Mia dengan dandanannya yang rapi baru saja keluar dari area rumah, tapi ia langsung mendapati Jooheon yang kepergok balik arah. Segera saja ia berlari dan menarik kerah bajunya ke belakang.
“Akh! Sakit!” pekiknya sambil menepis tangan Mia dan meringis kesakitan. “Apa?”
“Kau punya masalah denganku, ya? Aku punya hutang yang belum terbayar? Atau … kau benar-benar iri karena aku lebih cepat punya kekasih?” tanya Mia asal dan sangat to the point. Jooheon mendecak pelan, Mia memang tak peka. Pikirnya.
“Abaikan saja, aku hanya sedang tidak mood. Kau mau kemana?” tanya Jooheon mengalihkan topiknya. Mia yang memang sejak awal sudah bersemangat lantas tersenyum semringah dan menjelaskan kemana tujuannya hari ini.
Jooheon malah makin menekuk wajahnya. Tanpa basa-basi lebih lama, Mia pamit hendak pergi ke rumah Kyungsoo karena sudah beberapa hari ini tak memberinya kabar. Kalau bukan karena informasi dari Chanyeol bahwa Kyungsoo sedang kurang enak badan, mungkin ia akan terus melongo di kamar memandangi ponselnya.
Tak lama melihat kepergiaan Mia, Seulgi menghampirinya. “Apa yang kau lakukan di sini?”“Oh? Aku ada perlu dengan Shownu hyung. Kau sendiri?” tanya Jooheon menggaruk kepalanya. Seulgi hanya mengedikkan bahu dan menjelaskan kalau ia baru saja pulang dari minimarket. “Omong-omong, Chanyeol hyung ada di rumah juga?”
“Ada, mau ke rumah?” tanya Seulgi dan Jooheon hanya terkekeh.
“Mau, nanti saja kalau kita sudah makin dekat hahaha!” Jooheon murni bercanda, tapi Seulgi terlalu membawanya ke dalam hati.
***
Mia memekik tertahan ketika sampai di depan rumah Kyungsoo, ia mendapati Yuh Jung sedang melambai ke arahnya dengan senyuman hangat. Mereka berbincang untuk sekadar basa-basi sebentar, sampai presensi Hyo Jin terlihat.
Sungguh entah ada perasaan darimana, Mia langsung berdiri dari posisi berjongkoknya dan menatap segan ke ibu Kyungsoo ini. “Ada apa kemari?”
“Bertemu Kyungsoo eomma-nim, ada?” tanya Mia takut-takut. Melihat gelagat itu, Yuh Jung tersenyum dan memegang tangan Mia sambil menyuruhnya untuk segera masuk saja. Walaupun Hyo Jin sempat melarangnya dengan alasan Kyungsoo perlu istirahat, tapi Yuh Jung seakan tak mendengar sampai Hyo Jin tak berani angkat suara.
Setelah Mia masuk dengan arahan Yuh Jung sebelumnya di mana letak kamar cucu kesayangannya itu, ia sempat bertegur sapa dengan beberapa anggota lainnya seperti Mark, Lay atau Sohyun. Memang ia menciptakan hubungan baik setelah pesta ulang tahun nenek Kyugsoo itu.
Mia yang tak berani masuk hanya menatap ragu-ragu pintu kamar Kyungsoo di depannya, tapi sebuah tangan kekar tiba-tiba membuka pintu sambil mendorongnya masuk. Baekhyun. “Masuk saja, hehehe.”
Mia berbalik dan pintu sudah tertutup dari luar, jadi ia segera mencari di mana presensi Kyungsoo. Kekasihnya itu sedang tertidur pulas sampai tak menyadari ada seseorang masuk ke kamarnya. Bermodal keberanian, Mia duduk di tepi ranjang. Baru saja tangan Mia terulur untuk merapikan poni lelaki itu, sebuah kerutan tercipta di keningnya.
“Apa dia mimpi buruk?” tanya Mia sendiri bertanya-tanya. Namun karena ingat bahwa orang di depannya ini adalah seseorang yang punya kemampuan Lucid Dream, Mia mulai menebak hal lain. “Atau memimpikan Jihyun?”
Segera Mia menggoyangkan tangan Kyungsoo dan memanggilnya berkali-kali. Ia berharap pemuda itu segera bangun. Tepat ketika panggilannya jadi sedikit meninggi, Kyungsoo akhirnya terbangun. Keringatnya terlihat di beberapa bagian, Mia menyapa pandangannya dengan raut khawatir.
“Kau tidak apa-apa?” tanya Mia sambil membantu Kyungsoo duduk. Lelaki itu menghela napas dan mengangguk, sambil meraih tangannya untuk digenggam. “Apa yang kau mimpikan?”
Memilih bungkam, Kyungsoo hanya menggeleng. Mia sebenarnya ingin bertanya lebih, tapi rasanya hati gadis itu mengatakan untuk menahan rasa penasarannya. Ada sedikit ketakutan bahwa dugaannya benar, Kyungsoo kembali memimpikan Jihyun.
“Aku ambil makanan dulu, ya? Kau belum minum obat, kan?” tanya Mia sambil melihat jam, sudah siang. Tanpa menunggu jawaban, Mia keluar dari kamar Kyungsoo. Meninggalkan lelaki itu yang sibuk menenangkan dirinya karena mimpi barusan.
Untuk pertama kalinya Kyungsoo tak bisa mengendalikan mimpi tadi. Apalagi Mia muncul di mimpinya dengan Jihyun, sesuatu yang buruk sampai ia tak mengerti kenapa bisa begitu. “Kapan terakhir kali aku mimpi buruk?”
Sementara di sisi lain, Mia sedang menyiapkan makanan Kyungsoo dibantu Sohyun. Tak lama Hyo Jin menyusul dan menyuruh Sohyun melakukan hal lain sebagai alibi. Ia diam-diam memperhatikan Mia yang sedang serius menyiapkan makanan serta obat Kyungsoo.
“Apakah seorang teman bisa seperhatian ini?” tanyanya membuat Mia mendongak karena bingung maksudnya.
“Maaf?”
“Kedatanganmu waktu pesta ulang tahun itu, bukankah niat awalnya karena ingin menjelaskan bahwa kau dan anakku tak memiliki hubungan apa-apa?” tanya Hyo Jin sedikit memberikan nada penekanan. Mia mengangguk membenarkan tanpa berniat menyahut.
Tapi sebelum Hyo Jin kembali melanjutkan kalimatnya untuk memastikan sesuatu, Baekhyun memanggilnya dari belakang dan merengek minta makan. Tak lupa setelah sebelumnya memberi kode pada Mia untuk segera pergi ke kamar Kyungsoo.
Setelah pamit, Mia bergegas menemui kekasihnya.
“Eomma ada di bawah?” tanya Kyungsoo sambil mengambil sendoknya untuk makan. Mia mengangguk saja. “Ada yang dia katakan padamu?”
“Hanya … perbincangan biasa. Basa-basi,” jawab Mia melemparkan tatapan bingung. “kenapa memangnya?”
“Tidak apa-apa.” Kyungsoo menyuapkan nasinya sambil menatap lurus ke pintu, ia menemukan Baekhyun sambil mengacungkan jempolnya melawati kamar sang empu sambil berujar tanpa suara bahwa ada yang aman. Kinerja otaknya bekerja baik, mungkin di bawah tadi Baekhyun menyelamatkan hubungannya dengan Mia.
Dilihat situasinya sekarang, mereka berdua tampak tak jauh berbeda. Mia memendam rasa ingin tahunya, Kyungsoo memendam soal hubungannya. Masing-masing dari mereka belum mau terbuka secara sepenuhnya.
Walau tampak punya hubungan yang menyenangkan, sebenarnya masih ada kecanggungan dalam diri mereka. Mia dan Kyungsoo tak bisa menghindari itu.
Untuk mencairkan suasana, Mia sempat menceritakan kejadian sebelum ia berangkat ke rumah Kyungsoo. Di mana Jooheon menjelaskan bahwa alasannya terlihat seperti menjauhi Mia tidaklah benar, dia hanya sedang kurang bersemangat.
Kyungsoo mengangguk sambil mendengarkan, berharap yang dikatakan Mia memang benar adanya. Dan setelah itu ia mengungkapkan bahwa rencananya untuk membantu Jooheon agar bisa dekat dengan Seulgi tetap akan ia lakukan.
“Tapi jangan terlalu berurusan dengan mereka, Mia. Kita saja tidak perlu bantuan orang untuk bisa bersama,” ujar Kyungsoo memberi saran.
“Iya. Kita hanya perlu kesepakatan konyol. Heung~ like TT~”
Kyungsoo menarik ujung bibirnya sedikit, lalu mengetukkan tangannya pelan ke kepala Mia yang sibuk meringis sakit secara berlebihan. Lucu, menggemaskan, membuat kondisinya membaik dengan melihat tingkahnya ini.
Sejenak ia lupa apa yang dimimpikannya.
Kira-kira apa yang dimimpikan Kyungsoo?😦 Tebak, yuk!
![](https://img.wattpad.com/cover/163161187-288-k468859.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Wall
FanfictionKetika si pengendali mimpi bertemu dengan Author Fanfiction yang mengandalkan mimpi untuk tulisannya. Ada yang tahu jika mimpi sebenarnya bisa dikendalikan? Jika tidak, ayo berkenalan dengan Mia Melody. Gadis pengangguran yang punya pekerjaan sampin...