Kalian pernah dengar lagu yang liriknya "Di dalam keramaian aku masih merasa sepi"? Biasanya yang begini lagi banyak pikiran nih, tapi Opik nggak lagi memikirkan kamu kok. Syukurnya dia tidak lagi terjebak mikirin siapa siapa. Tapi ya gitu, Opik yang suka dikatain toa ini kadang kadang berasa sepi. Kalau ditanya kenapa, Opik juga bingung. Kaya dianya kadang suka jenuh, garing sama ketawanya sendiri. Nggak kaya si Reki yang nggak nyadar - nyadar kalau dia itu garing.
Di tengah kegajean itu, Opik kadang suka pulang ke Ibu. Mencoba mencari sebab kenapa seorang Opik jadi gaje kalo kata si Yogi.
"Aya naon Aa? Meni lurus kitu ngeliatna nembusin tembok." Ibu negara memang tidak pernah bisa dikibulin.
"Nggak apa - apa, Bu. Temboknya retak tu." Jawab Opik ngasal.
"Kalo nggak apa - apa mah kamu nggak disini Aa. Sampe ngabolos kerja."
Seperti yang sudah - sudah, Ibu negara tidak pernah gagal mendeteksi masalah yang terjadi pada si Aa.
"Jujur aja Aa sama hati. Kalo lagi sedih ya nangis. Kalo nggak suka ya bilang. Kalo marah ya marah. Tapi semua sesuai kadarnya. Kalo Aa pake topeng mah capek atuh." Dan akhirnya Opik berujung bicara empat mata sama teman satu kantor yg sebenernya udah bikin dia gedeg. Diam - diam mencuri ide proposalnya, diajuin ke bos lalu deal. Giliran eksekusi temennya itu malah panik nanya balik ke Opik.
"Ini bagusnya kaya gimana ya Pik?"
Tai! Tapi setelah dipikir - pikir salah si Opik juga sih."Elo tu kebanyakan ngomong. Dicolong deh tu jadinya." Bener kata Koko Yogi. Semua gara - gara toanya kekencengan. Jadinya Opik tak cuma kehilangan ide tapi juga bonus yang dijanjikan si bos.
Jadi sekarang apa lagikah penyebab kegajean si Opik? Yang ini asli dia masih belum nemu!
"Refresing dulu lah Pik. Ngisi batre. Ntar bonus ilang lagi." Mungkin dia harus coba saran Yogi yang ini.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Berbekalkan saran dari Yogi, Opik mulai refreshingnya dengan ikut Oik ngegym yang berujung pegel - pegel. Bukannya bantu mijit, jelmaan bayi gede itu malah ngetawain si Aa. Pake ngajak si Tejo pula, jadi nggak sendiri aja ketawanya.
Abis itu Opik coba ngikut Genta survey tempat ke Lembang. Dikira bisa sekalian jalan - jalan, nggak taunya malah full meeting di ruang ber AC, dengerin orang orang ngomong bahasa Inggris. Si Genta emang kadang suka begitu. Kurang penjelasan.
Dan terakhir, disinilah Opik sekarang. Terdampar diantara barisan gadis - gadis geulis yang tengah khusyuk menyimak demo makeup. Dianya iya - iya aja waktu Hani minta ditemenin ke acara yang katanya seminar, nggak taunya malah beauty class begini. Opik emang bukan satu - satunya pria yang hadir sebagai peserta, tapi satu satunya "laki" ya kayaknya cuma dia doang. Pantas saja panitianya pada ngeliatin dia.
"Aa, tolong antri disitu yah. Itu tu booth yg tulisannya Foundie. Aa teh nanti tinggal bilang yang nomer 12 kitu ya. Neng kebelet Aa udah ditahan dari tadi." Hani langsung pergi meninggalkan Opik yang nyawanya masih setengah karena dari tadi ngantuk berat. Ditangannya sekarang ada dua lembar seratus ribuan. Opik akhirnya ikut mengantri di booth yang sepertinya paling banyak peminat ini.
"Nomer 12 mbak." Sebut Opik setelah akhirnya sampai dibaris paling depan. Pegel juga lima belas menit berdiri.
"Nomor 12 nya abis mas. Tapi bisa kok pakai nmr 14. Masi mirip warnanya. Beda dikit. Nih mas cobain aja."
"Eleuh eleuh, Naon ini teh. Si eneng aya aya wae. Nteu ngarti aing." Opik menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Tone warnanya beda tipis kok. Pacarnya nggak bakal kecewa lah nanti." Sebut suara yang lebih lembut dari si Mbak yang tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] YNWA [BTS Local Fic]
Romance"Terima kasih untuk pertemanan, persaudaraan, dan percintaannya ehe?, cerita ini bukan sekedar kenangan yang kita lalui sama - sama, jadi lebih baik di tulis biar nggak lupa, sekalian bukti si Fajar yang selalu teraniaya , ataupun Bang Reki yang mi...