Oya: The Truth Untold

1.3K 254 75
                                    


"Saya terima nikah dan kawinnya anak kandung bapak Kemala Hanifa dengan mahar seperangkat alat sholat beserta uang berjumlah tujuh juta sembilan ratus dua puluh ribu sembilan belas rupiah tunai."

"Sah?" Tanya Penghulu pada saksi.

"Sah!" Sorak semua yang menyaksikan seorang Genta Adhiguna Nasution yang baru saja mengganti statusnya menjadi suami Kemala Hanifah.

Dan tentu saja sorakan terkeras berasal dari dua row di depan yang berisi Aji, Oik, Opik, Reki, Yogi dan Bima. Di belakang the boys, ada Jeni, Gina, Intan, Kaka, Lisa, dan Oya.

Ya, Oya.

Rosaline Bowell. Satu dari bagian squad yang mereka tau ikut bahagia. Tapi nggak ada yang tau kalau hatinya patah juga sepatah - patahnya.

Sebaik - baik Oya, dia juga manusia biasa. Manusia yang cuma bisa berharap kalau dia juga melihat dia dengan cara yang sama.

Manusia yang cuma bisa berharap kalau dia nggak nganggep Oya itu satu dari mereka.

Nggak nganggep Oya itu adeknya juga kaya Jeni Marissa.

Cuma berharap. Itu yang Oya bisa.

Selamat Bang Genta. Selamat bahagia. Dan lagi - lagi Oya cuma bisa berharap. Berharap jika Genta selalu dilimpahi bahagia dalam babak baru kehidupannya. Dan berharap jika patah hatinya akan sembuh dalam sekejap mata.

"Ya? Lo nangis?" Tanya Jeni.

Gadis itu tak dapat menjawab, maka Jeni menariknya ke dalam pelukan.

"You did well sweetheart." Ucap Jeni sambil mengusap punggung sahabatnya itu. Entah Jeni tau atau tidak, yang jelas ucapannya sedikit meringankan rasa nyeri di ulu hatinya.

Genta.

Cinta itu dijatuhkan padanya. Jatuhnya mudah. Semudah membalik telapak tangan. Tapi ternyata untuk bangkit pun Oya tidak mampu.

Ditatapnya dua wajah bahagia di depan sana. Genta dan wanita pilihan untuk masa depannya, yang mana Oya doakan bisa selalu membahagiakan Genta lebih dari dirinya jika diberi kesempatan.

Masih teringat jelas dalam ingatan Oya sejak kapan Genta tak lagi sekedar jadi abang sepupunya sahabatnya. Mungkin hanya Oya yang ingat. Maka biarlah kenangan itu ia simpan rapat - rapat sebagai tanda hatinya pernah tersentuh sedemikian dahsyat hanya dengan kalimat sederhana saja dari Genta.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Gengs, sabtu ini nginep di rumah gue yuk!" Jeni membuka obrolan setelah dosen phonology mereka keluar kelas.

"Sabtu ini?" Tanya Lisa.

"He eh! Papa sama Mama gue mau ke Jepang. Gue ditinggal sendirian. Biasanya sih, Bang Genta disuruh nginep atau gue yang nginep disana, tapi males ah, kalau nginep di rumahnya gue nggak bisa jalan sampe malem. Padahal Mamanya Bang Gen juga tau gue mainnya sama elo - elo doang."

"Gue ikut deh, lumayan mau donlot drama baru. Wifi di kos lagi lelet banget ih, ya kan Ca?"

"He eh! Lelet lelet! Gue juga ikut! Di rumah lo banyak makanan abisnya." Kalau Lisa sudah membahas makanan Kaka otomatis setuju lah.

[✔️] YNWA [BTS Local Fic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang