Yogi: 2

2.5K 450 203
                                    


Dapat dipastikan Yogi memanfaatkan pulangnya dengan baik dan benar. Senyaman - nyamannya kasur di apartemen, kasur di rumah jauh lebih menggiurkan.

Jam sepuluh pagi Yogi masih leyeh - leyeh di kasurnya sampai nyonya besar muncul di pintu kamarnya.

"Eh, bagun kamu!"

No respon.

"Yogi!"

Masih no respon.

"Jian Lim!"

Barulah Yogi duduk dari posisi rebahannya

"Masih ngantuk Bu," Yogi kembali berbaring.

"Kamu ini, kaya di Jakarta ndak tidur aja,"

Menyerah akhirnya Yogi bangun.

"Sarapan ayok, terus nanti tolongin Ibu."

Yogi mengangguk - angguk. Diraihnya ponsel yang tergeletak di meja nakas.

Oh. . Halo, Yogi 😊. . Iya saya sudah dengar dari mama.

Setelah pesan itu Yogi tak lagi membalas pesan Mila.

Iya, Kamilia, perempuan yang dinilai bagus oleh ibunya untuk bersanding dengannya.

.
.
.
.
.
.
.
.

Jam sepuluh pagi tak heran rumahnya mulai sepi. Baba pasti ke toko, Kakak laki - lakinya dan istrinya yang tinggal di Australia tentu tidak ada di rumah.

Sekarang barulah Yogi sadar betapa sepi rumahnya.

"Bu, Ibu nggak sepi sarapan sendirian?" Tanya Yogi tiba - tiba.

"Ibu kan ada Baba, kamu tuh, sendirian di apartemen, kasian Ibu nggak ada yang ngurus," Dengan sabar Ibunya Yogi mengoleskan selai untuk roti bakar sarapan Yogi.

"Masih ada si Opik ini, sama yang lain Bu," Celetuk Yogi.

"Hus! Omongannya nanti kamu beneran jadi bujang lapuk seumur hidup!" Digetok kan kepalanya. Yoginya cuma meringis saja.

"Nih, abis sarapan, kamu mandi terus anterin ini ya," Si Ibu menyodorkan kantong putih yang Yogi yakin isinya tas.

"Buat siapa?" Tanya Yogi di sela kunyahannya.

"Buat Tante Wijaya lah, nanti yang ngambil Mila."

Yogi paham nih.

"Ibu aja gimana?"

"Ibu mau ketemu Tante Fransisca." Ibu menggeleng.

"Deeeh ngalusnya."

"Buruan makannya!"

"Iya. . Iya. ." Yogi kembali melahap roti bakarnya.

.
.
.
.
.
.
.
.

Berkat ngalusnya si Ibu tadi, sekarang Yogi sudah berdiri di depan sebuah toko kue yang lokasinya tidak begitu jauh dari komplek rumahnya.

Tak perlu khawatir susah menemukan Kamilia.

Gadis yang tengah tersenyum ramah ke pelanggan sambil menyodorkan sebuah cake itu adalah Kamilia yang Yogi cari.

"Selamat siang," Sapa Mila pada Yogi yang baru masuk.

"Uh. . Siang. . Kamilia?" Tanya Yogi.

"Iya, saya Kamilia." Jawab Mila masih dengan senyumnya.

"Ibu nitip buat Ibu kamu," Yogi langsung menyerahkan paper bag putih yang sedari tadi dibawanya

"Oh. . Ko Yogi ya?" Tanya Mila memastikan.

[✔️] YNWA [BTS Local Fic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang