Kyungsoo sudah menunggu Mia dengan sambil sesekali meliriki pintu rumahnya. Padahal gadis itu bilang sudah siap saat dia mengirimi pesan akan menjemputnya. Jangan tanya kenapa, tentu saja karena keluarganya yang memaksa.
Tak lama pintu rumah keluarga Mia terbuka dan tibalah sang empu dengan Shin Hye yang sibuk mengomelinya untuk bersikap lebih kalem. Kyungsoo keluar, ia memperhatikan penampilan Mia yang sangat rapi untuk ukuran ke pesta ulang tahun.
“Ayolah, mom! Warna ini terlalu mencolok~” rengek Mia sambil menunjukkan short dress warna pink tuanya. Polesan make-up Mia sebenarnya tipis, tapi gadis itu kini menyeret soal wajahnya juga setelah mempermasalahkan bajunya.
Kyungsoo menduga, Mia pasti tak biasa.
Tapi mau bagaimana lagi? Sejujurnya dia cantik, kok. Dan setelah berpikir begitu, Kyungsoo merinding sendiri.
“Mia, kau ini mau bertemu dengan calon keluarga besanmu. Jadi sesekali begini tidak apa-apa!” sahut Shin Hye membuat Kyungsoo mengerutkan keningnya. Belum sempat mendapatkan jawaban maksudnya, Mia langsung saja menarik Kyungsoo masuk mobil yang hanya memberikan salam pamit yang singkat.
“Augh, lupakan omongannya tadi. Dia hanya membual saja,” ujar Mia sambil memasang seatbelt. Dengan wajah ditekuk dan bibir yang mengerucut, hal itu membuat Kyungsoo tak bisa menahan diri untuk tersenyum tipis.
Ia segera melajukan mobilnya setelah melihat jam di tangan yang menunjukkan pukul satu siang. Sesekali mereka mengobrol dan Kyungsoo menanyakan hadiah apa yang akan Mia berikan. Tapi gadis itu memilih merahasiakannya.
Singkat waktu setelah mobil berhenti di rumah besar milik keluarga Kyungsoo, Mia terperangah bahkan tanpa sadar membuka mulut saking takjubnya. Rumah gurunya ini benar-benar besar sampai ia tidak berhenti untuk berujar, “Wah”, “Uwah”, “Ini …”, “Huwaa”, “Daebak!”, “Omo!” bahkan sampai bertanya, “Apa ini benar rumah keluargamu? Kenapa aku merasa jadi seperti orang miskin di sini?”
Kyungsoo menghentikan langkahnya ketika melihat Mia mencoba melepaskan flat shoes-nya dan berkata, “Jangan seperti orang kampung. Di rumahku ada acara, pakai saja.”
“Aku ini tidak punya kebiasaan seperti orang Barat, ya? Aku menjaga kebersihan karena aku tak tahu pasti bagaimana peraturan di rumah ini. Kau tidak khawatir kalau aku baru saja menginjak kotoran anjing?” Pertanyaan Mia membuatnya menatap aneh. Gadis itu selalu punya asumsi yang tak terpikir olehnya.
Saat masuk, Mia sungguh memaklumi kenapa rumahnya bisa sebesar itu ketika banyak pasang mata kini mengarah padanya saat tiba di ruang keluarga. Ia menelan ludah karena hening langsung menyapa, mereka menatap dengan sorot yang sulit ditebak.
“Kenapa?” tanya Kyungsoo sambil mendekat ke neneknya. “Mia, ini nenekku. Ah—sebelumnya. Perkenalkan semua, dia adalah Mia Melody.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Wall
FanficKetika si pengendali mimpi bertemu dengan Author Fanfiction yang mengandalkan mimpi untuk tulisannya. Ada yang tahu jika mimpi sebenarnya bisa dikendalikan? Jika tidak, ayo berkenalan dengan Mia Melody. Gadis pengangguran yang punya pekerjaan sampin...