Shownu membuka pintu kamar Mia dengan cukup keras sampai membuat sang empu terlonjak dari posisinya. Dia sedang menulis cerita di meja belajar, seketika berhenti melihat ada yang tak beres. Bagaimana tidak? Wajah Shownu seperti menahan kekesalan.
“Wae?” tanya Mia berdiri dari kursi.
“Mia, kau tahu kalau aku ini menyayangimu?” tanya Shownu datar walau jelas sekali Mia hapal ekspresinya tidak demikian. Dia mengangguk pelan menjawabnya. “Lantas …?”
“Hng?”
“Kau sudah memutuskan hubunganmu dengan Kyungsoo. Kau juga punya kesibukan setelah semua hal yang menyulitkan itu terjadi. Kurang apalagi aku membantumu untuk melupakannya? Aku sudah bilang bukan kalau pada akhirnya kau hanya menyiksa diri. Aku membatasi pertemuanmu dengan mereka (entah Kyungsoo, Baekhyun atau keluarganya) karena aku tak mau kau disakiti lagi. Tapi sekarang apa? Kau membantu mereka?!” jelas Shownu tak habis pikir.
Shownu pernah berpikir untuk apa dia mempercayakan adiknya pada lelaki semacam Kyungsoo yang masih plin-plan tentang perasaannya. Sejak saat itu juga yang dia lakukan pada Mia tentu untuk kebaikannya juga. Tapi sang adik malah melakukan apa yang bertentangan dengan kemauan dirinya.
Bodoh, bodoh, bodoh. Hanya itu yang ada di pikiran Shownu saat ini.
Mia gelagapan sambil bertanya, “Robot-nim … tahu darimana kalau aku—"
“Darimana? Kau masih bertanya darimana?” tanya Shownu disusul Shin Hye masuk ke dalam kamar sambil menenangkannya. Mia tahu hanya dengan kehadirannya, pasti sang ibu yang mengatakan kegiatannya akhir-akhir ini yang lebih sering meluangkan waktu demi Kyungsoo. “Aku melakukan itu semua bukan untuk mengekangmu. Aku sayang padamu.”
“Tapi mommy memberiku saran untuk membantu mereka…”
“Mom!” seru Shownu pada Shin Hye yang hanya menunduk sekarang. Lelaki itu menarik napas dalam dan mengembuskannya kasar, dia berjalan berkeliling kamar sebentar lalu menatap Mia lagi dengan cukup tajam. “Lalu sekarang apa?”
Mia tak menyahut, sekali membuat Shownu begini memang takkan ada celah baginya menyela atau membela diri. Shownu akan selalu menang dan dia tahu sekarang pun kakak lelakinya hanya ingin menyiksa dengan kemenangannya itu. Lagipula memang Mia yang bodoh, kan? Ujung-ujungnya pun dia yang menyakiti dirinya sendiri dengan membantu Kyungsoo.
Katanya melepas. Kenapa malah masih mau berhubungan dengannya?
“Niatmu hanya membantunya saja? Kau yakin hatimu tidak bergetar sedikitpun setelah melihat dia tertidur lama begitu? Kau yakin tak merasa khawatir? Atau merasa kasihan? Kau yakin selama itu juga kau tak mendo’akan dan memutar otak mencari cara agar dia tidak mati?” tanyanya membuat kepala Mia menunduk makin dalam. “Angkat kepalamu dan tatap aku.”
“…”
“Mia.”
“Brother, sudah …” lerai Jung Suk di ambang pintu. Dia baru saja pulang kerja tapi langsung disuguhi pertengkaran anak-anaknya. Helaan napas berat dilakukannya sambil menarik Shownu untuk menjauh dari depan sang adik yang mulai ketakutan.
Bukan hanya takut yang Mia rasakan sekarang, tapi kebenaran yang membuat kakinya melemas serta tubuhnya yang perlahan bergetar. Perkataan Shownu mengenai tepat di hatinya. Selama membantu Kyungsoo bangun, Mia sadar kalau perasaannya ikut andil.
Setelah dipikir, begitu banyak perjuangan yang dia lakukan demi lelaki tersebut. Kenapa Mia harus melakukan itu? Kenapa harus sebaik itu pada seseorang yang bukan siapa-siapanya ini?

KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Wall
FanfictionKetika si pengendali mimpi bertemu dengan Author Fanfiction yang mengandalkan mimpi untuk tulisannya. Ada yang tahu jika mimpi sebenarnya bisa dikendalikan? Jika tidak, ayo berkenalan dengan Mia Melody. Gadis pengangguran yang punya pekerjaan sampin...