Paper Wall - Dua Puluh Enam

447 123 10
                                    

“Jadi, kau bisa memberitahukan penggemarmu kalau salah satu cerita milikmu akan terbit dalam waktu dekat.” Ucapan itu membuat senyuman Mia mengembang. Dia mengangguk antusias dan menyalami Mira Cyntia –kekasih Chanyeol sekaligus kenalannya- dengan semangat.

“Terima kasih! Aku akan mengerahkan yang terbaik!” Mira terkekeh dan mengangguk, kemudian Mia pamit pulang dari perusahaan yang akan menerbitkan bukunya. Gadis itu menaiki bus dan mencoba menghubungi Kyungsoo bahwa naskahnya sudah diterima.

Sebenarnya Mia kurang enak mengirimi Kyungsoo pesan di saat jelas-jelas kemarin malam lelaki itu mengatakan akan sibuk untuk hari ini. Penggarapan film baru sudah dimulai, ditambah lagi Yuh Jung sedang dirawat. Pasti dia makin sibuk, pikir Mia.

Tapi dia benar-benar tak bisa mengendalikan rasa senangnya, dia gemas sendiri. Mungkin iya dulu gadis ini tak berminat untuk membukukan salah satu ceritanya, tapi sensasi ketika Mira memuji naskah dan yakin bahwa karyanya akan melejit membuat Mia senang bukan main.

“Apa aku harus mengunjungi nenek Yuh Jung lagi, ya?” gumam Mia mematikan ponselnya. Setelah diberi kimchi, Mia sesegera mungkin menemui nenek Kyungsoo. Dan itu sudah hampir seminggu yang lalu, dan waktu itu keadaannya tidak terlalu parah.

Saat pandangan Mia tertuju ke luar, ia mendapati Jooheon yang juga mau menaiki bus. Bahkan dia langsung duduk di sampingnya, padahal beberapa hari setelah ucapan permintaan maaf Mia, lelaki ini enggan berkunjung ke rumahnya.

“Kemana mobilmu?” tanya Mia bingung.

“Ada, di rumah.” Mia mengangguk tak acuh lalu kembali melihat ke jalanan. Sebenarnya ini sangat canggung, Mia jadi sulit berinteraksi kalau Jooheon-nya saja bungkam. Terlebih setelah pikirannya menerka bahwa Jooheon masih menyukainya.

Sedikit-banyak itu membuat Mia terbebani.

“Bagaimana novelnya?” tanya Jooheon datar.

“Oh? Lancar. Aku sedang memperbaiki ini-itu supaya bukunya lahir dengan baik,” jawab Mia mengangguk-angguk cepat. Dan jujur, ia tak tahu harus bertanya balik soal apa supaya suasana makin baik.

“Kyungsoo hyung menelponmu.”

“Eh?” Mia buru-buru mengangkat ponselnya, lalu cemberut seketika. Jooheon yang melihat itu lantas tertawa, ia berhasil mengerjai Mia. “Jooheon, apa-apaan kau ini?”

“Habisnya kau diam saja.”

Tak lama dari obrolan mereka, seorang remaja laki-laki memanggil; ‘Oppa’ yang membuat keduanya menoleh bingung. Tentu saja dia memanggil Mia dan dengan antusias bertanya soal kebenaran yang baru saja didengarnya.

“Apa benar kau mau menerbitkan salah satu ceritamu?” tanyanya dari kursi depan. Mia mengangguk semangat setelah tahu bahwa anak ini salah satu pembacanya juga. Lalu mereka berbincang sebentar sebelum akhirnya si laki-laki yang mengaku bernama Na Jaemin ini pergi karena tujuannya sudah sampai.

   "Apa dia perempuan? Kenapa memanggilmu begitu?" tanya Jooheon polos. Segera saja Mia mencubit lengannya.

“Nama penaku, kububuhi Oppa supaya cocok. Omong-omong soal novel, tahu darimana aku akan menerbitkan salah satu ceritaku?” tanya Mia pada Jooheon. Lelaki itu menjawab bahwa dia sering bertanya banyak hal tentang Mia pada Shownu, tentu saja. “Berhenti menanyakanku, apa untungnya?”

“Benar juga,” jawab Jooheon mengangguk-angguk. “lebih baik aku menanyakan pendapatnya soal hubunganku dan Seulgi.”

Mia tak menyahut, dia lebih memilih mengalihkan atensinya ke jendela sambil sedikit cemberut. Ada perasaan di mana ia kurang nyaman dengan kalimat barusan. Seperti ada niat lain yang Jooheon sampaikan padanya. Entahlah apa, mungkin sindiran?

Setelah kejadian itu -mereka bertengakar-, Mia beberapa kali mendapati kedua temannya ini bertemu. Walau kelihatannya Seulgi tampak tak enak untuk dekat-dekat dengan Jooheon, namun lelaki ini terus menarik diri ke dekatnya.

Seperti yang dilakukannya dulu pada Mia.

Bukan, ia bukannya cemburu. Hanya saja sedikit-banyak ia merasakan hal lain pada orang yang berbeda. Ini tentang Kyungsoo. Lelaki yang tak pernah menunjukkan betapa inginnya dia pada Mia. Bahkan hampir berminggu-minggu nyaris menuju bulan mereka menjalin kasih, tak pernah gadis itu mendengar Kyungsoo mengutarakan perasaan sukanya.

Mereka menjalin hubungan hanya karena ingin mencoba. Mia ingat akan hal itu. "Sebenarnya apa yang aku lakukan dengan Kyungsoo sekarang?"

Tak lama dari lamunannya, sebuah telpon masuk membuyarkan suasana. Ia mengangkat tanpa tahu siapa si penelpon, karena ia tak kenal nomornya.

“Halo?”

Mia noona …” Mia menajamkan pendengarannya, sampai ia jelas mengenal suara ini. Suara Mark yang sibuk berbicara walau tak jelas. Seperti sedang menahan tangisan. “ … halmeoni …”

“Kenapa dengan Yuh Jung halmeoni, Mark?” tanya Mia berubah sedikit panik.

“Beliau … meninggal …”

Saat itu juga Mia membayangkan perasaan Kyungsoo. Segera ia memberitahu Mark bahwa Mia akan ke rumah sakit sekarang, ia menghentikan bus dan turun begitu saja. Mengabaikan Jooheon yang memanggilnya dengan terus berteriak karena bingung.

















***

Kini Mia di rumah sakit, menemani Kyungsoo yang dengan lemasnya duduk di salah satu kursi. Anggota keluarga yang lain sibuk mengurus kematian Yuh Jung, jadi ia hanya menemani Kyungsoo yang sedang berkabung.

“Aku belikan minum dulu, ya.” Kyungsoo mengangguk walau tak sedikitpun mendongak karena daritadi sibuk menunduk. Mia sempat mengusap punggungnya simpati dan memberinya beberapa kalimat untuk lebih tabah. Setelahnya, segera saja Mia pergi membeli beberapa minuman untuk Kyungsoo dan keluarganya yang lain.

Tak memerlukan waktu lama, Mia segera masuk ke dalam rumah sakit. Namun langkahnya terhenti ketika Hyo Jin menghadang jalannya dengan wajah yang sembab.

“Aku sungguh tak mengerti kenapa bisa halmeoni menyukaimu,” ucapnya membuat Mia jelas merasa bingung. “kenapa juga harus kau orang yang ingin ditemuinya untuk terakhir kali?”

“Maksud eomma-nim—"

“Kalau kau dan Kyungsoo hanya berteman, apa harus ada kedekatan seperti itu?” tanyanya memotong, sungguh Mia langsung bungkam mendengar ucapannya. “Berhenti mencoba dekat dengan keluargaku.”

Lalu Hyo Jin pergi begitu saja. Meninggalkan Mia yang merasa sakit hati karena ada sesuatu yang baru diketahuinya.

“Apa Kyungsoo belum memberitahu eomma-nim soal hubungan kami?” Dan pertanyaan itu didengar jelas oleh Baekhyun yang berdiri di belakangnya. Baekhyun tahu, Kyungsoo akan mendapatkan masalah baru setelah kematian nenek mereka.

Mia memegang kantung plastik berisi minuman dengan erat, segera ia berbalik dan menunduk. Mengabaikan keberadaan Baekhyun yang memanggilnya. Lelaki itu mengerang, tapi ia segera menghampiri Kyungsoo yang sebenarnya butuh Mia.

Bagaimanapun juga ia tahu, Kyungsoo sangat menyayangi Yuh Jung. Dan ia pasti merasa sangat terpukul sekarang.


























😓😓😓

Paper WallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang