Paper Wall - Tiga Puluh Dua

518 116 42
                                    

Siang ini sedang terik-teriknya. Seoul dipadati manusia-manusia yang sibuk dengan kegiatannya. Sama seperti Mia yang baru saja menyerahkan file ceritanya dan dikabarkan siap cetak. Sengaja ia yang datang ke perusahaan, sekalian bertemu Mira dan mengobrol sebentar.

Mumpung ada di luar, Mia mampir ke salah satu kstuff untuk melihat beberapa barang yang ingin dibelinya. Namun baru sebentar memilih, bahunya ditepuk seseorang dengan diselingi tawa keras.

“Mia!” serunya tak tahu malu. Mia tertawa renyah sambil mengangguk, ternyata kembaran kekasihnya. “Kau sedang apa di sini?

“Menurutmu apa aku sedang memesan kamar hotel?” tanya Mia kembali pada kegiaannya. Membiarkan Baekhyun dengan ide jahil dan tawa mesumnya.

	“Sudah ke hotel rupanya kalian ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Sudah ke hotel rupanya kalian ini.”

Aish, hentikan!” sahut Mia sambil memukul tangannya yang sibuk tertawa. Memang pada dasarnya sikap mereka tak jauh berbeda, jadi tak masalah untuk bersikap seperti tadi. Pada awal pertemuannya saja mereka langsung akrab.

Baekhyun sendiri bercerita tanpa ditanya kalau ia habis membeli beberapa bahan yang diperlukannya untuk liburan nanti. Memang sebentar lagi sudah waktu masa liburan, tak heran. Soalnya Baekhyun ini seorang guru, jadi punya jatah libur seperti para siswa walaupun tidak sebanyak semestinya. Tapi setidaknya ia bisa senang-senang.

“Keluargamu ada acara liburan?” tanya Mia.

Uhm! Kami mau ke pulau Jeju nanti.” Mia membuka mulutnya spontan dan mendecak kagum. Selama ini, ia tak pernah berpergian sejauh itu. Yah … keluarganya kan memang dari kalangan biasa. “Kau mau ikut?”

Ani, aniya! Aku tak punya uang,” jawab Mia setelah membayar barang yang dibelinya. Baekhyun menunjuk foodcourt sebagai tanda mengajaknya makan siang bersama, Mia ikut saja.

“Biar Kyungsoo yang bayarkan. Dia kaya loh,” bisik Baekhyun di bagian kalimat akhir sambil menaik-turunkan alisnya. “sebagai kekasihnya, kau harus menguras habis uang yang dia punya.”

Mia mendelik tajam, saudara macam apa ini? Pikirnya heran. Lalu mereka hanya melakukan obrolan biasa, misalnya Mia yang terus bertanya-tanya soal keluarganya atau Baekhyun yang meminta agar Mia mencarikannya pendamping.

Obrolan mereka sempat membawa-bawa Hyo Jin, Baekhyun memberi saran agar Mia berusaha untuk sabar menghadapi sikapnya. Lagipula memang putranya sendiri saja menyayangkan karena Hyo Jin selalu membandingkan Mia dengan Ji Hyun.

Omong-omong Ji Hyun, Mia jadi ingat satu hal. Dia menanyakan soal detail kematian mantan kekasih Kyungsoo pada Baekhyun. Walau terdengar aneh, Baekhyun memberitahu apa yang ia tahu.

“Kalau tak salah, mobil yang Ji Hyun dan temannya naiki jatuh ke jurang atau apalah itu. Semuanya kembali, hanya saja mereka meninggal di tempat. Mengerikan sekali, bahkan wajah mereka nyaris tak dikenali.”

Baekhyun bergidik ngeri sambil melanjutkan makannya, membiarkan Mia berpikir.

Paper WallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang