"Rik. . Gue nggak bisa jawab lo sekarang. . Maaf gue sepengecut ini, kalau lo pengen balik ke Sandra. . Gue nggak masalah. . Kalau pun ditengah jalan nanti ternyata gue nyesel biar gue yang tanggung sendiri Rik."Kalimat itu berputar - putar di kepala Lisa. Sekarang gadis itu lebih sering duduk bermenung atau langsung tidur menggulung dirinya di balik selimut.
"Ca. . Gue masih bisa jadi temen lo kan?"
Bohong gue Rik, bohong. Mana sanggup gue ketemu lo lagi,
Lisa kembali membenamkan kepalanya ke bantal berusaha meredam air mata yang nyaris tumpah.
Sudah hampir sebulan ini tidak ada lagi Oik yang menunggu Trafo bersamanya di SasIng.
Jujur Lisa merasa ada yang kurang. Spot di sampingnya seakan sudah permanen milik Oik, sehingga tanpa Oik disana rasanya aneh.
Ca, dulu lo juga sendiri? Apa anehnya? Dulu lo sendiri baik - baik aja kan?
Si cantik itu berusaha meyakinkan dirinya sendiri.
Namun suatu malam, setelah malam - malam sebelumnya ia lalui dengan tenggelam dalam pikirannya, Lisa menyadari sesuatu.
Gadis itu langsung terduduk di kasurnya, lalu memeluk lututnya dan menundukkan kepalanya.
"Ca. . . Lo kenapa lagi?" Oya yang menjadi saksi kejatuhan seorang Lisa balik dari acara Oik itu langsung mendekati Lisa yang tertunduk lesu.
Menyakitkan melihat Lisa menangis sesenggukkan malam itu. Kaka dan Oya sangking kagetnya tidak bisa melakukan apa - apa selain memeluk Lisa.
"Ya. . Apa patah hati itu sesakit ini?" Tanya Lisa dengan suara yang pelan.
"Ica. . ." Oya langsung memeluk dan mengusap punggung Lisa.
"Dada gue sakit Ya, nyesek!" Lisa tak bisa lagi menahan air matanya.
"Sshh. . Ya udah lo nangis aja dulu, patah hati emang nggak ada yang menyenangkan Ca, tapi itu bagian dari hidup yang harus kita jalanin biar semakin kuat di dunia yang semakin kacau ini." Oya menepuk lembut punggung Lisa, gestur menenangkan.
"Gue sayang sama Oik, Ya. . ." Lolos juga akhirnya kata - kata yang selama ini tersangkut di tenggorokannya.
"Ya lo bilang dong sama Oik, Ca. ."
Lisa menggeleng, "Dia milih Sandra, Ya, gue telat. Gue yang ngelepas dia, gue yang harus nanggung konsekuensinya," Tangis Lisa semakin jadi.
"Ica. . Sayang, dengerin gue, jangan ditahan sendiri. Lo berhak nyampein perasaan lo, terlepas apa yang bakal terjadi nanti. Percaya deh, semuanya bakal lebih ringan kalau lo keluarin, dan biar waktu yang ngurus sisanya kalau akhirnya kalian nggak sama - sama Ca,"
Samar - samar Lisa dan Oya mendengar ada suara yang memanggil nama Lisa dari pagar. Otomatis mereka berdua langsung mengintip dari jendela kamar Lisa yanh terletak di lantai satu yang menghadap ke jalan.
"Ca. . ." Panggil Oya yang sama terkejutnya dengannya.
"Ya. . Gue nggak berani ketemu Oik kaya gini, please. . ." Lisa menggeleng kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] YNWA [BTS Local Fic]
Romance"Terima kasih untuk pertemanan, persaudaraan, dan percintaannya ehe?, cerita ini bukan sekedar kenangan yang kita lalui sama - sama, jadi lebih baik di tulis biar nggak lupa, sekalian bukti si Fajar yang selalu teraniaya , ataupun Bang Reki yang mi...