal Fani lif?" tanya Egi heran.

"Jelas gue kenal. Lo sendiri siapanya Fani?" Alif menyolot, firasat buruk menumpuk dalam benaknya.

Alur Kehidupan [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang