“Mia?” Shin Hye masuk ke dalam kamar putrinya setelah beberapa saat yang lalu Kyungsoo mengantarkannya. Ia sedang terlelap, walau begitu Shin Hye tetap masuk untuk menyimpan beberapa pakaiannya.
Diam-diam ia juga memperhatikan anaknya. Akhir-akhir ini ia merasa Mia lebih banyak tidur dan bergelut dengan tulisannya. Shin Hye memang tidak pernah benar-benar memperhatikan kegiatan apa saja yang Mia lakukan, hanya saja sekarang sedikit berbeda.
Walau tetap manis, di wajah anaknya tampak kantung mata. Selama ia menganggur, Mia tak pernah mendapatkan kantung mata sebesar itu. Anak gadisnya ini selalu tidur cukup karena kerjanya hanya menulis atau mengurus bisnis online-nya.
Shin Hye mulai penasaran, karena hal ini terjadi setelah ia bertemu dengan Kyungsoo. Sejak mereka mulai menjalin hubungan. Mungkin iya Shin Hye tampak selalu tak acuh pada Mia, tapi sebenarnya ia sangat menyayangi dia.
“Kenapa?” tanya Mia baru saja memergoki Shin Hye memperhatikannya. Ibu Mia ini terlonjak dan menggeleng. “Maaf merepotkanmu, eomma.”
“Kau memang selalu merepotkanku.”
“Cih.” Mia mengerucutkan bibirnya mendengar jawaban itu. Meski ia tahu ibunya hanya bercanda. “Eomma, novelku sebentar lagi selesai.”
“Heol, cepat sekali.” Shin Hye duduk di pinggir kasur, menghabiskan waktu bersama putrinya mungkin ide bagus. Ia mengusap kening Mia yang sedikit berkeringat dengan lembut. Setelah itu anaknya menjelaskan bahwa kemampuan menulisnya diacungi jempol oleh Mira, hingga membuat perusahaan penerbitan tak perlu merombak semua isi ceritanya.
Dengan semangat yang terbatas, Mia menceritakan bahwa ia begitu bahagia karena ceritanya akan menjadi buku. Pun menceritakan tentang banyaknya pembaca yang mulai meliriknya di dunia maya karena karyanya.
Shin Hye merasa senang jika Mia bisa sebahagia ini. Bagaimanapun juga ia seorang ibu, sangat bahagia bila anaknya juga bahagia. Shin Hye tak mau melihat anak-anaknya terpuruk, apapun itu, ia akan menjadi orang pertama yang akan menyelamatkan mereka.
“Eomma, sebenarnya aku masih mengantuk. Tapi entah kenapa sekarang aku ingin menonton denganmu,” celetuk Mia asal sambil terkekeh. Tiba-tiba saja ia ingat momen terakhir ketika mereka menonton gosip berdua. Sudah cukup lama.
Shin Hye terkekeh lalu mengangguk, jadi ia memutuskan membantu Mia untuk menonton bersama di ruang keluarga. Bahkan ibunya sengaja membawakan camilan untuk keduanya, mumpung Shownu dan Jung Suk belum pulang kerja.
Sambil menonton, keduanya tak henti-hentinya merasa panas karena gosip terbaru. Terus mengoceh seakan berita yang mereka tonton tak cukup membuat keduanya puas. Pokoknya rempong.
“Eomma kemarin-kemarin menonton drama baru. Setelah gosip ini selesai, kita tonton, ya!” ajak Shin Hye semangat sambil merapatkan selimut anaknya yang duduk meringkuk.
“Aku belum tahu ceritanya.”
“Eomma akan ceritakan kalau iklan nanti.” Mia mengangguk sambil membentuk pose setuju dengan tangannya, lalu ia memirsa lagi televisi sambil sesekali memakan camilannya. Hingga tak lama dari itu, Shin Hye memindahkan channel karena gosip sudah selesai.
Mia mengerutkan keningnya melihat tayangan akhir dari sebuah acara yang baru pertama ditontonnnya. Sambil menunggu drama yang ibunya suka.
“Acara apa ini?” tanya Mia menyelidik sesuatu yang kurang dari dua detik tadi tayang di depannya.
“Ini? Acara dokumenter. Biasanya hanya menunjukkan beberapa keadaan di perkampungan, augh, eomma jadi ingat masa kecil. Dulu eomma juga hampir begitu! Kehidupan zaman dulu berbeda dengan sekarang yang apa-apa sangat mudah. Dulu …”
KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Wall
FanficKetika si pengendali mimpi bertemu dengan Author Fanfiction yang mengandalkan mimpi untuk tulisannya. Ada yang tahu jika mimpi sebenarnya bisa dikendalikan? Jika tidak, ayo berkenalan dengan Mia Melody. Gadis pengangguran yang punya pekerjaan sampin...