Mia cemberut karena pipinya baru saja dicubit dengan gemas oleh Jooheon, tentunya setelah menceritakan apa yang dialaminya di rumah Kyungsoo. Soal dia yang bisa bertemu sang mantan kekasih di dunia mimpi.
“Bodoh!”
Terus saja kata itu dilemparkan mulut tebal Jooheon pada Mia yang sudah enggan menyahut. Matanya sibuk memperhatikan buku yang didapatnya di meja nakas di kasur sang teman. Sedangkan Jooheon sendiri duduk di meja belajarnya sambil menatap jengkel pada Mia.
“Kau lupa kalau kemampuanmu juga sama dengan Kyungsoo hyung?” tanyanya untuk ke sekian kali. “Mana ada bertemu dalam dunia mimpi, oh my god! So stupid Mia, c’mon!”
Jooheon bukan semata-mata tak percaya pada Mia, hanya saja ia tak ingin membuat perempuan di depannya menjadi mulai menyambung-nyambungkan hal yang makin tidak masuk akal untuk orang awam sepertinya. Buta pada seputar dunia mimpi.
Mia juga tahu kalau yang ia temui dalam mimpi bisa saja bukan Kyungsoo yang tertidur di kasur saat itu. Bisa saja ia mengendalikan mimpi tanpa disadarinya dan menghadirkan Kyungsoo, ia juga sudah lupa kapan terakhir mengendalikan mimpi sampai hal seperti itu saja jadi tak disadarinya.
Tapi memang untuk berharap apa salahnya? Pikir Mia.
“Kalau boleh aku jujur, kurasa lebih baik kau berhenti membantunya untuk bangun. Kita serahkan saja pada yang ahli, bukankah keluarganya juga berupaya untuk membantunya dengan pengobatan?” tanya Jooheon sendu.
Sejak membantu Kyungsoo, Mia bahkan tak pernah memperhatikan keadaannya sendiri. Jooheon sampai lupa kapan terakhir melihatnya tertawa lepas. Mungkin ketika ada kabar kalau Chen EXO akan menjadi debut solo. Dia senang bukan main.
Dia ingin melakukan sesuatu, dia ingin membangkitkan Mia yang dulu. Mellow begini sangat bukan gayanya, Mia itu layaknya orang idiot dengan dunia pilihannya sendiri.
“Ayo!” ajaknya menarik tangan Mia agar terbangun. “Kita pergi!”
“Kemana? Aku bahkan belum mengganti pakaianku,” kata Mia menunjukkan piyama berwarna ungu gelap miliknya. Jooheon mengangguk saja sambil tetap menariknya untuk segera pulang dan berdandan.
***
Kalau boleh Mia melongo sekarang, maka dia akan melakukannya. Sayang sekali dia ingat bahwa etikanya penting untuk diterapkan. Dia harus menahan jeritannya dengan susah payah saat seorang Kim Taehyung dari BTS menatapnya dengan senyuman.
“Jooheon gila!” rutuknya pelan sambil mengepalkan tangan. Sedangkan sang empu menahan mati-matian tawanya dari samping.
“Hai, aku Taehyung. Kau mau aku panggil noona atau bagaimana?” tanyanya membuat bulu kuduk Mia berdiri semua. Demi Tuhan yang Maha Kuasa, Mia bahkan ingin duduk sekarang karena takut terjatuh begitu saja. Kakinya sangat bergetar sekarang.
Bayangkan saja! Idol yang benar-benar banyak penggemarnya ini sedang punya jadwal kosong dan menemui Mia untuk melakukan obrolan ringan layaknya seorang teman. Di mana orang-orang rela menghabiskan banyak uang untuk melakukan itu di fansign bahkan waktunya tidak sebanding dengan uang yang mereka keluarkan.
Sedangkan Mia?
Heol, apa kehidupan sedang ingin berbaik hati padanya setelah semua masalah yang terjadi?
Sekarang ia bersyukur punya teman seperti Jooheon. Mungkin pulang dari sana dia akan sujud syukur dan melakukan apapun yang Jooheon inginkan dengan suka rela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Wall
FanfictionKetika si pengendali mimpi bertemu dengan Author Fanfiction yang mengandalkan mimpi untuk tulisannya. Ada yang tahu jika mimpi sebenarnya bisa dikendalikan? Jika tidak, ayo berkenalan dengan Mia Melody. Gadis pengangguran yang punya pekerjaan sampin...