Fajar: 1

2.7K 476 176
                                    

Jakarta siang ini diserang panas yang luar biasa menyengat. Pantas saja jalanan sekitar kampus yang biasanya ramai pejalan kaki jadi ramai ojek online.

Namun, beberapa mahasiswa tampak masih memilih jalan kaki, mungkin karena kosan mereka tidak jauh dari kampus, mungkin kehabisan ongkos atau mungkin sedang galau. Seperti halnya salah satu pejalan kaki berwajah ganteng sekaligus menggemaskan dengan ransel lumayan besar dipunggungnya. Kepalanya dari tadi tertunduk, langkahnya gontai meski dibawah sinar matahari yang seperti membakar.

Dia Fajar Bustomi. Mahasiswa Teknik Komputer semester akhir. Jajaka Bandung yang hijrah sementara ke Jakarta untuk meraih cita - cita. Sejak keluar dari gerbang kampus, Fajar jadi seperti robot kehabisan batrai. Hanya tau berjalan pulang tanpa lihat sekeliling. Bukan seperti Fajar biasanya yang punya motto salam senyum sapa.

"Assalamualaikum Akhi." Aji spontan mengucap salam saat Fajar masuk kamar dalam diam sambil lepas sepatu. Adalah hal yang agak - agak aneh bagi Aji melihat kawan sekamarnya itu masuk tanpa salam. "Pindah dulu Rik, gue ngantuk." Oik yang dari tadi asik selonjoran di kasur Fajar hanya bisa ikut instruksi lalu pindah ke kasur Aji. Fajar merebahkan badan, membelakangi dua sahabatnya yang kemudian saling lempar tatapan bingung.

'Kenapa dah tu?'

Oik dengan cepat mengirim chat ke Aji yang duduk dua langkah di depannya.

'Nggak tau. Tadi pagi masi kaya beo kelebihan gizi?.'

Aji membalas tak kalah cepat.

"Ntar ke Bang Reki yuk. Gue lagi pengen ketoprak." Oik buka suara menghilangkan aroma canggung yang dibawa Fajar.

"Bentar lagi juga lewat di depan Rik, Mager gue. Diluar gerah." Ujar Aji yang masih sibuk dengan Detective Conan di tangannya sesekali mengawasi Fajar yang dia tau pasti belum tidur.

"Enakan di Bang Reki Tet."

"Iyalah enak. Gratis." Aji ikut tertawa bareng Oik.

"Assalamualaikum Mah."

Suasana kembali hening begitu Fajar bicara lewat telponnya.

"Astagfirullah." Fajar mengusap kepala sampai rambutnya berantakan. Posisinya berbaring langsung terganti menjadi duduk tegak.

"Iya. . Iya Fajar pulang. Mamah tenang ya. Fajar pulang sekarang. Waalaikumsalam."

Bergegas, Fajar mengambil ransel yang tadi ia lepas di lantai. Lalu, memasukan dua helai kaos dan menutup ransel itu kembali.

"Kenapa Jar?" Tanya Aji karena melihat kecemasan yang tidak biasa di wajah Fajar.

"Bapak jatoh di kamar mandi. Sekarang di ICU. Koma." Jawab Fajar tanpa melihat Aji sambil memasang sepatunya kembali.

"Tunggu bentar Jar. Kita bareng ke Rumah Sakit." Oik langsung mengemasi gadgetnya begitu juga Aji.

"Bapak di Bandung Rik."

"Iya kita ke Bandung sekarang." Oik berujar mantap.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hampir 24 jam lamanya Fajar, Oik dan Aji setia di depan ruang ICU sebuah rumah sakit ternama di kota Bandung. Mereka memutuskan untuk tetap berjaga di sana setelah susah payah membujuk Mamah Arini untuk istirahat di rumah.

Adzan subuh berkumandang saat Aji terbangun karena rasa pegal di pundak kirinya. Sebabnya sudah pasti karena Oik tertidur sambil bersandar disana dengan pulas.

[✔️] YNWA [BTS Local Fic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang