Genta: 9

1.4K 298 162
                                    



Genta membuka dua kancing kemeja teratasnya sebelum menggulung lengan kemejanya sampai kesiku. Sebuah gestur sederhana yang tanpa oa sadari membuat pegawai bergender perempuan di kantornya semaput seketika.

Tangan Genta berhenti bergerak. Ingatannya memutar sebuah adegan yang terjadi beberapa bulan yang lalu.

"Ihh. . Jangan digulung,"

"Kenapa yang?" Genta tertawa melihat Hani yang protes pada Genta sedang menggulung lengan kemejanya ketika akan makan di Meraki.

"Ganteng! Nanti banyak yang suka!" Hani menarik lengan kemeja Genta.

"Udah biasa kalau banyak yang suka," Genta terkekeh lagi.

"Kamu ya! Ketularan si Reki pasti," Cibir Hani.

Genta menuruti Hani dengan tidak menggulung lengan kemejanya sampai siku.

Bahkan hal kecil begitu saja mampu mengirim Genta nostalgia hingga entah kemana.

"Pak Genta. ." Seorang staff kantornya yang baru bekerja selama dua bulan yang ia yakini bernama Karina itu menghampiri Genta dengan segelas kopi di tangannya.

"Oh, thanks ya," Genta tersenyum simpul sebelum kembali melanjutkan pekerjaannya. Seperti yang sudah kita tahu, kemana lagi Genta mendistraksi dirinya jika tidak ke pekerjaannya yang sebenarnya tidak begitu mendesak untuk di selesaikan.

"Kamu bisa pulang, Karina." Ucap Genta pada Karina yang masih betah di cubicle-nya sementara teman - teman seperjuangannya sudah menyerah dari dua jam yang lalu.

"Nggak apa - apa, Pak. Biar saya bantuin, masa saya pulang, Pak Genta masih disini." Tolak Karina sambil tersenyum yang lebih dari sekedar ramah mah kalau dievaluasi Oik.

Oh, Oik tempo hari ke kantor Genta dan bertemu dengan si Karina - Karina ini. Kalau kata Oik, Karina ini naksir Genta.

Genta kemudian mengangguk saja. Toh dia tidak memaksa Karina untuk membantunya lembur kan?

Sesaat kemudian hening kembali merayap diantara mereka. Genta kembali menyibukkan dirinya, sedangkan Karina mulai menyibukkan dirinya juga.

Sibuk memperhatikan dan mengagumi Genta.

Jika sudah menyangkut pekerjaannya, sudah pasti Genta akan lupa waktu. Ia baru berhenti ketika Opik menelponnya. Sebuah panggilan ajakan untuk kumpul di Meraki seperti biasanya. Yang lain sudah disana, tinggal Genta yang kurang.

Genta lalu melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul sepuluh malam. Dirapikannya barang - barangnya sebelum memasukkannya ke dalam tad kantornya dan keluar dari ruangannya.

"Saya duluan Karina, kamu sudah selesai?" Pamit Genta.

"Eh. . Udah Pak," Karina menatap Genta, seakan ingin mengatakan sesuatu tapi ragu.

Genta melirik jam tangannya sekali lagi sebelum bertanya pada bawahannya itu,

"Kamu pulang sama siapa?"

"Eh. ." Karina yang tiba - tiba ditanya begitu malah kaget sendiri.

"Anu. . Saya pulang sendiri, Pak. Gojek masih bisa."

"Nggak usah jemput yang, aku bisa pulang sendiri lah, gojek aja."

Lagi - lagi Genta bernostalgia sendiri.

[✔️] YNWA [BTS Local Fic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang