Hani terbangun dari tidurnya tanpa mendapati si suami di sampingnya. Dengan perutnya yang sudah membesar itu, Hani berusaha bangkit dari ranjang mereka dan keluar dari kamar untuk mencari keberadaan Gentanya."Yang. ." Panggil Hani.
"Dapur, yang!" Balas Genta.
"Kamu ngapain? Masak?" Hani berusaha menahan tawanya melihat Genta yang berdiri di balik meja counter sambil membaca entah apa di ponselnya.
"Iya, aku mau bikin sarapan." Jawab Genta tanpa melirik Hani yang duduk di kursi meja makan sambil menatapnya.
"Yakin kamu mau masak? Hmm?" Hani menyusul Genta ke dapur.
"Nyonya Genta, kamu duduk aja. Biarin aku yang masak hari ini." Genta menarik Hani untuk kembali duduk di kursi.
"Kamu mau masak apa emangnya?"
"Nasi goreng?"
"Oke. . Mari kita liat nasi goreng ala Genta bakal jadi kaya gimana."
Genta kembali fokus ke layar ponselnya.
"Kamu liatin apa sih?" Sumpah, Hani gemes! Pengen ngambil alih aja dia tuh rasanya.
"Oh. . Resep. Tapi ribet banget. Segala pake udang segar - udang segar." Genta menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Makanya biar aku aja yang masak."
"Hey. . Tolong biarin aku manjain istri aku sekali - kali, oke?"
"Taaaaaaaaa. . . Kamu tuuuuh!!!" Lumer Hani lumeeeer!
"Kenapa aku?"
"Micin Ta! Kamu tuh miciiin!"
"I just love you that much, bukan micin sayang." Genta menyunggingkan senyum berlesung pipinya itu.
Hani bangkit dari kursinya, lalu menghampiri Genta yang masih kebingungan dengan segala perangkat masak di hadapannya.
"Kamu bisa manjain aku dengan cara lain yang. Kalo kamu masak yang ada dapur kita nanti kebakaran." Bisik Hani.
"Jangan aneh - aneh kamu. Lagi hamil besar gitu emang boleh?"
"Makanya kamu tuh jangan sering absen kalo aku cek kandungan. Nggak tau kan dokternya bilang apa aja."
"Emang dokternya bilang apa aja, hmm?"
Genta kemudian memindahkan lengan Hani yang tadi mengunci pinggangnya ke lehernya.
"Ribet,"
"Ribet gimana?"
Lupa dah tu, mau sarapan kan -,-
"I can't tell it, but I can show it."
Genta menggelengkan kepalanya sambil terkekeh. Dan saat jarak mereka hampir lenyap, kedua tangan Hani malah berpindah ke panel kompor di belakang Genta.
"Tapi aku laper, nanti aja aku tunjukinnya, hehe." Hani melepaskan diri dari Genta kemudian mulai menggoreng omelette untuk mereka berdua, sementara Genta hanya bisa tertawa karena merasa dikerjai istrinya.
"Yang. ." Panggil Hani.
"Hmm. ." Genta menoleh dari piring omelette-nya ke Hani yang duduk di hadapannya.
"Aku gendutan ya?"
Jadi semenjak hamil, Hani tuh jadi insecure gitu. Apalagi Genta lumayan sering dinas luar kota, jadi kadang dia suka mikir aneh - aneh. Tapi selama ini dia nggak pernah ngasih tau Genta, paling dia curhatnya sama Mila atau Farah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] YNWA [BTS Local Fic]
Romance"Terima kasih untuk pertemanan, persaudaraan, dan percintaannya ehe?, cerita ini bukan sekedar kenangan yang kita lalui sama - sama, jadi lebih baik di tulis biar nggak lupa, sekalian bukti si Fajar yang selalu teraniaya , ataupun Bang Reki yang mi...