Cuaca Bandung pagi itu seakan ikut berbahagia menyambut berita bahagia dari Genta dan Hani yang akhirnya memutuskan untuk bersama selamanya.Langit subuh dipadukan dengan udara sejuk Bandung menyapa setiap permukaan kulit Genta yang sudah terjaga sejak jam empat pagi tadi.
"Ta, ngapain lo?" Genta menoleh kearah Opik yang baru bangun.
Mama Papa Genta sekalian Gina dan Bima bersama putra kecil mereka disambut hangat keluarga besar Opik dan Hani. Dan dengan sedikit paksaan dari keluarga Opik yang memang kelewat ramah seperti Opik sendiri, Genta dan keluarganya akhirnya menginap di rumah Opik karena keesokannya putra Bapak Ahmad Nasution dan Ibu Dewi Ajeng itu akan mempersunting si mbak pacar yang akhirnya setelah sakit - sakit bersama itu kembali juga.
Sedangkan geng rinso yang lain beserta mbak - mbak sekalian diungsikan ke rumah Fajar.
"Gue nggak bisa tidur, Pik." Genta terkekeh, lalu kembali memandang blue morningnya dari balkon sana.
"Ckck. . Sedikit lagi bro," Opik bergabung dengan Genta sambil menepuk bahunya.
"Sedikit lagi ya Pik." Balas Genta sambil tersenyum simpul hingga lesung pipinya bermunculan.
"Gue udah bilang belom, Ta?" Tanya Opik sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Apaan?" Balas Genta.
"Hatur nuhun nya Ta. Gue makasih banget Ta. Makasih untuk nggak nyerah sama si eneng. Makasih untuk sesayang itu sama adek gue yang pecicilan itu. Tumbuh bareng dia, gue tau pasti kaya apa dia dari kecil sampe sekarang Ta. Dia banyak nahan sakit sendirian dari dulu, dan dia berhak bahagia. Dan cuma elo yang bisa bikin dia sebahagia itu. Makasih banyak ya Pak Genta." Opik si komedi itu kalau lagi serius bisa bikin orang nangis bawang juga sebenarnya huhu.
Genta mengangguk - angguk beberapa kali, lalu kembali berbicara.
"Makasih juga Pik. Makasih untuk tetap percaya kalau gue sama Hani memang ditakdirkan buat sama - sama walau gue sempat mau nyerah. Makasih karena udah jagain jodoh gue selama ini," Genta menjeda kemudian terkekeh pelan, "Sekarang lo bisa serahin semuanya ke gue Pik, insya Allah gue siap."
"Harus siap lah, kalau nggak siap ya, urang maju paling depan buat gorok maneh Ta." Komedi Opik kembali lagi. Walaupun omongan itu terucap dalam nada jenaka, tapi Genta tahu pasti kalau Opik sungguh - sungguh. Lebih baik dia menepati kata - katanya atau dia akan mati muda nanti huhu.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Hani. . ." Farah yang bertugas mempercantik calon Nyonya Genta itu mengetuk pintu kamar Hani beberapa kali sebelum masuk.
"Masuk - masuk Teh," Hani membuka pintu kamarnya sambil mempersilahkan Farah dan kotak make up nya masuk.
"Kamu teh nggak tidur semaleman ya?" Farah terkekeh melihat lingkaran hitam di bawah mata si cantik itu.
"KELIATAN YA? ASTAGFIRULLAH KUMAHA IEU TEH MATAAA AKUUUUU!" Hani panik sendiri kan.
Persis Opik.
Ucap Farah dalam hati.
"Heiii tenang aja. . . Ini teh kotak ajaib. Segitu aja mah gampang," Farah menepuk kotak make up nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] YNWA [BTS Local Fic]
Romance"Terima kasih untuk pertemanan, persaudaraan, dan percintaannya ehe?, cerita ini bukan sekedar kenangan yang kita lalui sama - sama, jadi lebih baik di tulis biar nggak lupa, sekalian bukti si Fajar yang selalu teraniaya , ataupun Bang Reki yang mi...