"Gi, projek ini tim kamu yang handle ya."Mau nolak gimana, mau ngeiyain Yogi juga mau pulang. Bingung Mas Yogi Mil, bingung.
Lagian sih, si Yogi pake gaya - gayaan ke Thailand, abis kan jatah cutinya?
"Pik, yang tabah ya," Yogi menepuk bahu Opik seusai rapat. Ya karena kalau itu projek awal tahun dilimpahkan ke tim Yogi, Opik pasti kena getahnya juga, kan Opik bawahannya Yogi.
"Udah biasa, urang teeeh biasaaa. . Si mamah nggak akan sadar anaknya ilang, di rumah teh aya anak bungsu ini." Opik menganggukkan kepalanya. Si bungsu itu bisa jadi Fajar, bisa jadi juga kucing blasteran yang dia beli tempo hari.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Sesampainya di apartmen, Yogi langsung membaringkan diri di sofa.
Apartemen yang isinya minimalis itu terlihat lebih sepi dari biasanya. Sepi, karena Yogi sekarang mengerti akan pentingnya seseorang yang menyambutnya di rumah setiap pulang.
Ponsel pun diraih dari saku celana. Lalu yang terjadi selanjutnya tentu saja menelpon Mila.
Kring. . Kring. . Kring. .
"Halo, Mas Yogi. ."
Kedua sudut bibir Yogi terangkat kala suara di seberang sana menyapa dengan rindu seperti biasa.
"Halo, Mila. ." Balas Yogi sama rindunya. Rasanya ingin saja segera memboyong si cantik itu ke apartemennya.
"Apa kabar hari ini Mas? Kalau capek istirahat aja dulu, nanti aja ngobrol sama Milanya."
Ya Tuhan, kemana Yogi harus mencari perempuan yang woles - woles aja dikabarin sesekali, dan sekalinya telponan malah nyuruh Yogi istirahat aja kalau capek? Kemana harus dicari yang bisa nandingin Kamilianya? Coba sebut?
"Justru nelpon kamu itu buat ngilangin capeknya saya,"
Lalu Yogi mendengar kekehan Mila di seberang sana.
Meleleh dia tuh!!!
"Mil,"
"Ya, Mas?"
"Christmas ini saya nggak bisa pulang nggak apa - apa kan?"
"Nggak apa - apa Mas. Banyak kerjaan ya, Mas?"
"Hmm. . Tim saya dikasih projek gede buat awal tahun, jadi persiapannya udah harus mulai dikerjain."
"Waaah. . Good luck Mas, rejeki itu jangan ditolak."
"Padahal ini christmas pertama kita berdua ya,"
Yogi tertawa kikuk karena perkataannya sendiri. Lagi, jatuh cinta membuatnya jadi sedikit out of character. Clingy mendadak dia tuh huhu.
"Mil, kamu nggak mau berubah pikiran? Nggak akan sekali - dua kali kejadian begini kalau sama saya,"
Yogi yang tadinya leyeh - leyeh merubah posisinya jadi duduk bersila.
"Mila nggak akan berubah pikiran. Dari pertama Mila setuju sama hubungan kita ini, Mila udah siap sama konsekuensinya Mas. Dan semoga nggak ada yang nyerah diantara kita berdua."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] YNWA [BTS Local Fic]
Romance"Terima kasih untuk pertemanan, persaudaraan, dan percintaannya ehe?, cerita ini bukan sekedar kenangan yang kita lalui sama - sama, jadi lebih baik di tulis biar nggak lupa, sekalian bukti si Fajar yang selalu teraniaya , ataupun Bang Reki yang mi...