Paper Wall - Tujuh Puluh Tiga

366 87 42
                                    

Mia tersenyum kaku sambil memeluk keduanya singkat. Saling menyapa antar kenalan dengan keramahan yang sedikit palsu. Rasa takutnya masih terasa, apalagi ketika bertemu dengan lelaki riang yang menjadi salah satu saksi kisah Paper Wall tercipta.

Halmeoni, sehat?” tanya Mia memeluk Hana yang sekarang menghampirinya sambil tersenyum. Dia mengangguk sambil mengusap-usap tangan Mia penuh kasih sayang. “Kudengar kau tinggal bersama Jihyun dan Louis sekarang?”

“Iya, begitulah. Tak lama setelah kau pergi, aku diajak mereka untuk menetap di Seoul.”

“Syukurlah kalau begitu, setidaknya kau tinggal bersama orang yang menyayangimu,” sahut Mia.

“Louis?” tanya seseorang yang menyapa Mia barusan dengan ramah. “Bukankah namanya Seo In Guk?”

Louis tersenyum dan bilang, “Kebetulan yang menyeramkan. Sebenarnya nama Korea-ku adalah Seo In Guk, tapi orang lain biasa menyebutku Louis.”

Heol! Bertahun-tahun aku tahu kau dari kembaranku, tapi tak pernah tahu kau punya dua nama! Apa jangan-jangan kesalahpahaman dulu bisa tambah rumit karenaku?” tanyanya dengan mulut yang spontan ditutup oleh tangan.

“Mana ada? Bukankah justru karena hal itu kita bisa menemukan kebenarannya, Baekhyun-ssi?” tanya Louis lalu tertawa bersama lawan bicaranya. Berbeda dengan Mia yang masih gugup sendirian di posisinya menyimak obrolan mereka.

Sadar ada sesuatu yang tak beres, Jihyun menggenggam tangannya penuh rasa simpati. Sebenarnya mulut perempuan tersebut ingin sekali bertanya kemana Mia selama ini. Tapi sebelum bertemu dengan Mia, Hyungwon sudah membuat perjanjian dengannya untuk tak menanyakan hal tersebut.

Atau Mia bisa tak nyaman bertemu dengan mereka.

Padahal sebenarnya, bertanya atau tidak pun sejak awal Mia sudah tak nyaman. Matanya tak juga lepas dari presensi Baekhyun yang sedang asyik mengobrol dengan Louis.

“Eh,” katanya tersenyum sambil melihat Mia. “aku ke sini untuk menemuimu, bukan mengobrol dengan Louis.”

“Benar juga,” sahut Louis menjulurkan tangannya sekali lagi dan mengucapkan selamat. Bergantian mereka melemparkan pujian serta ungkapan atas meriahnya acara hari ini.

Sadar akan raut yang tak biasa, Baekhyun menepuk pundak Mia dua kali dan berkata, “Dia tidak ke sini.”

Sejak awal sebenarnya Baekhyun tahu kalau Mia was-was ketika melihatnya. Jawabannya sudah jelas sekali kalau dia takut Kyungsoo hadir ke acara fansign, semua orang tahu itu walau mereka tidak berkata banyak.

Helaan napas lega keluar begitu saja, Mia langsung menurunkan bahunya yang sejak tadi menegang.

“Ahh, begitu…” katanya mengangguk.















***

Setelah deadline yang menguras fisik serta batin, akhirnya Paper Wall terbit dan disambut baik oleh para penyuka baca. Terutama yang memang mengikuti karya Mia sejak awal.

Yang mengejutkan dari buku terakhir ini adalah karena Mia menuliskan bahwa cerita tersebut diangkat dari kisah nyata. Sebenarnya tidak secara keseluruhan merupakan kisah nyata, karena perlu ada pengembangan cerita dalam bukunya.

Respons pembaca sangat antusias, banyak dari mereka menginginkan Mia mengadakan fansign terakhir sekalian ingin bertanya kebenaran-kebenaran dalam isi cerita. Buku dengan sub-genre fantasi ini ternyata membuka banyak rasa penasaran.

Penjualan buku meningkat pesat. Selain karena sebelumnya ada pengumuman bahwa ini buku terakhir dari Mia, tema Paper Wall pun begitu menarik dari karya-karya sebelumnya. Bahkan banyak yang mengutarakan bahwa orang-orang mulai belajar mengendalikan mimpi.

Paper WallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang