Oik: 1

8.5K 813 130
                                    


Kalau dipikir - pikir, ada - ada saja cara Tuhan mempertemukan satu manusia dengan manusia lainnya.

Apa kalian percaya serendipity?

Sebuah kebetulan yang membawa berkah.

Satu kata itu yang mendasari pertemanan tujuh pemuda yang kini tengah nongkrong di salah satu kafe kawasan Cikini sana.

"Lo ngadopsi dimana mereka?"

Reki masih ingat komentar Genta waktu pertama kali bertemu Fajar, Aji, dan Oik yang makan dengan kalap di kafenya Reki.

"Ini semua gara - gara lo dan lo sok sibuk sampe ngebatalin futsal mingguan,"

Reki menunjuk Genta dan Opik yang memang datang berbarengan.

Beda Genta, Beda Opik. Si hebring itu langsung cepat akrab dengan krucil line, apalagi ada Fajar yang dari Bandung juga, wes sekali ngobrol kaya saudara yang terpisah akibat bencana alam.

Sedangkan Yogi, memilih untuk mengamati jalannya obrolan dan sesekali nimbrung. Kalau baru ketemu pasti nyangkain si Yogi ini pendiem, padahal dia sedang menahan - nahan agar savage nya tidak usah buru - buru keluar.

Mudahnya, si Reki yang tadinya mau ngefutsal bareng temen - temennya jadi kekurangan pemain, karena Genta dan Opik mangkir dari janji. Setelah itu, dia bertemu Fajar dan Aji yang rupanya sedang berusaha menyelamatkan diri dari temen mereka si Oik yang lagi giat - giatnya ngegym di lantai dua.

"Dari pada angkat barbel mending gue main bola deh,"

Ucap Aji saat mengiyakan tawaran untuk ikut bermain futsal dari Reki dan teman - temannya.

.
.
.
.
.
.

Sekarang, setelah tiga tahun kenal dengan krucil line, Genta masih saja takjub melihat lahapnya mereka makan masakan Reki.

"Lo berdua kapan nih nyusul si Oik?" Pertanyaan Genta langsung membuat Aji dan Fajar berhenti mengunyah karedok spesial Mas Reki.

Jadi ceritanya kumpul - kumpul malam ini untuk semacam sukuran Oik yang sudah selesai seminar siang tadi sekalian buka puasa bersama. Yang buka puasa si krucil line, abang - abang kecuali Reki menyusul karena masih ngantor kan,

"Makasih Bang," Cuma Oik yang bisa sumringah dengan topik ini.

"Gue tinggal nunggu acc seminar kok Bang, tau deh si Aji," Ucap Fajar dengan santai kemudian menyeruput es teh manisnya.

"Penghianat lo dasar, dulu aja 'kita sama - sama terus ya Ji, kita lulus bareng - bareng~'" Cibir Aji.

"Itu sebelum gue tahu seberapa kampretnya elo jadi temen Ji, tapi tenang lah, lo wisuda gue dateng kok, kan lo nggak ada PW-nya," Fajar menepuk bahu Aji prihatin.

"Haloo ma brooow~" Yang cempreng dan baru duduk di sebelah Genta ini dapat dipastikan adalah Opik. "Ciaa~~ ciaa~~~ yang seminar~~ duh gue jadi inget masa kuliah dulu~" Opik dan Oik langsung tos. Di belakang Opik, Yogi mengekor.

"Kalian berdua kapan?" Aji sama Fajar langsung noleh ke Yogi berbarengan, mukanya itu lho, kaya bilang: 'Ditanyain lagi, sial emang!'

"Udah Ko, nggak usah ditanyain mereka kesian gue, nggak selesai - selesai makannya dari tadi," Oik akhirnya angkat bicara.

[✔️] YNWA [BTS Local Fic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang