Kyungsoo panik melihat pemandangan itu dan menjauhkan tangan Mia dari pahanya. Jooheon berlari dan menarik Mia agar segera keluar dari rumahnya, sedangkan gadis itu berontak tak terima.
“Tidak! Jooheon, aku butuh laptopmu!” serunya rusuh lalu menggeleng. “Bukan bukan! Maksudku, aku butuh temanmu itu!”
“Astaga, Mia! Aku memaklumimu sebagai Author Fanfiction, tapi jangan membuatku malu dengan tingkah mesummu itu! Kau boleh menuangkan pikiran itu di FF NC-21 bahkan untuk BL sekalipun! Aku tak apa, aku akan tetap jadi temanmu! Tapi jangan begini!”
Kehebohan itu Kyungsoo saksikan dengan sisa shock yang ia rasakan. Bahkan tanpa sadar ia menahan napasnya karena drama yang tersaji. Sampai suara mereka menjadi samar, dan Jooheon masuk sambil terengah.
Untung saja ia pamit pulang lebih dulu, kalau tidak mungkin Mia sudah memperkosanya. Pikirnya.
“Maafkan kejadian tadi. Sungguh! Sebenarnya dia orang yang baik, dan tadi itu mungkin dia sedang linglung. Dia baru saja bangun tidur, lalu—"
“Aku pulang dulu.”
Jooheon menghalanginya dengan berkata, “Aku mohon! Ayo kita bekerja sama dan lupakan kejadian tadi. Hahaha …”
Kyungsoo pamit dengan terburu-buru, membuat Jooheon mencegahnya dengan susah payah walau itu tak membuahkan hasil apa-apa. Jooheon memaki Mia, karena baru saja menjatuhkan harga diri serta menjauhkan rezekinya hari ini.
“Argh! Mia!!!”
***
Mia bolak-balik di kamarnya sambil mencoba mengingat siapa orang yang bisa mengendalikan mimpi itu. Dia memang mengenalnya, hanya saja ia lupa. Lantas ia segera turun ke bawah dan mendapati Shownu tengah menonton.
“Kemana Daddy dan Mommy?” tanya Mia sambil membuka kulkas, ia butuh air putih untuk melancarkan pikirannya.
“Pergi.” Jawaban yang tak berguna itu Shownu luncurkan dengan datar. Tapi bukan itu yang penting, karena sekarang Mia tengah melihat tayangan iklan sebuah film di layar kaca. Sontak ia menyemburkan minumannya dan terbatuk. “Kau ini kenapa?”
“Oh, iya! Sutradara! Dia sutradara!” serunya sambil duduk di samping Shownu. Ia menyambar ponsel kakaknya untuk mencari tahu siapa nama si pengendali mimpi tadi berkat iklan film horror di depannya. “Do Kyungsoo. Heol, kenapa namanya mirip sekali dengan idolaku?”
Shownu mengambil ponselnya dan mengerutkan kening. Mia langsung saja melipat tangannya di depan dada dan membuat rencana. Tak lupa menggumamkan bahwa ia harus berteman dengan Kyungsoo, apapun caranya.
‘Demi Fanfiction!’ batinnya menggebu-gebu.
“Bersihkan dulu bibirmu.” Mia mengelap bibirnya yang sempat menyemburkan air tadi dengan tangan dan kembali mengetukkan kaki sambil berpikir. “Jangan lupa juga bersihkan lantainya.”
Mia menurut, ia pergi dengan pikiran yang masih berjalan untuk membuat rencana. Shownu sampai heran dengan kelakuan adiknya yang makin hari makin aneh.
“Kau sudah mandi?” Barulah saat Shownu bertanya begitu, Mia menghentikan paksa pikirannya sambil menggeleng.
“Benar juga. Aku belum mandi dari kemarin sore.”
Shownu menggelengkan kepalanya. Lantas Mia mengambil handuk serta ponselnya ke kamar mandi. Mumpung orang tuanya tak ada, ia akan berendam sambil menjalankan rencananya yang tidak seberapa itu.
Sebelum menelpon seseorang, ia sempat mengecek akun Fanfiction-nya dan terkekeh sendiri. Respons pembaca sangat baik, walau perbedaan vote sangat jauh dari yang ia harapkan. Tapi Mia sedang tak mau memberantas silent readers, ia lebih ingin menelpon Seulgi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Wall
FanfictionKetika si pengendali mimpi bertemu dengan Author Fanfiction yang mengandalkan mimpi untuk tulisannya. Ada yang tahu jika mimpi sebenarnya bisa dikendalikan? Jika tidak, ayo berkenalan dengan Mia Melody. Gadis pengangguran yang punya pekerjaan sampin...