Paper Wall - Tujuh

617 140 13
                                    

Paginya, bau udara yang Kyungsoo hirup tampak sedikit berbeda. Setelah mendengar pintu tertutup ia segera membuka mata, tidurnya nyenyak sekali. Bukan tanpa alasan, dia bisa tidur nyaman begitu karena semalam tak berkelana di dunia mimpinya.

Ketika ia membuka mata dengan perlahan, tatapannya langsung bertemu dengan seseorang yang berdiri kaku di dekat pintu kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk. Badannya sedikit basah dan ia hanya mematung, tak memberikan reaksi apa-apa saat hening menyapa. Bahkan tatapannya masih kosong walau dibumbui kekakuan yang luar biasa.

Ah, maaf. Saya—"

“Saya yang harusnya minta maaf,” potong orang itu sambil membungkuk sopan. Tak lain adalah Shownu, manusia dengan raut yang datar. Kyungsoo dengan rusuh menggeleng dan bangkit. "maaf, ada salah paham."

"Tidak, kok. Saya juga minta maaf." Kyungsoo ikut membungkuk dalam-dalam, begitu juga dengan Shownu yang tak mau kalah. Tapi tak lama seseorang masuk ke dalam kamar dan memasang raut cerianya.

"Kallian ini sedang apa, sih? Emang para lelaki biasa salam begini kalau pagi?" Matanya melirik Shownu dan mendecak, lantas melemparkan pakaian yang sudah gadis itu siapkan dan menyuruhnya untuk berganti baju di kamar mandi atau ruangan lain. Shownu hanya menurut pada adiknya, Mia.

Kyungsoo merosot ke kasur.

“Aku sudah mengobati memarmu saat kau tidur, apa masih sakit?” tanya Mia sambil duduk di kasur, menghadap ke Kyungsoo. “Maafkan dia. Otaknya memang terkadang tidak berjalan dengan mulus. Kau tahu sendiri, kan? Yang namanya robot itu biasanya dikendalikan, buktinya tadi saat kusuruh berganti baju di tempat lain dia menurut. Heung? Itu berarti dia sedang error semalam.”

Kyungsoo melirik pintu kamar mandi dengan cukup takut, apalagi Mia baru saja mengatai orang yang semalam memukulnya. Tapi, sepertinya Shownu tak bereaksi di sana. Begitu pikir Kyungsoo.

“Aku masih tak mengerti kenapa dari sekian banyak hal yang mungkin dapat aku lakukan, kau malah memintaku mengajarkan supaya bisa mengendalikan mimpi?” tanya Kyungsoo membuat Mia mengedikan bahunya.

“Aku ini seorang author Fanfiction, karyaku ditunggu banyak orang. Aku ingin mengendalikan mimpi supaya ceritaku tidak terkesan ngawur, dan aku bisa memainkan emosi pembaca. Tapi sebelum itu, aku sebagai author tentu saja harus bisa merasakan emosi itu sendiri. Ya … dengan mimpi.”

Kyungsoo merasa penjelasan Mia sungguh tak masuk akal.

“Aku menginginkannya karena aku sendiri terkadang bisa mengendalikan mimpiku,” sambungnya membuat Kyungsoo mengerutkan keningnya. “tahu istilah Dream Induce? Nah, itulah aku! Jadi aku memintamu untuk mengajarkan cara mengendalikan mimpi bukan semata-mata karena aku penasaran, aku sudah pernah merasakannya. Dan hal itu membuat tulisanku menjadi sangat luar biasa.”

Walau masih banyak rasa enggan untuk mengikuti kemauan Mia, ia hanya mengangguk tak acuh dan menyibak selimutnya. Sedikitnya, alasan Mia cukup dimengerti walau tetap aneh.

“Aku mau pulang.” Pergerakan Kyungsoo yang hendak turun dihentikan oleh Mia.

“Tapi kesepakatan kita tetap berjalan, kan? Jangan hanya karena persoalan semalam kau mengurungkan niatmu!” ujar Mia dengan raut memohon dan menggelayut manja di tangannya. “Sebagai permintaan maaf, aku pastikan Robot-nim mengantarmu sampai rumah.”

Kyungsoo mendecak lalu menyingkirkan tangan Mia. Ia segera turun dan membuka pintu kamar. Tak lupa menyuruh Mia untuk mengantarnya sampai depan, tapi sayang Shin Hye dan Jung Suk mencegahnya dengan alasan sarapan bersama.

Karena merasa tak enak, akhirnya Kyungsoo ikut sarapan. Sebenarnya ia merasa seperti itu bukan karena soal sarapan atau menginap saja, tapi bayangan kemarin melintas di pikirannya. Tindakan Shownu semalam memang tepat, karena bagaimanapun juga Kyungsoo terlihat seperti ingin berbuat jahat.

