Mira menghela napas berat, ia menatap Kyungsoo penuh rasa bersalah. Jawaban yang sangat mengecewakan sudah diucapkannya beberapa menit yang lalu sebelum keheningan tercipta. Lelaki itu sibuk berpikir di balik raut datarnya sambil mengaduk kopi.
“Aku akan membantumu jika punya kabar penting soal Mia,” kata Mira sedikit terbata. “aku sungguh tidak tahu di mana dia sekarang.”
“Aku tidak bilang bahwa jawabanmu itu sebuah kebohongan,” sahut Kyungsoo tersenyum sangat tipis. Sebenarnya ia sungguh kecewa karena Mia tidak memberitahu Mira sekalipun atas kepergiannya. Mira bilang bahwa tulisannya ada kemungkinan masih terbit di perusahaan yang sama, hanya saja entah kapan Mia akan bertandang ke sana.
Kyungsoo berterimakasih karena Mira dan Chanyeol meluangkan waktu untuknya. Setelah jawaban keberadaan Mia sudah didapatnya, segera ia pergi untuk mencaritahu lagi. Banyak teman Mia yang mungkin bisa ia tanyai dengan baik-baik.
Tentunya ia juga punya cara lain yang bisa dilakukan dengan tidak baik-baik. Singkatnya cara yang kotor.
Tapi cara itu masih kurang ampuh jika dilaksanakan sekarang.
Setelah kepergian Kyungsoo, Chanyeol menatap dalam kepada Mira yang sejak tadi menghela napasnya. Sebenarnya dia sedikit curiga kalau kekasihnya ini tahu di mana Mia. Melihat gelagat tersebut, Mira langsung cemberut dan berkata, “Aku tidak bohong!”
“Bisa saja, kan? Kau bohong padaku soal alasan kenapa kita tidak bisa pergi kencan dua minggu yang lalu. Katanya ada acara keluarga, tapi aku malah melihatmu di kencan buta!” gerutunya masih kesal. Mira memutar bola matanya malas, padahal katanya Chanyeol sudah mau memaafkannya.
“Oke! Oke! Aku berbohong! Aku tahu di mana Mia!” serunya menggebrak meja. Chanyeol membulatkan mata, kakinya siap berlari untuk mengejar Kyungsoo kalau saja tangan Mira tak sigap menahannya. “Ralat! Aku hanya tahu e-mail-nya!”
“Idiot.” Chanyeol menjitak Mira karena dongkol. “Eh, tapi itu bagus juga. Kyungsoo bisa menghubungi Mia walau lewat e-mail.”
“Itu dia masalahnya…”
“…”
“… e-mail itu khusus untuk Mia berkonsultasi denganku. Kata Hyungwon-nim e-mail itu milik perusahaan, tidak boleh aku gunakan untuk kepentingan lain. Sejak Mia mengutarakan keinginannya menjadi penulis rahasia, Hyungwon-nim mengatakan padaku bahwa hanya dia dan aku yang tahu bagaimana sosok Mia dan bagaimana kabarnya. Lebih daripada itu, tidak ada yang boleh tahu.”
Chanyeol mengangguk paham, separuh jengkel karena otaknya berkata mereka punya kesempatan untuk menemukan di mana Mia sekarang. Hanya saja penjelasan Mira selanjutnya membuat ia sadar bahwa mungkin ini yang terbaik untuk Mia.
Mira bilang, Perasaan perempuan itu bisa menjadi benar-benar kuat, tapi bisa juga menjadi benar-benar lemah sampai dia ingin menutupi perasaan itu dengan cara menyakiti orang lain. Dengan Kyungsoo menemukan keberadaannya, entah apapun alasan kenapa dia ingin menemui Mia, itu hanya akan membawanya ke perasaan yang lebih menyakitkan. Mia bisa menjadi perempuan yang benar-benar makin lemah nantinya karena melihat Kyungsoo bahagia berkat dirinya, sedangkan ia sendiri masih diam di tempat yang sama.
Mia juga perlu melangkah. Berbalik arah dari posisi Kyungsoo sekarang dan menemukan kebahagiaannya.
“Yah… aku hanya bisa mendo’akan kebahagiaan mereka,” kata Chanyeol yang diangguki pelan oleh Mira.
***
Film yang sempat tertunda mulai kembali diproses karena Kyungsoo mampu untuk bekerja. Waktu mencari Mia menjadi terbagi karena padatnya aktivitas. Belum lagi, tak jarang orang-orang menemuinya untuk mengetahui desas-desus tidur panjangnya dulu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Wall
FanfictionKetika si pengendali mimpi bertemu dengan Author Fanfiction yang mengandalkan mimpi untuk tulisannya. Ada yang tahu jika mimpi sebenarnya bisa dikendalikan? Jika tidak, ayo berkenalan dengan Mia Melody. Gadis pengangguran yang punya pekerjaan sampin...