"Woi berat, minggir lo." Protes Oik pada yang baru sampai langsung merebahkan diri diatas badannya.Kurus - kurus begitu Aji berat juga, kalau kata Fajar "Keberatan dosa maneh teh,"
"Tumben lo weekend masih betah di sini?" Tanya Aji yang kemudian pindah ke kasurnya.
"Biasa," Ucap Oik penuh arti.
Sabtu - Minggu kalau nggak ada urusan di kampus mah Oik mana mau ke kampus.
Mending tidur di rumah atau ngegame, atau dulu kalau sama mbak pacar udah start jalan dari siang. Dulu ya, sekarang dia jombles kan.
"Lisa?" Tanya Aji.
"Yoi, gue mau jalan sama dia." Ucap Oik sambil mengetik entah apa di ponselnya.
"Luar biasa Lisa! Rekor terlama lo buat ngajak jalan seorang cewek ckckc, salut gue." Aji menggelengkan kepalanya.
"Good stuffs worth to wait bro,"
"Si tai, orang itu bukan barang. Tobat lo ibab," Aji melempar Oik dengan bantalnya.
"Maybe," Ucap Oik kemudian.
"Maybe apaan?"
"Maybe gue akan tobat setelah gue jadian sama Ica."
"Pede bener lo dia mau nerima lo!?"
"Jam terbang gue urusan cewek cukup untuk memprediksi kalau nggak lama lagi gue sama dia bakal jadian bro," Oik bangkit dari kasur Fajar kemudian merapikan kemejanya.
"Brengsek lo dasar," Aji tertawa.
"Gue cabut dulu bro, doakan usaha Uda Oik lancar ya," Dan Oik melenggang pergi, tapi dia balik lagi,
"Ji, Pinjem si Simba dong." Simba ini 'anak' Aji, eh salah motor Aji maksudnya.
Aji hanya menggeleng dan melemparkan kunci motornya pada Oik.
"Isiin bensinnya, kasian belom makan anak gue,"
"Ckck belom jadi bapak orang aja lo begini. Kesian gue sama istri lo nanti." Oik menggeleng.
"Itu beda bro." Cengir Aji.
"Ya udah gue cabut. Bye,"
"Assalammualaikum Nyet," Sorak Aji.
"Walaikumsalam Pak Haji, kalau mau pake mobil gue itu kunci di atas lemari Fajar." Timpal Oik. Yang pergi siapa yang salam siapa, absurd emang mereka berdua huhu.
"Yoi bro, tengkyu."
Oik menghidupkan motor Aji sebelum digas sampai kosan pagar biru yang sejak beberapa bulan terakhir selalu Oik lewati, kali - kali ketemu Lisa kan.
Di depan kosannya, Lisa sudah menunggu dan langsung memamerkan senyum manisnya waktu Oik berhenti di depannya.
"Ojek neng," Canda Oik.
"Maaf bang lagi nunggu pacar," Lisa menggeleng lucu.
"Coba aja dulu neng, siapa tahu jodohnya saya," Ucap Oik sambil menyerahkan helm untuk Lisa.
"Siapa tahu ya bang ya, naik ya," Sambil tertawa Lisa naik ke boncengan.
Hari ini mereka tidak hanya jalan biasa. Hari ini agendanya jalan sekaligus beramal. Baru - baru ini Oik tahu kalau Lisa dan beberapa teman - temanya di HIMA dulu membuat program English Day untuk anak panti asuhan di sekitar kampus. Dan mereka masih sering menyempatkan diri untuk datang dan mengajar sambil bermain hampir setiap sabtu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] YNWA [BTS Local Fic]
Romance"Terima kasih untuk pertemanan, persaudaraan, dan percintaannya ehe?, cerita ini bukan sekedar kenangan yang kita lalui sama - sama, jadi lebih baik di tulis biar nggak lupa, sekalian bukti si Fajar yang selalu teraniaya , ataupun Bang Reki yang mi...