“Untuk semalam … saya minta maaf.” Kyungsoo membungkuk sopan dan Shin Hye hanya tertawa.

“Tidak apa-apa, Mia sudah menjelaskannya kemarin!” sahutnya sambil terkikik. Kyungsoo mengerutkan keningnya heran, lantas melirik ke Mia. “Katanya kau itu seorang sutradara. Jadi semalam sedang berbagi pendapat soal reka adegan. Hah~ syukurlah! Selama ini putriku menulis ternyata ada gunanya juga, dia bisa berteman dengan sutradara yang mungkin saja akan mengangkat ceritanya ke layar lebar!”

Dada Kyungsoo rasanya sesak dan panas, ia ingin sekali berteriak di depan wajah Mia dan menumpahkan kekesalannya dengan kalimat, "KAU SUNGGUH MANUSIA SINTING!!!" Sekali lagi, Mia membuatnya ditempatkan di posisi yang makin rumit. Hingga dia harus terus improvisasi untuk menutupi kesepakatan mereka.

Lelaki itu menghela napas dengan pelan dan tersenyum tipis, lantas mengangguk dan meminum air putihnya. Tak lupa melirik ke arah Mia yang malah cengengesan bak orang gila.

Great! Salah apa aku sampai harus bertemu dengan author gila ini?!’ batinnya merutuk. Lalu sarapan dimulai ketika Shownu sudah ikut bergabung dengan setelan kantornya.

Sarapan berjalan normal, suasananya tak seberisik di rumahnya.

Setelah selesai sarapan, Kyungsoo tetap diantar Shownu karena paksaan adiknya. Tentu saja setelah keduanya sepakat untuk mengatur jadwal masing-masing, melaksanakan perjanjian.

Di dalam mobil, Kyungsoo barulah sadar jika ternyata ada orang yang lebih parah dari dirinya. Dia sudah sangat biasa dianggap cuek, datar, atau dirasa punya aura yang menyeramkan kalau macam-macam. Tapi sekarang ia merasa Shownu lebih daripada dirinya.

Suasana tampak sangat canggung.

Ekhem …” Kyungsoo melirik ke kursi kemudi dan Shownu sibuk dengan setirnya. “ … aku mendengar obrolan kalian saat di kamar tadi.”

“…”

“Aku takkan bilang pada Mommy atau Daddy. Lanjutkan saja kebohongan kalian.”

Kyungsoo sungguh ingin menyanggah, sebenarnya dia tak bermaksud membohongi keluarga Mia. Hanya saja gadis itu terlalu gegabah dengan memberikan alasan bahwa mereka saling bertukar pendapat atau apalah itu pada orangtuanya, pikir Kyungsoo.

“Kau tidak marah?” tanya Kyungsoo dan Shownu hanya menggumam.

“Selama tidak macam-macam, aku tak masalah. Kalau itu membuat Mia senang dan tetap suka pada rutinitasnya sebagai author.” Dan di pertemuan pertama Kyungsoo dengan Shownu membuatnya sadar akan hal lain.

Sedatar-datarnya Shownu, dia tetap sayang pada adiknya.







***

Kyungsoo masuk ke dalam kamar setelah mendapati godaan serta ocehan keluarganya. Dugaan mereka kalau Kyungsoo semalaman bersama wanita itu salah besar, dan mereka malah mendapati Kyungsoo pulang dengan pria.

Disangka Gay? Iya. Kyungsoo bahkan sampai murka karenanya.

Ting!

Kyungsoo membuka ponselnya dan mendapati pesan dari Mia.

[No Name]

Mia
Siang ini mencari kado untuk nenekmu, kan?😆😆😆

Kyungsoo
Y

Mia
Kenapa tak sekalian saja waktu itu dengan kedua saudaramu?

Kyungsoo
Bukan urusanmu

Mia
Oke😕
Kalau begitu, aku tunggu!😳😳😳

Kyungsoo
Datang sendiri ke mall.

Mia
Augh, memangnya susah menjemputku?😒
Baiklah, aku malas berdebat denganmu. Tapi nanti malam kita tetap bertemu, kan? Kau akan mengajariku, kan?😍😍

Kyungsoo tak membalas, Mia terus bertanya hal yang sama sejak semalam. Seakan-akan dia bisa lari dari kesepakatan. Ia merebah, dan memandang langit-langit kamar.

Anehnya, Kyungsoo tak mengantuk. Apa mungkin karena semalam tidurnya nyenyak? Dia bisa begitu karena tak memimpikan Ji Hyun? Pikirnya bertanya-tanya.

Paper WallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang