Hari fansign buku tiba. Mendadak di salah satu toko buku di mana Mia akan menjadi bintang, penuh dan padat akan kehadiran orang-orang. Mia tak mengira bahwa pembacanya akan datang sebanyak ini. Rasanya rugi karena ia tak datang dengan keadaan yang cantik.
Hanya mengenakan kaus putih buatan perusahaan dengan judul buku sebagai sablonnya, cardigan hitam sebagai luarannya, jeans panjang berwarna senada, serta flatshoes warna putih dan rambut tergerainya.
“Sudah siap?” tanya Hyungwon memastikan. Mia mengangguk ketika matanya menangkap presensi Mira mendekat sambil membulatkan matanya.
“Akhirnya! Setelah sekian lama aku berkomunikasi denganmu lewat e-mail!” pekiknya tiba-tiba mengundang perhatian tim penyelenggara. Mira berlari lalu memeluk Mia erat sambil berujar betapa rindunya ia pada penulis tersebut. “Aku mengundang Chanyeol ke sini, loh! Kulihat dia datang bersama kakakmu.”
“Ah, ya…” sahut Mia canggung. Walaupun hari ini istimewa, sebenarnya perempuan ini malah tak banyak bicara seperti biasa. Karena sebenarnya ada yang dia khawatirkan sejak keluar dari apartemen. Apalagi kalau bukan Kyungsoo? Rasanya konyol karena memikirkan lelaki itu setelah tiga tahun berlalu.
Katanya Mia yang melepas, tapi malah dia sendiri yang terikat dengannya.
‘Kenapa bisa aku lupa caranya mengendalikan mimpi? Setiap hari Kyungsoo muncul dalam mimpiku, sehingga tiga tahun terasa seperti baru kemarin aku berpisah dengannya,’ begitu kata batinnya. 'Hhhh~ lantas apa bedanya aku dengan dia (Kyungsoo) dulunya?'
Kalaupun kemampuan Mia mengendalikan mimpi muncul karena ketidaksengajaannya, entah kenapa yang dia lakukan hanya menikmati kehadiran Kyungsoo, bukan menghilangkannya.
“Huft…”
“Mia, sebentar lagi kau masuk! Pembukaannya sedang dilakukan oleh MC,” kata Hyungwon menepuk pundaknya yang sedang melamun. Mira tersenyum menggoda melihat interaksi mereka, ternyata ada yang belum ia ketahui selama tiga tahun ini.
Usil, dia berkata, “Pak Bos akhirnya menggandeng seseorang.”
“Bicara apa kau ini?” tanya Hyungwon meliriki Mia yang langsung melotot. Takutnya fakta mereka sering tidur bersama bocor ke luar. Jadi Hyungwon langsung menggeleng keras dan berkata, “Tidak ada yang terjadi! Apa yang kau dan Mira pikirkan, paham?!”
Mira mengerucutkan bibirnya kecewa, sedangkan Mia menghela napas lega.
“Oppa, sudah waktunya kau masuk,” kata salah satu petugas toko buku sambil senyam-senyum. “ya tuhan! Rasanya aneh memanggilmu begini, tapi aku juga penggemarmu!”
“Ah, begitu?” tanya Mia ketawa renyah sambil mengusap pundak perempuan di depannya. “Aku akan memberimu buku baruku secara gratis. Terimakasih sudah membantu acara ini, aku ke depan dulu, ya!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Wall
FanfictionKetika si pengendali mimpi bertemu dengan Author Fanfiction yang mengandalkan mimpi untuk tulisannya. Ada yang tahu jika mimpi sebenarnya bisa dikendalikan? Jika tidak, ayo berkenalan dengan Mia Melody. Gadis pengangguran yang punya pekerjaan sampin...