Paper Wall - Enam Puluh Enam

364 94 62
                                        

Jihyun pulang ke rumahnya dengan lesu, ia menjatuhkan diri begitu saja di kasur dengan helaan napas berat. Kepalanya sedikit pusing akibat diperas banyak, ternyata memilih untuk ke Seoul membuat ia harus menerima banyak hal baru yang lama.

Belum lagi ia harus menyiapkan pesta pernikahan sekalian mendaftar secara sah di mata hukum soal statusnya dengan Louis. Tenaga pikiran dan batinnya bekerja ekstra akhir-akhir ini.

Dulu, ia sempat tak mengerti kenapa Hana diam-diam membawanya ke gereja dan menikahkan Louis dan dirinya tanpa mengundang orang-orang. Walaupun iya setelah Jihyun cukup sehat dari keadaannya, diam-diam Louis mencuri perhatiannya dan sempat berharap mereka punya hubungan yang istimewa.

Hana tahu perasaannya, tapi Jihyun tak menyangka saat itu dia akan langsung menjadi istri Louis. Nenek tua itu hanya menjelaskan kalau dia dan mendiang suaminya yang seorang pendeta kadang jengah melihat gaya pacaran anak sekarang yang sudah kelewatan. Hana hanya tak ingin Jihyun kenapa-kenapa.

Louis baik di mata wanita tua tersebut, jadi menikahkan mereka adalah pilihan terbaik walau hanya di hadapan Tuhan.

Sejak Louis menerima identitas barunya, Hana mengatakan kebohongan baru bahwa sebenarnya lelaki ini adalah kerabat tak sedarah yang terdaftar di negara menjadi anaknya. Saat itu Louis tak membantah dan menerima saja skenario Hana bahkan ketika wanita tersebut ingin menikahkannya. Lagipula dia lebih tahu apa yang terjadi, kalaupun iya dia dan Jihyun menikah tidak akan ada masalah selagi Jihyun menerima dengan lapang keputusan sang nenek.

Jihyun masih ingat, kala itu malam-malam mereka bertiga menuju gereja terdekat menemui Yunho sebagai adik dari mendiang suami Hana yang seorang pendeta. Yunho sendiri meneruskan jejak kakaknya menjadi seorang ahli gereja dan menikahkan Jihyun pada Louis.

TOK! TOK!

Ibunya masuk, mengatakan bahwa Louis menunggunya di ruang tamu. Segera ia menemuinya dan tersenyum kelelahan, Louis yang melihat itu balik tersenyum dan mengusap pucuk kepalanya dengan sayang.

“Pasti berat,” katanya lembut. Jihyun mengangguk-angguk seperti anak kecil karena terlalu lelah untuk menyahut. “bagaimana dengan Kyungsoo?”

“Sebenarnya dia sudah tahu apa yang terjadi. Aku pikir reaksinya akan seperti apa setelah satu minggu berlalu, ternyata dia menerimanya …” jelas Jihyun. “… pernikahan kita.”

“Kau menceritakannya?”

Aniya, Baekhyun yang menceritakan semuanya. Termasuk kejadian yang sebenarnya menimpa kita di gunung waktu itu. Aku sempat bertanya pada Baekhyun apa yang terjadi setelahnya, dia bilang Kyungsoo waktu itu hanya terdiam sambil terus menghela napas.”

“Aku juga sempat mengutarakan rasa khawatirku soal status kita bertiga, dan tadi dia … menawariku untuk kembali padanya.”

Louis mengerutkan keningnya mendengar hal itu, padahal dia juga mengikuti perkembangan Kyungsoo setelah bangun. Percaya atau tidak, lelaki ini sama sekali tak menunjukkan ketertarikannya kepada Jihyun. Padahal biar bagaimanapun dulunya dia dan istri Louis adalah sepasang kekasih.

Tapi sekarang tiba-tiba saja istrinya berkata Kyungsoo menawarinya untuk kembali, apa maksudnya?

“Jangan berpikir jauh dulu. Dia hanya mengetesku, oppa,” kata Jihyun mencegah Louis berpikir yang macam-macam. “saat aku ditawari demikian, aku langsung terpaku apalagi dia mencium pipiku. Tatapannya itu benar-benar sangat serius sampai aku gemetaran sendiri. Entah kenapa aku ingin menangis karena tiba-tiba saja bayangnmu melintas di pikiranku.”

“Saat itu aku menemukan senyumannya, oppa. Dia juga bilang sesuatu yang menyentak perasaanku …”

“Apa?” tanya Louis menggenggam tangan Jihyun dengan lembut.








Paper WallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang