Paper Wall - Empat Puluh Sembilan

406 97 63
                                    

Mia datang dengan perasaan yang campur aduk ke rumah sakit di mana Kyungsoo koma, ia menatap ragu para anggota keluarganya yang langsung menghujani tatapan penuh makna.

Hyo Jin, dia sampai bangkit dari duduknya dan melemparkan tatapan yang lebih tajam dari orang lain. Mia menunduk, tak tahu harus menunjukkan reaksi seperti apa ketika suami Hyo Jin memperingatinya karena sudah membuat kesepakatan.

Setelah hanya dengan ditemani Baekhyun, Mia masuk dan menemukan Kyungsoo dengan selang rumah sakit seperti yang pernah ia tonton dalam drama. Mia meringis, sakit rasanya melihat Kyungsoo seperti ini.

Lantas ia duduk di kursi di samping kasur dan memegang tangan Kyungsoo yang berinfus. Sejujurnya ia tak tahu apa yang harus dilakukannya, ia tak tahu upaya apa yang bisa ia usahakan untuk membuat Kyungsoo bangun dari tidurnya.

Bahkan sekarang ia bertanya-tanya apa yang dimimpikan mantan kekasihnya ini sampai ia tak mau bangun? Semenarik apa dunia itu hingga Kyungsoo memilih tinggal di sana dan membuat orang-orang di sini khawatir padanya?

Mia benar-benar tak punya gambaran atau dugaan soal itu. Yang dilakukannya sekarang hanya menahan tangisan dan mengatai Kyungsoo sebagai manusia super bodoh di muka bumi dalam hatinya. Selain mengabaikan keluarganya, Kyungsoo juga membuatnya kembali ikut campur dalam urusan keluarga sang empu di saat Mia ingin mencoba untuk melupakan mereka.

Bagus, Kyungsoo. Sesaat kau membuat Mia lupa kalau kalian bukan siapa-siapa lagi.

“Aku akan memberimu ruang untuk berdua dengan Kyungsoo jika ingin,” ujar Baekhyun berdiri di sampingnya. Mia mengusap tangan Kyungsoo dan menunduk.

“Aku bahkan tak tahu harus bagaimana, Baekhyun. Apa yang kalian harapkan dariku?”

Baekhyun memegang pundak Mia dengan lembut, membuatnya menoleh ke samping dan menerima tatapan penuh harap dari sang empu. Baekhyun bilang, “Kami hanya orang bodoh jika dibandingkan denganmu soal dunia mimpi.”

Mia melihat sebentar wajah Kyungsoo, memandangnya dengan sendu sambil mereka ulang beberapa cuplikan dirinya ketika bersama dengan lelaki ini. Saat keduanya berbagi ilmu seputar apa yang akan dihadapinya. Mia menghela napas dan berdiri.

“Aku akan kembali lagi nanti.”

“Kau akan membantu kami, kan?”

Mia menghentikan langkahnya dan mengangguk sambil berkata, “Kita lihat saja apa yang bisa aku lakukan untuknya.”















***

Sepulangnya dari rumah sakit, Shin Hye tak bisa untuk tidak penasaran saat menangkap raut tak biasa milik Mia. Ia tahu perihal kandasnya hubungan sang putri dengan kembaran lelaki yang menjemputnya tadi pagi.

Ya tuhan, sudah cukup dia melihatnya murung waktu itu. Shin Hye sudah bahagia melihat perhatian Mia teralihkan oleh bukunya.

Lalu apalagi sekarang?

Melihat raut khawatir ibunya, Mia langsung memeluk dan menariknya ke dalam kamar. Tumben, kali ini dia bercerita tanpa diminta.

"Maksudmu sekarang ... mantan calon menantuku ada di rumah sakit?" tanya Shin Hye kaget. Mia mengangguk lemas sambil melemparkan tatapan meminta saran.

Mendengar keseluruhan ceritanya terang saja membuat Shin Hye kesal. Malah sekarang ia tahu alasan Mia pulang sendiri dari Jeju waktu itu.

Paper WallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang