Aji: 2

2.6K 414 98
                                    


Aji membaca sekali lagi surat tugasnya untuk memastikan kalau bukan Jufri nama pembimbingnya.

Seminggu yang lalu akhirnya judul Aji diterima dan membuat langkahnya menuju parkiran terasa ringan.

Tak lupa Aji juga berterima kasih ke Ibu dulu yang sudah pasti selalu mendoakan Aji dari rumah sana sebelum berkabar dengan 'pacar - pacar'nya.

"Makasih doanya Bu, judul Mas diterima~" Dan Bu Ana sudah pasti menangkap senyum Aji yang walau tak bertatap langsung namun terasa.

"Kalau sudah rejeki Mas ya ndak kemana, jangan putus doa sama usaha ya Mas," Pesan Ibu sebelum keduanya memutus sambungan.

Seminggu kemudian, bersama dengan Fajar Bustomi, di depan ruang TU TK, Aji membuka lembaran surat tugasnya yang kemudian membuat Fajar menepuk bahunya.

"Allah tahu yang terbaik buat lo Ji, sengaja banget dikasih Trafo biar lo nggak ngaret, tapi tetap aja ngahahahahaha😂" Fajar dengan ikhlas menertawakan Aji.

"Padahal gue sengaja milih judul yang bukan bidang Trafo," Ucap Aji masih setengah tak percaya.

"Ternyata Trafo Dokter Umum bro," Begitu mereka menyebut Dosen yang biasa menggarap lahan di berbagai konsentrasi.

Jika reaksi Fajar begitu, maka tidak susah membayangkan reaksi Oik.

"Bro, pembimbing gue Trafo," Hal ini yang Aji sampaikan ketika mereka bertiga bertemu di kosan Aji dan Fajar.

Senyum Oik langsung mengembang,

"Welcome to the hell brother, mau minum?" Tawar Oik.

Sebangsat itu memang sahabat - sahabatnya yang bisa tertawa dan tersenyum ketika dia merasa sesial itu.

"Jangan ajakin Tejo minum, nanti dia malah ngamuk di TU minta ganti pembimbing," Cemooh Fajar.

"Bikin malu ya?" Sambung Oik sebelum mereka tertawa terpingkal - pingkal. Bahkan Fajar sampai jatuh dari kasurnya.

Sementara Aji si bintang acara lawakan mendadak itu hanya bisa cemberut parah,

"Ketawa aja lo berdua terus. Waktu masih banyak sebelum lo pada wisuda, mau gue doain nggak kelar - kelar? Gue lagi teraniaya nih," Ucap Aji Sewot.

"Uuuu takut gue Jar,"

"Sama gue juga takut Rik, sereeem,"

Tapi wajah mereka berdua sangat kontras dengan ucapan mereka barusan.

"Aduh, gue masih sakit perut. Woles lah Ji, at least kita berdua. Lo nggak akan nungguin Trafo sendirian." Oik menepuk bahu Aji.

Merasa sedikit terhibur Aji berhenti cemberut, sampai, "Lo nggak akan sendirian sampe gue wisuda lah, abis itu lo berjuang sendirian kawan,"

"Tai lo Rik," Aji melempar Oik dengan bantalnya.

Sementara Fajar dan Oik sudah sibuk dengan PS mereka, Aji yang sedang selonjoran di kasurnya mengulang kalimat Fajar yang surprisingly cukup membuatnya merasa lebih baik dan menerima kenyataan kalau Trafo adalah dosen yang ditugaskan untuk membantunya menggarap skripsinya.

'Allah tahu yang terbaik buat lo Ji, sengaja banget dikasih Trafo biar lo nggak ngaret.'

'Iya begitu.'

[✔️] YNWA [BTS Local Fic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang