Ketika si pengendali mimpi bertemu dengan Author Fanfiction yang mengandalkan mimpi untuk tulisannya.
Ada yang tahu jika mimpi sebenarnya bisa dikendalikan? Jika tidak, ayo berkenalan dengan Mia Melody. Gadis pengangguran yang punya pekerjaan sampin...
Dua hari menuju hari Sabtu, Baekhyun bingung karena Mia tak menunjukkan batang hidungnya lagi setelah Jihyun untuk pertama kalinya mengunjungi Kyungsoo. Di sela-sela persiapannya untuk berangkat ke Amerika, Baekhyun masih menyempatkan diri untuk menghubungi perempuan ini dan menanyakan alasannya tak berkunjung.
Mia hanya mengatakan kalau akhir-akhir ini ia punya kesibukan lain, Baekhyun tak tahu apa pastinya.
Padahal sejujurnya Mia sedang menyiapkan diri untuk pertemuan terakhirnya dengan Kyungsoo. Sejak Shownu menyentaknya dan membahas soal perasaan Mia, kini ia sedang mencoba meyakinkan diri untuk bisa benar-benar melepaskan Kyungsoo.
Entah bagaimanapun keadaannya nanti ketika di Amerika atau setelah lelaki itu pulang, Mia akan membiasakan diri untuk tak peduli. Mungkin sebatas tahu saja sudah cukup nantinya. Dia akan benar-benar membangun benteng yang besar dan menjulang antara dirinya dengan Kyungsoo.
Tidak ada yang tidak mungkin selagi kita mau berusaha, bukan? Termasuk jika kita benar-benar ingin melupakan seseorang.
Selama dua hari itu Mia habiskan waktunya dengan maraton mengagumi idola-idolanya. Ia juga menulis banyak fanfiction sebagai bentuk pengalihan rasa sedihnya. Bahkan tak jarang juga ia meminta Jooheon untuk mempertemukannya dengan Taehyung dan member BTS lain agar ketampanan mereka menyingkirkan rasa galaunya.
Hingga hari ini pun tiba. Sabtu malam di mana semua anggota keluarga Kyungsoo sedang sibuk menyiapkan keberangkatannya untuk pergi berobat. Dia datang bersama Chanyeol untuk melakukan upaya terakhir membantu Kyungsoo terbangun dari tidurnya.
Bisa juga dianggap salam perpisahan, sih.
Atau mungkin pengungkapan perasaannya sebelum Kyungsoo pergi.
Ia duduk di sebelah kanan Kyungsoo dengan Chanyeol di kursi lain sambil memangku gitarnya. Hari ini Mia sengaja tak menyalakan sebuah lagu untuk menemaninya mengobrol –atau mungkin lebih tepatnya bermonolog- karena dia akan menyanyikan sendiri pengantar obrolannya.
“Tolong jangan tanyakan atau katakan apapun untuk malam ini. Anggap saja kita sedang puasa untuk berbicara,” kata Mia memandangi tangan Kyungsoo dengan tatapan kosong. Chanyeol menoleh dengan bingung, walau berikutnya ia hanya mengangguk sambil mengatur senar gitar. “juga jangan berhenti jika aku belum selesai.”
Sebelum nyanyian –atau upaya terakhirnya- dilakukan, Mia memandang sendu juga ragu pada wajah tirus milik Kyungsoo. Pucat wajah dan kering bibirnya menandakan memang lelaki tersebut harus segera berobat dan diserahkan pada tangan dokter yang ahli di luar negeri sana.
Mia menelan ludahnya dengan pelan, pahit, dan sulit. Tangannya mengepal dengan bergetar di atas paha, matanya memanas dan pandangannya memudar akibat sudah sangat berkaca-kaca. Chanyeol tak memperhatikannya, lagi kalau dia memergokinya pun lelaki tersebut tak bisa mengatakan apa-apa karena Mia yang menginginkannya.
Benak Mia bertanya-tanya sekarang; siapkah?
Siapkah hatimu untuk melepasnya, sekarang?
TOK! TOK!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.