Paper Wall - Empat Puluh Satu

446 96 15
                                    

Selesai sarapan dan membersihkan diri, Mia belum keluar dari kamarnya sampai sekarang. Rumah sedang cukup sepi, beberapa orang memilih pergi ke pantai atau berkeliling di sekitar. Seharusnya Mia pun demikian dengan lelakinya. Tapi tidak dengan Kyungsoo yang enggan jika itu hanya memaksakan diri kekasihnya, Mia pasti masih butuh waktu untuk kembali bersenang-senang. 

Baekhyun duduk di sampingnya, niat hati ingin berselancar tapi dia memilih duduk sebentar menemani sang kembaran. Datang-datang langsung meloloskan kekehan, membuat Kyungsoo mengerutkan kening karena bingung sambil melihatnya.

“Aku tak percaya kau senekat itu,” celetuknya sambil menunjuk lehernya sendiri sebagai maksud dari ucapannya. Kyungsoo mendecak lalu mendorong bahunya sedikit untuk menjauh, yang ada Baekhyun malah tertawa. “yah … tapi sekarang aku tahu bahwa kau benar-benar menyukainya.”

Maksud Baekhyun di sini adalah untuk menekankan bahwa ternyata Kyungsoo tidak dibayangi oleh Jihyun lagi. Ia bersyukur akan hal itu, karena biar bagaimanapun juga ia selalu khawatir dengan percintaan lelaki itu. Walau cepat atau lambat obrolan ibu mereka semalam harus segera ia sampaikan. Baekhyun tak yakin jika ibunya yang bercerita, jadi ia memilih untuk mengambil alih tugasnya.

“Apa semalam Mia sudah menceritakannya? Soal kenapa dia dan eomma bisa bertengkar?” tanya Baekhyun memastikan terlebih dahulu. Kyungsoo menggeleng tak bergairah, menunjukkan raut seakan tak penasaran. Baekhyun mengangguk-angguk dan menerawang ke depan. “Dia melihat Jihyun.”

“…”

Kyungsoo tak menunjukkan reaksi apa-apa. Napasnya hanya tercekat beberapa detik, namun berikutnya dia menggeleng tak percaya. Ia menganggap lelucon Baekhyun kali ini tak bisa dimaafkan.

“Aku benar-benar mendengarkan ceritanya semalam. Eomma … bertemu dengan Jihyun di sini,” lanjutnya menatap Kyungsoo serius. Air mukanya tak bisa dikatakan bahwa ia sedang membawakan lelucon. “mungkinkah Mia sudah tahu? Kalau tidak, mana mungkin dia langsung pergi semalam.”

“Apa yang kau bicarakan?”

“Jihyun.” Jawaban Baekhyun yang terdengar pasti namun terselip rasa khawatir membuat Kyungsoo yang sejak tadi menahan diri untuk tak terpancing omong kosong, akhirnya menyerah juga. Ia menatap Baekhyun balik dengan tatapan yang bingung sekaligus tak mengerti. “Maaf kalau aku mengorek luka … tapi aku benar-benar ingin kau tahu lebih cepat saja daripada harus menunggu lebih lama.”

Setelah itu Baekhyun menumpahkan segala sesuatu yang dirasakannya, semalaman ia berpikir keras soal ini. Mengingat obrolannya dengan Mia yang akhir-akhir ini terus membicarakan Jihyun tanpa mengatakan apa alasannya terus mengorek informasi. Tapi bisa jadi informasi ibunya serta gelagat Mia menjadi sesuatu yang berkaitan.

Jihyun masih hidup

Memang tidak ada yang tahu pasti, pasalnya Jihyun jelas-jelas mati dan mayatnya dilihat langsung oleh Kyungsoo. Obrolan dadakan mengenai mantan kekasihnya benar-benar membuat ia merasa tak nyaman. Bahkan ketika itu keluarganya sendiri.

“Aku sudah tak mau mengungkit masa lalu itu, Baek. Kau tahu sendiri,” ucap Kyungsoo menyanggah. Ia sungguh tak percaya dengan info yang Baekhyun jelaskan barusan serta pendapatnya yang mulai curiga pada Mia. “tolong jangan ungkit lagi.”

“Lalu bagaimana jika aku katakan bahwa tadi pagi Seo In Guk menyapaku?” tanya Baekhyun sarkas. Matanya sedikit berkaca-kaca, ia menekankan sekali lagi nama yang disebutnya. “Seo In Guk. Rekan kerjanya yang juga ikut meninggal di tempat kejadian.”

”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Paper WallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang