Reki menatap lembaran kertas di depannya bergantian dengan Mas Bintang yang berjalan keluar masuk kantornya. Well, kantor Bapak sebenarnya. Kan ceritanya Reki lagi jadi CEO cadangan.Jadi Bapak Reki ini ya, punya bisnis real estate yang sangat mantul. Kalau dia mau mah, dia nggak usah ke Jakarta dan bangun Meraki sendiri disana. Dia tinggal gantiin Bapaknya aja di kantor dan duit akan datang dengan sendirinya.
Sebut Reki keras kepala, tapi Bapak sama Ibunya juga nggak ngajarin dia jadi anak yang kaya gitu, makanya dia tetep kekeuh mau tinggal di Jakarta aja dan memulai semua dari nol. And he made it! Walaupun belum yang luar biasa banget ya, tapi penghasilan Reki sudah cukup untuk membuatnya hidup nyaman di Jakarta.
"Sing ini koen tanda tanganin engko, map ijo ora usah, isine durung diperiksa Bapak soale." Mas Bintang ini sepupu Reki, Masnya si Bram yang udah ikut bapaknya dari jaman kuliah. Dan sekarang jadi orang kepercayaan di kantor Bapaknya.
"Mas. ." Reki masih berusaha mengingat instruksi Mas Bintang.
"Apa?"
"Nggak jadi Mas, hehe."
Reki kemudian cengengesan tak jelas sebelum menarik napas melihat kerjaan yang menantinya.
Padahal baru tiga minggu dia berada di kantor Bapak, tapi rasanya ia ingin segera kembali ke dapur Meraki.
Perlahan diraihnya satu persatu tumpukan map yang diberikan Bintang barusan. Mungkin saja perhatiannya bisa teralihkan sementara.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Pukul delapan kurang lima menit, Reki baru sampai di rumah. Rumah megah tiga lantai itu memang tidak pernah ramai, tapi juga tidak pernah sesepi ini.
Tidak biasanya Ibu Sartika tidak tampak di ruang keluarga lengkap dengan dasternya dan remot tv sambil menonton sinetron kesayangannya.
"Assalammualaikum. ." Ulang Reki utuk kedua kalinya, tapi tetap tidak ada jawaban.
Mungkin Ibu di kamar kali ya sama Bapak.
Pikir Reki.
Alih - alih langsung naik ke kamarnya, Reki berbelok ke dapur. Haus dia rupanya. Segera diambilnya sebotol air mineral yang memang selalu di stok si Ibu.
"Aus Bang?"
Reki auto batuk nyaris keselek kan. Yang barusan nanya malah cuma ketawa sambil menepuk - nepuk punggung Reki beberapa kali.
"Waaah, halu inyong tambah parah," Gumam Reki pelan. Dan si pemilik suara tadi tertawa lagi.
"Kamu udah pulang? Kok Ibu ndak tau?" Reki menatap bingung Ibunya.
"Adi kira ibu di kamar tadi?" Lalu di liriknya Kaka yang sedang menyalin cemilan ke dalam piring.
"Bawa ke dalam aja Ka," Ucap si Ibu lalu Kaka mengangguk.
"Lah? Ini beneran?" Reki menepuk pipinya beberapa kali.
"Mau dibantuin Bang? Sini gue tampol." Timpal Kaka setalah Ibunya Reki kembali ke ruang keluarga.
"Ini beneran elo!" Kalimat Reki lolos dalam bentuk gumaman pelan.
"Iye Bang, ini gue. Gue dateng nyusulin elo." Ucap Kaka gemas lalu kabur ke ruang keluarga mengekor Ibunya Reki.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] YNWA [BTS Local Fic]
Romance"Terima kasih untuk pertemanan, persaudaraan, dan percintaannya ehe?, cerita ini bukan sekedar kenangan yang kita lalui sama - sama, jadi lebih baik di tulis biar nggak lupa, sekalian bukti si Fajar yang selalu teraniaya , ataupun Bang Reki yang mi...