Aji: 10

1.7K 296 147
                                    

Sebelum membaca. . Biar hqq, silahkan denger "because you loved me" nya Celine Dion

.
.
.
.
.
.
.

Rasanya seperti mimpi ketika Aji menatap layar laptopnya yang terpampang formulir pendaftaran untuk belajar menjadi pilot di BIFA, Bali.

"Tet. . Gue mimpi nggak sih?" Tanya Aji sangking tak pecayanya.

"Nggak lah! Buruan kirim!"

"Bismillah!" Ucap mereka berdua sebelum Aji memilih opsi submit dan mendaftarkan dirinya.

Lain Aji, lain lagi Jeni.

Si cantik itu juga tak kalah gembiranya karena beberapa hari yang lalu LOA S2 nya sudah di tangan.

Maka dari itu, babak baru hubungan mereka akan segera dimulai. Tidak ada yang berkata apa yang mereka jalani itu akan mudah, tapi mereka mau mencoba. Mereka ingin membuktikan jika mereka masih bisa meraih mimpi masing - masing tanpa harus melepaskan pegangan. Karena ya. . Aji bisa melewati semua ini karena Jeni selalu mendukungnya, begitu juga sebaliknya. Lalu kenapa harus ada yang melepas?

"Tet, ini udah semua?" Tanya Aji saat membantu mengangkat koper dan barang bawaan Jeni untuk sekalian dibawa ke bandara. Karena tahun ajaran yang akan segera dimulai, Jeni harus segera berangkat untuk mengurus segala urusannya di London sana.

"Udah Tet." Jeni lalu menghampiri Mama dan Papanya yang memang tidak diizinkannya mengantar sampai bandara. Katanya dia nggak mau nangis - nangis alay di bandara nanti.

"Mah. . Pah. . Jeni pergi dulu ya." Dipeluknya orangtuanya itu bergantian. Lalu disalami cukup lama.

"Hati - hati sayang, sampe di London kabarin ya." Ucap si Mama.

"Pasti."

"Kamu belajar yang bener ya," Yang ini pesan si Papa.

"Siap bos!" Jeni tersenyum tipis.

Berat memang rasanya meninggalkan rumah dan segala yang ada di Jakarta. Termasuk Aji. Terutama Aji. Sejujurnya Jeni ingin menantang dirinya sendiri. Sejak bersama Aji, ia terbiasa dengan keberadaan Aji di sekitarnya dan entah mengapa ia selalu merasa cemas atau ada sesuatu yang kurang jika tanpa Aji. Padahal dulu Jeni baik - baik saja sendiri. Jadi pacarnya Mas Aji itu mau belajar kembali berdiri sendiri. Karena Jeni tidak selemah itu, dan dia tahu itu.

"Titip anak Mama, Ji," Mamanya Jeni menepuk lengan Aji, begitu juga Papanya Jeni.

"Pasti Aji anterin sampai bandara dengan selamat Ma, Pa. Assalammualaikum." Pamit Aji sebelum menyalami kedua orangtua pacarnya itu.

"Walaikumsalam. Hati - hati kalian." Ujar Papanya Jeni saat putri tunggalnya itu sudah duduk di sebelah Aji yang kebetulan membawa mobilnya Reki.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Tet. ." Panggil Jeni ketika mereka berdua sama - sama hening dalam perjalanan menuju Sotta.

"Apa?"

"Lo yakin nggak mau mutusin gue atau semacamnya?"

Aji terkekeh mendengar pertanyaan Jeni, lalu balas bertanya, "Sanggup lo gue putusin?"

"Ya enggak lah!" Jeni langsung menggeleng.

[✔️] YNWA [BTS Local Fic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang