Paper Wall - Empat Puluh Empat

385 107 100
                                    

Mimu pengen tahu segimana penasarannya kalian di Paper Wall😂 sini ramai-ramai komen❤















***

Mia bangun esok harinya, dengan wajah bantal serta semangatnya yang hilang entah kemana, ia meliriki kopernya yang sudah tersimpan rapi di samping kasurnya. Kemarin ia sempat berpikir untuk pulang seorang diri, dasar sok berani!

Tanpa membuang waktu, ia pergi ke kamar mandi dan membersihkan diri. Hari ini ia akan mengenalkan Boksil pada keluarga Kyungsoo dan membuktikan bahwa dirinya tidak menyembunyikan fakta apa-apa. Daripada mereka salah paham seakan Mia menyembunyikan kebenaran bahwa Jihyun masih hidup, di saat jelas-jelas yang ia temui adalah Boksil. Iya, kan?

Setelah selesai berdandan secukupnya, Mia keluar dari kamar dengan keberanian yang seadanya. Ia menghampiri meja makan dan langsung diserbu beberapa pertanyaan dari keluarga Kyungsoo karena kemarin tak kelihatan batang hidungnya. Tentu saja minus Hyo Jin yang pura-pura sibuk menyiapkan makanan.

Mia tak menjawab dengan pasti, ia hanya ikut membantu kakak ipar Kyungsoo menyediakan sarapan. Lelaki itu sendiri sudah ada di kursinya lebih dulu, terkesan murung dan mengabaikan keadaan sekitarnya.

“Air putih?” tawar Mia sambil menepuk pundaknya pelan, Kyungsoo hanya bergumam dan mengambil gelas di tangannya. “Setelah sarapan, ayo kita bicara.”

Kyungsoo menatap Mia dan mengangguk, ia menarik kursi di sampingnya dan menyuruhnya untuk ikut duduk. Acara sarapan bersama berlangsung dengan santai seperti biasa, kali ini ada selipan obrolan dari para anak muda. Seperti Mark dan Yeri yang sekarang sedang berdebat sedangkan Sohyun berusaha untuk melerai.

Mia sendiri makan dengan tenang, tidak seperti biasanya yang akan ikut menghidupkan suasana. Sebenarnya membuat beberapa orang keheranan terlebih Geun Hyung, sang kakek di keluarga Kyungsoo.

“Mia, bukannya novelmu akan terbit sebentar lagi?” tanya Geun Hyung yang duduk di depannya. Pertanyaan itu tidak terlalu diperhatikan karena keributan para anak muda. Mia mengangguk sambil tersenyum. “Apa tidak seharusnya kau pulang? Mungkin kau dibutuhkan di Seoul.”

Mia sebenarnya sudah ingin pergi, hanya saja ia harus mengenalkan Boksil dulu pada Kyungsoo dan Hyo Jin. Jangan terkesan kabur dari masalah.

Dia ingin pergi karena keinginan sendiri, lebih tepatnya ingin bertemu keluarganya dan mendinginkan kepala. Karena ia benar-benar sendiri di Jeju, dan untuk menyelesaikan masalah pun rasanya berat jika di situasi sekarang.

Dia sama sekali tak berpikiran bahwa Geun Hyung mengusirnya, justru dengan pertanyaan itu ia ingin berterimakasih karena sang kakek seakan mengerti keadaannya yang tak baik-baik saja. Ayolah, mereka semua sedang liburan tapi kemarin-kemarin selalu ada adu mulut dan perdebatan.

“Lari dari masalah?” tanya Hyo Jin sinis di samping Geun Hyung. Baru setelah suaranya menginterupsi, semua yang ada di meja makan memusatkan perhatian kepada wanita itu. Ia yang awalnya sedang mengaduk sarapannya lantas menatap Mia dengan tatapan tajam. “Kau harus menyelesaikannya dulu.”

“Hyo Jin—"

“Kyungsoo, apa kau tahu kenapa eomma bisa membentaknya di malam di mana kau tak pulang ke villa ini?” tanya Hyo Jin mengabaikan panggilan suaminya. Lelaki itu tak menyahut karena sebenarnya sudah tahu, hanya saja ia lebih memilih menunggu kalimat ibunya. “Itu karena eomma melihat Jihyun di pulau ini.”

Keterkejutan, perasaan bertanya-tanya, dan rasa tidak percaya menyatu di acara sarapan mereka. Berbanding dengan beberapa orang yang sudah tahu berita ini walau tak tahu apakah benar adanya, mereka hanya diam sambil memandang penasaran akan reaksi Kyungsoo.

Paper WallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang