Paper Wall - Tiga Puluh Enam

365 92 14
                                    

“Kau sedang apa di sini? Aku mencarimu daritadi,” ujar Kyungsoo mendekat. Mia yang sedang kembali celingak-celinguk membuatnya ikut mencari tahu apa yang dicarinya. “ada apa?”

“Jangan-jangan mataku sakit?” tanya Mia menunjuk dan mengucek matanya sendiri. “Apa itu? Ada penyakit Astigatism atau sejenisnya.”

“Bicara apa kau ini?” tanya Kyungsoo heran. Mia sendiri masih sibuk mengerutkan kening seperti sedang memikirkan sesuatu. Tapi karena ia benar-benar tak bisa menebak apa yang Mia pikirkan dan malas bertanya lebih lanjut, Kyungsoo segera merangkulnya dan menyuruhnya untuk makan.

Ani … aku harus—Kyungsoo~” Awalnya Mia menolak dan kembali melihat ke sekitar pantai yang tampak dari balkon itu, hanya saja Kyungsoo terus memaksanya untuk turun.

Di tengah perjalanan menuju meja makan, keduanya masih sempat adu mulut yang ala kadarnya. Mia lebih banyak bicara dan Kyungsoo mengangguk-angguk tak acuh. Kemudian itu semua terhenti ketika mereka berpapasan dengan Baekhyun yang sibuk mengangkat ponselnya tinggi-tinggi untuk mendapatkan angle foto yang baik. Mia mencegatnya dan meminta waktu untuk mengobrol nanti, Baekhyun hanya menunjukkan jarinya sebagai persetujuan.

Kyungsoo sempat jadi makin heran, tapi Mia malah menjanjikannya bahwa ia takkan selingkuh. Dih, Kyungsoo kan tidak mengira yang tidak-tidak? Pikirnya.

Eomma-nim, biar aku saja yang bawakan!” ujar Mia meninggalkan Kyungsoo saat melihat ibu kekasihnya melintas membawakan makanan.

“Tak usah.”

Eii~ eomma-nim jangan begitu. Aku akan membantumu.” Senyumnya ia suguhkan cuma-cuma dan bergegas ke meja makan. Hyo Jin memutar bola matanya lalu ikut mendekat ke sana.

Mia menyapa semua anggota keluarga seperti biasa dengan ramah, tentu saja disahuti tak kalah ramahnya oleh mereka. Hyo Jin menatap cemburu, namun tetap melaksanakan kewajibannya. Posisi Mia memang membantu banyak, namun Hyo Jin selalu berusaha untuk mengabaikan itu semua.

Setelah sudah siap makan, Mia yang kebetulan duduk di depan Hyo Jin menatapnya. Sang empu membalas tatapan tersebut, berikutnya Mia hanya tersenyum ramah dan hangat. “Terima kasih makanannya!”

Hyo Jin tak menyahut dan memilih langsung menyantap hidangan di depannya. Tapi ia sempat bergumam tak jelas, entah untuk siapa.

Kyungsoo tersenyum tipis, Mia masih keukeuh berjuang mengambil hati ibunya. Dalam hati ia berdo’a semoga hati ibunya benar-benar akan terbuka untuk Mia.

















***

Selesai makan, Kyungsoo pergi untuk membeli beberapa kebutuhan nanti malam. Rencananya keluarga Kyungsoo akan makan-makan sekalian bakar-bakar ikan di sekitaran vila. Tentu saja Hyo Jin yang mengajak, jadinya Mia tak ikut.

Alasan lainnya karena Irene dan Du Ling sudah menunggu di mobil, makin banyak yang ikut makin merepotkan.

Jadi Mia bertugas untuk membersihkan peralatan makan dan meja. Ia juga sempat mempersiapkan acara untuk nanti malam di taman belakang, biar nantinya tidak usah repot-repot menata tempat.

Heol, kenapa kau bisa sebaik ini?” tanya Baekhyun duduk di kursi di depan rumah. Ia melihat Mia baru saja keluar dari dalam dan meregangkan ototnya sebentar. “Liburan ya liburan, bukan bekerja begitu.”

“Begini risikonya menumpang.” Baekhyun hanya tertawa. Lalu tanpa diminta, Mia ikut duduk di sampingnya.

Kini Mia sedang sibuk memperhatikan lelaki itu yang sedang meneguk jusnya hingga tandas, selanjutnya ia menceritakan apa yang dilihatnya di balkon atas. Perhatian kembaran Kyungsoo ini langsung memusat pada Mia secara mendadak, ia teguk air putih di meja. Sepertinya Baekhyun butuh tenaga yang ekstra karena Mia malah membahas orang di masa lalu. Lagi.

“Aku setuju kalau matamu sakit.”

BUK!

Mia langsung melemparnya dengan bantal. “Aku serius!”

“Ya mana ada orang mati jadi hidup lagi, sih? Aku rasa mungkin tadi hanya salah lihat atau wajahnya saja yang mirip!” kata Baekhyun sambil memutar bola matanya bosan. “Aku tidak percaya!”

“Bisa saja dia reinkarnasi?”

“Mana ada reinkarnasi secepat itu?” tanya Baekhyun sambil menggerakkan jari telunjuknya ke kanan dan kiri, bentuk tak setuju dengan ucapan Mia. Gadis ini hanya mencibir sambil menyandarkan punggungnya ke kursi.

Baekhyun meliriknya sekilas, ia bertanya-tanya kenapa bisa Mia terus penasaran dengan Jihyun yang sudah jelas-jelas meninggal itu? Mungkin wajar jika ia bertanya tentang siapa saja perempuan yang dekat dengan Kyungsoo, tapi menanyakan seseorang yang sudah meninggal rasanya kurang wajar.

“Apa jangan-jangan ada yang kau sembunyikan, ya?” tanya Baekhyun menyenggolnya sekilas. Mia hanya menggerutu sambil mengalihkan tatapan dari kembaran kekasihnya. Ia masih ragu untuk menceritakannya pada Baekhyun, lagipula mungkin memang Mia salah lihat, kan?

“Mungkin aku hanya kepikiran, rasanya Jihyun ada di mana-mana. Jadi salah mengira atau sejenisnya,” jawab Mia sambil memejamkan mata dan menyandarkan punggung ke kursi. Tapi yang namanya Baekhyun akan tetap mencaritahu sampai Mia mengatakannya. “aduh, berisik!”

Mia mengubah posisi duduknya jadi ke arah yang berlawanan dengan Baekhyun. Saat ia membuka mata, tatapannya bertubrukkan dengan Hyo Jin. Segera ia menegapkan duduknya dan bertanya-tanya kenapa bisa Hyo Jin sudah pulang dari acara belajanya.

Hyo Jin mendekat dan melemparkan handuk di tangannya asal, ia menarik Mia untuk berdiri sampai Baekhyun sendiri pun ikut terkejut karena baru menyadari keberadaan ibunya.

Eomma …”

“Apa begini caramu untuk masuk ke keluargaku?” tanyanya nyaris berbisik walau penuh penekanan. Mia menggeleng sambil menelan ludahnya, ia jadi gugup bukan main. “Untuk apa mencaritahu masa lalu anakku? Sudah jelas-jelas dia takkan menyukai hal itu!”

“Bukan begitu, eomma-nim. Aku tidak ada niatan untuk mengungkitnya, hanya saja—"

“Berhenti beralibi, Mia Melody.” Perkataan yang sarkas itu membuatnya langsung diam, air muka Hyo Jin benar-benar menunjukkan ketidaksukaan. “Aku sudah tak menyukaimu sejak awal.”

Eomma …” panggil Baekhyun bermaksud menengahi. Mia memberikan tatapan yang sulit ditebak lalu melepaskan pegangan Hyo Jin pada dirinya. Padahal sejak datang, Mia selalu menunjukkan sikap terbaiknya. Bahkan sebelum itu pun dia berusaha sebaiknya.

Tapi melihat balasan Hyo Jin saat ini membuatnya heran bukan main. Kenapa bisa dia benar-benar hanya melihat Jihyun daripada dirinya?

Mobil Kyungsoo terparkir di depan, ketiga orang yang baru pulang belanja itu menatap bingung dengan suasana sekarang. Namun belum sempat bertanya apa-apa, Mia langsung mengangguk sopan sebagai salam pamit dan lari begitu saja ke luar.

“Eh, Mia!” Kyungsoo meminta penjelasan dari kedua orang yang ada di depannya, tapi itu bukan hal yang penting untuk sekarang. Apalagi keduanya hanya diam. Segera ia menyerahkan kantung plastik berisi makanan pada Baekhyun dan bergegas menyusul Mia.

Baekhyun menghela napas, ia menatap ibunya dengan raut pasrah. “Bukankah eomma sudah berlebihan?”

Lalu ia meninggalkan Hyo Jin yang sedang mengatur napas emosinya di tempat.

	Lalu ia meninggalkan Hyo Jin yang sedang mengatur napas emosinya di tempat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Paper WallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang